Search This Blog

Showing posts with label beef. Show all posts
Showing posts with label beef. Show all posts

Monday, October 1, 2018

Rendang Daging



Hello...hello...siapapun yang masih baca blog Sayah...thank you yaah.... walaupun updatenya kembang kempis. Tapi sebenarnya udah beberapa kali bikin-bikin setelah postingan terakhir, tapi yaah...namanya mesti pake laptop tentu tidak segampang yang bisa dikirim via handphone kan? hiiks...alasan! tapi memang begitu koq, kayaknya terbantu banget kalo bisa dikirim seperti nge-mail aja. Mana opsinya sekarang macam-macam, selain FB dan IG, ada lagi Cookpad tempat orang-orang mencari dan berbagi resep. Lebih simple aja. Tapi yaaah tentu saja gak se-personal blog. Aku sendiri akan terus berusaha nge-blog, soalnya banyak banget ceritanya disini, undah kayak my online diary gituuu...

Well...
Sekarang aku mau posting resep rendang aja deh. Salah satu makanan kondang se-dunia yang sebenarnya asli Indonesia...ehem... makanan yang selalu hadir diacara besar maupun gak begitu besar dirumah...hehehehe... Rendang yang aku posting ini hasil mengingat-ngingat ajaran almarhumah Ibuku. Dulu sebelum berangkat merantau, aku dipanggil Ibuku. Dia nyuruh aku nyatat beberapa resep masakan yang menurutnya aku bakalan kangen selama jauh dari rumah, yaitu asam padeh, bistik ayam dan rendang!. Aku sih oke aja nulis semua yang disebutkan Ibuku, padahal waktu itu aku masih alergi banget masuk dapur (masih kelas 1 SMA euyy...). Gak heran, sampe berapa lama tamat kuliah, barulah resepnya aku praktekkan satu per-satu. Itupun setelah Ibuku saudah gak bersama kami lagi. Alfatihah ya buat Ibuku...

Nah, karena sering berpindah-pindah, buku catatannya pun entah kemana. Syukurlah aku udah pernah posting resep asam padeh ala Ibuku di blog ini. Tapi resep rendang dan bistiknya blom sempat. Alhamdulillah, Ibuku itu orangnya kalo menjelaskan suka memakai tangan dan aku anaknya visual banget. Jadi apa yang disampaikan ibuku terekam juga dikepalaku. Misalnya, seruas jari, ibuku langsung mempraktekkan pake jarinya. Jadi waktu aku mecoba membuat rendang beberapa waktu lalu, aku hanya bermodalkan mengingat omongan Ibu. Pertama aku catat bahan yang vital dalam pembuatan rendang, seperti santan dan cabe, barulah selanjutnya aku mengingat bumbu lainnya dari bayanganku sewaktu duduk bersama Ibu. Syukurlah, sepertinya berhasil aku susun lagi resepnya. Rasa rendangnya cukup enak dan terasa authentic. Bahagiaaaaaa banget rasanya. Memang, kadang-kadang hal kecil kita ingat lagi dan kita hargai disaat orangnya sudah gak ada yaa...jadi kangen Ibuku :-(



Oya, ada pesan Ibuku soal rendang ini (maklum, Ibuku berdarah Pariaman-Kerinci), beliau wanti-wanti selalu memakai santan segar. Akan beda rasanya kalau santan segar diganti santan kemasan. Tapi kalo kepepet, gak papa. Tapi harus diingat kalo pakai santan kemasan, mesti lebih kental. Kalau aku sendiri selama proses memasak rendang itu sambil mencatat beberapa hal. Yaitu selalu gunakan panci yang beralas tebal, agar rendang tidak cepat gosong dan cukup waktu untuk mengempukkan daging. Cara mengaduk juga harus berhati-hati, sebaiknya diaduk balik dari pinggir wajan/panci dari pinggir, kebawah lalu ketengah secara berlahan agar daging tidak hancur. Ada orang yang suka ditumis dulu dengan sedikit minyak bumbu dan dagingnya, ada juga yang langsung dimasukkan semua bahan. Aku pake yang ditumis dulu sebentar dengan sedikit minyak. Tapi aku rasa mau langsung juga gak begitu signifikan bedanya.

