Friday, April 29, 2016

Alat Membuat Kue (1) : Alat Ukur

Akhirnya...
Aku sempatin juga nulis blog dengan topik ini. Sebenarnya ini sudah lama banget di request teman-teman yang baca blog-ku. Sejak diawal-awal aku masih heboh-hebohnya nge-blog dulu. Baru bisa terwujud sekarang disaat akupun udah mulai jarang nge-blog. Ada yang nanya kegunaan alat, ada yang nanya peralatan baking buat pemula, bahkan ada yang minta aku nulis tentang dapurku. Selama ini belum sempat aku penuhi karena selain sibuk, aku juga bingung gimana format penulisannya supaya pas dan gak kepanjangan n' ngebosenin. Lagipula aku punya blog satu lagi Cameliakitchen yang membahas beberapa kitchen gadget. Tapi mungkin kurang personal yah, jadi masih ada aja yang menanyakannya di blog ini. Kali ini gak hanya personal, tapi juga lebih dalam....*duileeee apa coba!*

Jadi kali ini aku putusin untuk membuat berseri aja.... supaya bisa dibahas per-kategori. Dengan cara ini mudah-mudahan tidak hanya bermanfaat buat yang baru mau belajar baking atau pemula, tapi juga buat yang udah pro dan ingin berdiskusi atau memberi masukan tentang peralatan yang aku pakai didapurku. Karena menurutku, peralatan membuat kue ini relatif sekali, kebutuhan orang bisa berbeda-beda. Dulu waktu masih coba-coba baking, aku beli alat seadanya saja. Trus mulai ikutan milis dan bertemu teman-teman yang punya hobi sama. Peralatanpun mulai bertambah. Sekarang, aku mulai tau apa yang aku butuhkan dan gak terlalu tertarik lagi beli kitchen gadget yang imoet-imoet. Sekarang aku lebih fokus ke fungsinya. Mungkin karena faktor usia juga kali ya....*ehemmm...udah tua euy!* jadi gak semenggebu-gebu dulu lagi buat beli peralatan baking. Kalau ada ide, maupun saran, silahkan lho ya di komen.

Kita mulai dengan alat ukur. Menurutku alat ukur ini termasuk yang wajib punya. Gak harus timbangan digital yang super canggih, timbangan manual yang murah meriah juga udah ok. Kalo budget belum cukup juga beli timbangan? cari deh gelas ukur atau measuring cup, cuuussss....siap diajak bikin kue dari resep yang pake ukuran cup. Biasanya resep dari Amerika mayoritas menggunakan cup. Yuk, kita bahas alat ukur satu persatu.

 Timbangan


Timbangan digital tentu akan bikin acara baking kita lebih mudah. Semua bahan yang dicampur, cukup ditimbang dengan satu wadah. Apalagi dengan timbangan digital, kita bisa mengukur bahan dengan unit terkecil (1 gr). Kita juga bisa merubah ukuran gram menjadi pound (Lbs) jadi gak perlu konversi lagi. Saat membeli timbangan digital, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan beratnya. Ada yang hingga 3 kg (untuk dapur biasanya segini udah cukup) hingga 5 kg. Selain itu juga daya tahan batrenya juga bisa dipertimbangkan. Timbangan digital ada yang memakai batre tipis seperti koin, ada juga batre kecil biasa. Biasanya batre koin lebih tahan lama dibanding timbangan yang pake batre biasa.

Kalau ada rejeki lebih, boleh beli timbangan yang paling bagus. Tapi, yang biasa saja juga fungsinya sama dan cukup tahan lama juga (mengingat ini cuma timbangan, kecil kemungkinan akan dibanting...hihihihi) Punyaku aja sampe sekarang masih oke, usianya hampir 8 tahun. Dari warnanya waktu beli putih banget, sekarang udah kuning gading saking lamanya. No problemo, karena walaupun udah berubah warna, yang penting bersih dan masih berfungsi dengan baik. Ku anggap aja ini timbangan vintage...*kekinian*...ehem..