Ibuku pernah bilang, perempuan Minang itu kreatif mengatur menu tanpa ribet. Hari ini bikin gulai daging, trus dipanasi jadi kalio, dipanasi lagi jadi rendang...hehehhe... ada beberapa orang menganggap saat menjadi "Kalio" itu sudah dikatakan rendang. Tapi sebenarnya rendang itu dimasak lebih lama lagi daripada kalio. Kuahnya jadi kehitaman. Kalau mau menjadi rendang, saat mulai menjadi kalio maka harus lebih rajin diaduk agar tidak gosong. Ada juga yang setelah menjadi rendang, diberi kelapa sangrai yang sudah dihaluskan menjadi bubuk. Tapi kalo aku gak pake, selain karena rada ribet, ibuku juga gak ngajarin begitu. Tanpa tambahan itupun, rendang ini sudah cukup nendang koq rasanya dan siap-siap serumah jadi wangi rendang selama pembuatannya.

Sooo...bagi yang mau nyoba bikin rendang, dan belum punya resep andalan, silahkan dicoba rendang ala Ibuku ini ya. Disini semua takarannya aku pake gram aja, karena menurutku kalau pake jari, kasian yang jarinya gak se-gembul jariku...bisa kurang bumbu...hahahaha....




RENDANG DAGING
Hj. Ani Farida Hasip

Bahan :
1 kg daging sapi, paha (potong-potong sekitar 25-30 potong/kg).

Bumbu diblender :
250 gr cabe merah keriting
150 gr bawang merah
50 gr bawang putih
15 gr jahe
15 gr lengkuas
3 butir kemiri

3 batang sereh, ambil putihnya saja, geprek
Daun kunyit sobek-sobek, buat simpul
Minyak sayur untuk blender bumbu (dipakai untuk menumis)
1,5 liter santan dari 4 butir kelapa
Garam halus secukupnya.


Caranya :


  • Blender bumbu dengan minyak sayur hingga benar-benar halus.
  • Tumis bumbu hingga aromanya keluar, masukkan daging, aduk rata, biarkan hingga air dari daging berkurang.
  • Masukkan santan, daun kunyit dan sereh. Aduk rata. Gunakan api kompor sedang saja. Sesekali diaduk agar santan tidak pecah.
  • Setelah bumbu dan santan menyatu dan terlihat seperti kalio, keluarkan daun kunyit dan sereh. Beri garam. Aduk, koreksi rasa. Masak dan aduk berlahan hingga rendang mengering dan berwarna coklat tua.
  • Untuk mendapatkan rendang yang pekat, aduk balik berlahan lebih sering agar rendang tidak lengket dipermukaan wajan/panci. Setelah berwarna coklat tua atau kehitaman, angkat.














Wednesday, March 16, 2011

Rawon


Kalo di itung-itung, sejak merit, aku masak hanya beberapa kali, itupun yang sukses cuma beberapa.. hum...kalo gak sukses sih, gak perlu di bahas...*malu-maluin*...hehehe... kalo rawon yang aku bikin tadi pagi ini, bisa di kategorikan sukses. Sekarang aku baru mengerti, kalo masak, lebih baik aku bertahan mengikuti resep daripada menciptakan masakan sendiri. Sejauh ini, hampir semua masakan yang aku bikin pake ilmu "kira-kira", sepertinya gagal semua....yeah, kalo di bilang gagal total si nggak, masih bisa di makan koq, cuma rasanya aja yang gak karuan... cocok lah buat sajian orang yang lagi mati rasa...whoa ha ha ha..