Timbangan analog (manual) juga gak bisa dipandang sebelah mata. Cukup banyak resep di blog ini yang aku bikin dengan timbangan analog. Harganya beragam dan pilihannya banyak. Buat yang masih coba-coba baking atau hanya sesekali, timbangan manual pilihan yang tepat. Malah saranku, walaupun punya timbangan digital, timbangan manual jangan ditinggalkan. Ini bisa jadi penyelamat disaat baking, batre timbangan digital tiba-tiba mati. Apalagi ketika baking tengah malam....(pengalaman pribadi...hiks! one of the things I learned the hard way...*tears*)

Kekurangannya, ya memang harus selalu di-adjust dulu tiap kali mau digunakan, puter dikit kekiri, puter lagi kekanan...sampe arah jarumnya pas...hehehe... selain itu, harus selalu stabil. Senggol dikit, lha jarumnya udah berubah. Makin sering digunakan, makin kita terbiasa melihat arah jarumnya, jadi makin cepat buat nimbang-nimbang. Lumayan kan...



Measuring Cup/Mangkok ukur


Namanya bisa measuring cup, mangkok ukur ataupun mangkok takar. Pertama baking dulu,  measuring cup ini lumayan sulit dicari, hanya ada ditoko yang menjual peralatan import atau di mal-mal premium. Tapi sekarang hampir semua toko bahan kue maupun supermarket menjual measuring cup ini. Kalo gak ada juga, coba iseng lihat gelas  ukur cairan biasa, terkadang ada yang pake ukuran cup juga lho. Aku malah pernah lihat gelas ukur dari plastik yang murah meriah tapi dilengkapi dengan ukuran cup. Saat beli measuring cup, coba dihitung jumlah cupnya. Semakin banyak pilihan semakin baik. Rata-rata dapat 4 cup ( ukuran 1 cup, 1/2, 1/3, 1/4) walaupun dari 4 cup ini sudah cukup untuk mendapatkan semua takaran cup, tapi ada juga yang sampai 5 ditambah ukuran 1/8. Aku malah punya cup yang udah tua banget, yang aku beli di supermarket di Atlanta dulu (era 95-an...hiiiks tuanya dakuuuu...), walaupun dari plastik murah, tapi ada 6 cup ( ukuran 1 cup, 3/4, 2/3, 1/2, 1/3, 1/4). Ini cocok buat aku yang matematikanya pas-pas-an...hehehehe

Untuk bahannya juga macam-macam. Ada yang dari stainless, plastik, silikon sampe keramik. Bentuknya juga lucu-lucu. Tapi kalo aku lebih suka yang dari plastik aja karena ringan, dan modelnya juga biasa saja. Cara pakainya juga simple. Bahan yang diukur tinggal diratakan dengan cupnya. Dulu aku punya yang bentuknya seperti kembang dan berwarna-warni. Tapi susah buat dibersihkan karena ada lekukkannya dan kadang tepung juga suka nempel disudut-sudutnya.

Apapun bentuk dan bahannya, yang penting fungsinya. Lagian kalo yang murah sudah bisa memenuhi kebutuhan, maka gak ada alasan juga buat beli yang mahal. O ya, buat yang suka nanya 1 cup berapa gram, please deh, belilah alat ini atau coba cari konversinya online. Kalo nanya sama aku, percuma saja, karena aku gak ingat. Lagi pula, 1 cup tepung dan 1 cup kacang almond, tentu beratnya beda. Gak mungkin aku hapal semua. Apalagi yang minta aku merubah ukuran resep dari cup ke gram...ampun deh, gak sanggup! *angkat tangan*

Sendok Ukur/Sendok Takar


Walaupun bisa dengan sendok makan dan sendok teh biasa di rumah. Untuk bikin kue, aku selalu berpatokan pada sendok ukur, supaya bisa dapat ukuran yang sama. Misalnya untuk jumlah coklat bubuk dalam adonan kue. Sendok ukur sama dengan measuring cup, terdiri dari beberapa ukuran. Mulai dari 1 sendok makan, sampai yang paling kecil, a pinch (sejumput). Ada yang plastik, dan ada juga yang stainless. Kadang ada juga measuring cups yang dalam rangkaiannya dilengkapi dengan sendok ukur, two in one, yeah!