Anyway,
Niatku bikin rawon ini udah lama. Selain si Mas yang arek Malang (sekali-kali bikin senang suami..*giggles*), aku pun suka, keluargaku juga suka. Papaku dan Abang-abangku waktu di Malang, sibuk hunting rawon. Kalo di Jakarta pun, Papaku suka order rawon kalo di resto. Sebenarnya, kalo mau bikin rawon, banyak koq bumbu instant di supermarket. Bahkan ada istri teman Papaku, Tante Tris, yang sering bolak-balik ke Malang buat jenguk anaknya yang sekolah di sana, ngasih tau kalo di salah satu pasar di Malang (lupa namanya) ada yang jual bumbu rawon seger yang enak. Tinggal bawa ke Jambi, trus di freezer. Tapi, aku lebih suka kalo bikin sendiri bumbunya. Maklum, hasrat terpendamku pengen jago masak kayak Ibu-ku dulu. Walaupun malas masak, cita-citaku tinggi lho..hihihihi...

Akhir-akhir ini aku ngeliat si Mas makannya rada ogah-ogahan. Mungkin dia kangen masakan kampungnya kali (maklum, di rumah menunya Sumatra banget. Bosen dia..hehehehe). Kebetulan pas jalan ke supermarket, ketemu sama kluwek/kluwak. Aiih...padahal sempat persimis bisa bikin rawon sendiri, soalnya, di Jambi susah nyari kluweknya. So, aku langsung aja beli, supaya cita-cita bikin rawon buat si Mas segera terwujud. Apalagi aku baru beli buku yasaboga "Koleksi 120 Resep Masakan Sapi" waktu ke toko buku sama Papaku. Disitu ada resep rawon buntut, tapi kalo aku ganti dengan daging sapi biasa, rasanya gak masalah. Lagian, aku suka deh sama resep masakan Yasaboga, enak dan rasanya authentic banget. Dulu aku pernah nyoba bikin soto Tangkarnya...syedeeeeeppp. O ya, sekalian aku juga mau coba memanfaatkan slow cooker-ku untuk bikin rawon, siapa tau berhasil...(biasaaa..kalo lagi 'hot' sama satu barang, mau di pake teruus, sebelum bosen!).

Sempat ragu gimana caranya milih kluwek, jadi aku pilih berdasarkan insting aja *ehem*. Trus masalahnya sekarang, kluweknya diapaiiiinn??? hihihihi.... well, ini nih kesimpulan yang aku dapat setelah ngerusuhin teman-teman milis NCC yang ada di list BBM ku... pertama, pilih kluwek dengan digoyang-goyangkan, kalo bunyi, bagus. Kluwek yang segar, kalo di pecahkan, isinya kecoklatan dan sedikit benyek. Kalo udah lama, akan kering, keras dan ada yang menjadi bubuk. Setelah daging kluwek dikeluarkan, siram dengan air panas sebentar agar lunak. Buang air rendamannya, daging kluwek siap buat dihaluskan dengan bumbu lainnya. Simpel kaan??? well, kalo ngeliat aku tadi, gak ada simpelnya. Mulai bikin dapur heboh tiap kali aku ngegetok kluwek pake ulekan, kluweknya terlepas dari tanganku *aku takuuuuttt!*, jatuh dan berjalan ke semua penjuru dapur, sampe mengerahkan si Umi dan si Ibu yang nyuci di rumah buat "menggeledah" dapur nyari kluwek terbangnya. Setelah ketemu, malah bingung mesti diapain lagi...hahahaha...

Atas saran kak Ika, bumbu halusnya aku tumis hingga benar-benar matang. Lagian, aku gak suka banget aroma kluwek mentah. Gak enak. Tapi, setelah semua di tumis dengan bumbu lainnya, aromanya wangiiii. Dagingnya aku potong rada besar (jelas, harus ada beda dong rawon buatan ku sama beli di warung...hehehe), sekitar 2 x 2 cm lah. Trus di rebus sebentar di panci biasa supaya ada kaldunya. Kaldu daging itu aku saring dulu sebelum di gunakan, supaya bersih aja. Setelah bumbu selesai di tumis dan air kaldu selesai, semua aku campurkan kedalam slow cooker sambil di aduk rata. Perkiraanku akan memakan waktu lama, ternyata 2,5 jam aja dagingnya udah lembut. Mungkin karena di potong kecil kali ya. Aku tambahkan sedikit kaldu sapi bubuk supaya rasanya lebih nendang....wuiih uenaaakk...

Sayang, giliran aku bisa bikin rawon, Papa-ku malah baru dilarang dokter makan daging merah. Trus waktu si Mas makan siang, gak ngasih tau aku, jadi aku telat nawarin rawonnya, dia udah keburu makan yang lain....sediiiiiiihhhh banget...hiks! hiks! hiks!. Tapi senang lagi karena sorenya si Mas makan rawonnya banyak bareng kak Ika, Riri, Dea dan Tona...horeee.... Tadi rawonnya juga aku suruh si Muji (supir Bokap) nganterin ke rumah kak Ari biar bisa ngerasain juga. Alhamdulillah...komentarnya positif semua tuuuh. Gak sia-sia deh daku nanya kesana kesini cuma buat bikin rawon doank...hahahaha....



RAWON
Yasaboga

Bahan :
1 kg buntut sapi siap olah (aku pake 600 gr daging sapi, potong kotak kecil)
2 lbr daun salam
2 cm lengkuas, memarkan
1 btg serai, memarkan
4 lbr daun jeruk, sobek-sobek
1 sdm air asam yang ketal

Haluskan :
1/2 sdm ketumbar sangrai
5 bh kluwek, ambil dagingnya, rendam air panas, sisihkan air perendamnya
4 bh kemiri
4 bh bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm kunyit cincang (aku sangrai sebentar)
2 sdt garam (secukupnya)
aku tambah 1 sdm kaldu sapi bubuk

Pelengkap :
Toge pendek
Daun kemangi dan ketimun segar
Kerupuk udang
Sambal bawang merah

Cara membuat :
Rebus kembali buntut dengan 1500 ml air baru bersama 1 sdt garam, serai, daun salam, daun jeruk dan lengkuas.

Tumis bumbu halus dengan 4 sdm minyak goreng hingga harum. Aduk-aduk dan tuangkan ke kuahnya. Masak kembali hingga seluruhnya matang, cairan kaldu lk.1000 ml dan daging buntut empuk.

Kalo aku, daging di rebus sebentar, saring airnya. Sisihkan. Lalu masukkan bumbu halus yang sudah di tumis ke dalam mangkuk slow cooker, bumbu yang di memarkan dan daun-daunan. Tuang air kaldu yang sudah di saring dan dagingnya. Aduk rata. Masak dengan slow cooker suhu 'high' selama 1 jam, lalu turunkan suhu ke 'low' selama 1,5 - 2 jam. Sajikan.

Thursday, March 3, 2011

Slow Cooker Pot Roast

Berbulan-bulan lalu (tahun lalu donk..hihihi) aku lagi nongkrong sore di markasnya milis NCC di matraman sama si Arni, dia cerita soal slow cooker. Katanya, slow cooker itu oke banget buat di miliki, bisa bikin macam-macam tanpa susah payah. Contohnya, kalo Arni suka pake slow cooker buat bikin bubur ayam. Malam sebelum tidur, tinggal masukkan beras dan ayam dan bahan lainnya ke dalam slow cooker, besok paginya, udah siap bubur ayam dengan potongan-potongan ayam yang empuk. Wuiiihhh...gimana aku gak naksir berat pengen punya slow cooker. Padahal semula aku itu cerita mau beli panci presto *hihi* Karena sama-sama gak butuh-butuh amat, aku pilih beli slow cooker, selain harganya gak mahal (gak perlu mikir n' milih lama-lama), aku mau juga dong makan bubur ayam enyak seperti buatan Arni...hehehe..