Sama seperti measuring cup, aku lebih suka sendok ukur yang biasa saja. yang pemakaiannya gak rumit-rumit. Ada beberapa sendok ukurku yang semula aku kira mempermudah, ternyata ribet saat mau dipakai. Contohnya, ada sendok ukurku yang hanya terdiri dari satu sendok. Kita tinggal geser tutupnya untuk setiap takaran yang dibutuhkan. Ribetnya, saat tangan kanan pegang mikser, tangan kiri jadi sibuk geser-geser tutup sendok. Sebel. Malah daripada pake sendok ukur yang ribet itu, aku lebih suka pake sendok rumah aja.Tapi tentu gak bisa exact ukurannya.


Gelas Ukur/Gelas Takar 


Atau dikenal juga sebagai measuring jug. Ini mungkin lebih familiar dibanding measuring cup. Lebih sering kita temukan. Biasanya digunakan untuk meangukur cairan dalam mililiter. Ada beberapa gelas ukur yang juga menuliskan bahan dengan ukuran gram (misalnya Flour 100 gr), tapi itu jarang banget digunakan. Karena aku sendiri sampe sekarang masih percaya sama timbangan untuk ukuran berat dan hanya menggunakan gelas ukur untuk ukuran liter. Dibeberapa gelas ukur juga ada lho untuk ukuran cup nya. Jadi yang gak punya measuring cup, bisa juga pake gelas ukur ini. Malah kalau sudah ada measuring jug yang udah ada cupnya, gak perlu terburu-buru beli measuring cup. Praktis banget.

Sama seperti alat dapur lainnya, ada harga, ada rupa. Gelas ukur ada yang dibuat dari bahan gelas tahan panas (contoh pyrex), plastik dan akrilik. Tergantung mana yang suka aja. Kalo yang bahan kaca, walaupun berat, bisa digunakan untuk mengukur cairan panas, bahkan mendidih sekalipun, tanpa rasa khawatir. Juga mudah dibersihkkan setelah digunakan untuk mengukur bahan minyak. Aku sendiri lebih suka yang bahan akrilik, karena ringan dan cukup stabil untuk bahan panas, juga mudah dibersihkan. Bahan plastikpun cukup bagus, apalagi kalau perlu yang ukuran besar (1 liter keatas) karena selain harganya murah, pilihan ukurannyapun banyak. Pastikan saja gelas ukurnya terbuat dari plastik yang aman untuk makanan.


Thermometer



Thermometer ini bukan buat mengukur suhu udara ya, tapi thermometer dapur. Sengaja aku bahas terakhir karena memang gak begitu penting amat. Kecuali bagi yang suka bikin kue yang menggunakan cairan panas. Aku sendiri memakai thermometer dapur ini untuk membuat marshmallow dan macaroon (yang sampe sekarang gagal melulu). Thermometer dapur sendiri ada bermacam-macam, ada yang untuk mengukur suhu daging-dagingan yang dipanggang, ada juga termometer permen (candy) atau gula panas. Sama seperti timbangan, termometer juga ada yang digital dan ada juga yang manual.

Aku punya yang digital, kelebihannya angkanya jelas tertera dan punyaku ini termasuk yang bisa digunakan pada daging dan juga untuk cairan. Tapi masalahnya, termometerku ini memakai batre jam. Terpaksa dibawa ke toko jam buat ganti batre. Malesnya lagi, karena jarang digunakan, aku jadi gak ingat berapa lama udah ganti batre. Giliran mau digunakan batrenya abis. Sekarang aku lebih suka pakai thermomenter gula yang manual aja. Yang bacanya sama seperti baca thermometer Ava kalo lagi demam...hehehehe... So far, aku cukup puas. Harganya lebih murah 3x lipat dari thermometer digital, plus bebas batre. Lagi pula, aku hampir gak pernah mengukur suhu daging saat dipanggang, cuma buat ngukur gula doank. Jadi ini sebenarnya sudah lebih dari cukup buat ku.


Oke deeehhh.... cukup sekian dulu sesi tentang pertama peralatan baking, yang ngebahas segala alat ukur yang bisa digunakan di dapur kita. Duileee... setelah aku baca, ternyata panjang juga ya celotehanku kali ini. Padahal gak semua isi hati lho yang dikeluarkan...*yeeee*...hehehehe... oh, well...mudah-mudahan yang baca blogku gak ketiduran yaaaa....