Seperti biasa, kalo lagi hot pengen something, aku akan berusaha mendapatkannya as soon as possible. Pengen beli yang merknya sama seperti punyanya si Arni, tapi tempat belinya rada jauh. Sampe akhirnya pas lagi jalan sama si Tona, ketemu slow cooker di supermarket gede dekat rumah. Merknya beda sama punya Arni, tapi karena yang penting harus ada slow cooker secepatnya *ehem* . Langsung ambil satu, bawa pulang dan masuk lemari...hahahaha.... sampe lamaaa di dalam lemari dan gak di apa-apain. Waktu si mas pulang ke Jambi bawa mobil, slow cookernya aku titipkan sekalian. Yep, sampe Jambi, masuk lemari lagi...sampe lama jugaaa...hahahaha...


Tapi beberapa hari terakhir ini, udah aku niatin mau nyoba pake slow cookernya. Udah pasti mau bikin pot roast aja, gara-gara mupeng ngeliat pembuatan pot roast di youtube. Selain caranya gampang banget, juga gak malu-maluin kalo di sajikan di meja makan. Keliatan seperti makanan serius...hihihi...*apaa cobaaa*. So, waktu ke supermarket sama bang Riri n' the gank, aku mulai beli daging dan kentang. Tapi gak bisa langsung di bikin, karena Minggu ini temasuk hari sibuk di keluargaku. Hari Minggu lalu, ada resepsi khitanan-nya si Abel, trus hari Senin-nya si Dea ada mini concert dari sekolah musiknya di mall. Hari Selasa, jadwalnya ngurusin pengajian rutin di rumah. Aku baru bisa bikin kemarin pagi, rencanaya sih buat makan malam. Tapi gak jadi, soalnya kemarin kak Ika, busu (Paman) Tamam dan nyai (Nenek) Syamsidar (Ibu dan adiknya nya almarhum busu Lahmuddin yang baiiik banget sama aku) berangkat umroh. Waduuuh, kemarin itu di rumah heboh banget, kayak mau ngantar berangkat haji aja, bandara sampe penuuuh...hahahaha...

Karena kemarin dari bandara semua langsung di ajak Papa makan di luar, pot roast yang udah matang aku pisahkan sayur, air dan dagingnya dan aku simpan di wadah kedap udara trus dimasukkan ke kulkas bagian bawah aja. Baru aku hangatin lagi siang tadi. Si Dea dan abangku Riri udah gregetan nungguin aku yang sibuk foto-foto dulu, sementara mereka udah pada pegang piring lapar berat...hihihihi... Alhamdulillah, si Dea suka banget sama pot roastnya. Selama aku manasin pot roast, dia sibuk nyomot daging potongan kecil yang udah aku hangatin duluan. Sayang, dia cuma suka roast sama gravy nya aja, gak mau makan yang lain. Karena Bundanya gak ada, dia ngerasa bebas-bebas aja ogah makan yang serius..hahaha... kalo abangku Riri, juga bilang enak, cuma katanya dagingnya kelewat lembut. Ok deh, next time, pake slow cookernya 9-10 jam aja, instead of 12 jam seperti kemarin. Jadi masih berasa chewynya.

Aku sendiri, suka banget masak cara begini, kayaknya pas banget deh sama aku yang malas masak-masak seharian di dapur. Semua tinggal cemplung dan tunggu. Aku bisa ngerjain yang lain. Mungkin karena dimasak dengan suhu rendah dan jangka waktu yang lama, rasanya tasty banget lho. Dagingnya empuk dan sayuran di bawahnya juga jadi lembut, tumben kali ini aku mau makan wortel..hehehe.. Rencana semula, aku mau masukin kentang sekalian, biar pada masak bareng, jadi gak repot nyiapinnya. Tapi aku kelupaan *ehem* masukkin kentangnya. Akhirnya, aku bikin mashed potatoes aja. Gak tega juga ngasih daging, sama bawang n' wortel doang...hihihi... tapi, next time, kentangnya pasti aku masukkan sekalian, jadi gak repot. Setelah jadi, bisa langsung makan, semua udah matang bareng, gak perlu ngancurin kentang terpisah segala.

Cara pembuatannya pun di youtube ada macam-macam, ada yang dagingnya langsung di masukkan, ada juga yang di coklatkan dulu di wajan baru masuk ke slow cookernya. Aku pilih yang di coklatkan dulu untuk memperkaya rasa. Gak sia-sia deh aku baca bukunya Julia child, kali ini aku praktekkan tipsnya. Sebelum di masukkan ke wajan, dagingnya aku tepok-tepok dulu pake tissue, jadi gak ada air di bagian luar daging. Ternyata bener lho, dagingnya coklat dan cepat meratanya. Untuk bumbunya, ada yang pake kaldu instant, sup instant kaleng, ada juga yang cuma di bumbui kecap inggris thok. Aku bikin sendiri ala aku yang praktis aja, cukup air sama kaldu blok yang di tambah merica dan garam secukupnya. Praktis dan selalu ada di rumah.

Hasilnya sangat memuaskan buat aku, apalagi dagingnya jadi empuk dan matang merata. Selama dimasak, aroma roastnya kemana-mana lho. Kayaknya aku bakalan sering deh eksperimen sama slow cooker ini (telat banget ya gue!). Aku udah kebayang untuk bikin macam-macam masakan yang enak-enak. Soalnya, kecil kemungkinan gagal ataupun gosongnya....hehehe... sayuran pun di potong ala kadarnya, setelah matang, tetap enak aja. Hum...jadi pengen nyoba pake aneka saus juga untuk masakan ku nanti. Bisa saus tiram, hoisin, kecap ikan, kecap inggris, pasta tomat...uuugh...macam-macam deh. Cairannya pun gak harus air, bisa susu atau santan...pokoknya unlimited!...eeh, ntar sekalian juga mau nyoba bikin rawon aaah, buat si Mas. Biar berasa punya suami Arema...hihihihi...

Anyway, ini resep yang aku pake untuk pot roastku kemarin, feel free buat nambah apapun yang bisa bikin lebih enak. Ntar aku dikasih tau ya...hehehehe...




SLOW COOKER POT ROAST
Camelia

Bahan :
500 gr daging sapi bagian paha, keringkan dengan tissue, bumbui dengan merica hitam dan garam, diamkan.
3 bh bawang bombay, belah 8
2 buah wortel ukuran sedang, potong-potong
1/2 sdm merica hitam bubuk
2 sdm minyak sayur
1 cup air
1 blok kaldu bubuk rasa sapi, hancurkan.

Caranya :
  • Dalam panaskan minyak dalam wajan, masukan daging, masak hingga kecoklatan, balik hingga semua sisi daging kecoklatan. Angkat, sisihkan.
  • Tuang air kedalam mangkok slow cooker, masukkan kaldu bubuk dan merica, aduk rata. Masukkan bawang dan wortel aduk-aduk hingga rata.
  • Letakkan daging diatas sayuran, tutup. Gunakan suhu tinggi (high) selama satu jam, lalu gunakan suhu rendah (low) selama 8 jam (kalo suka lebih lembut, tambah 1 jam lagi).
  • Setelah matang, pisahkan daging dan sayurannya.
  • Gunakan kaldunya untuk membuat gravy: panaskan mentega, masukkan 1 sdm tepung terigu, aduk-aduk hingga rata, masukkan kaldu, panaskan sambil di aduk hingga mengental.
  • Sajikan



Thursday, February 24, 2011

Meatloaf, Mashed Potatoes and Garlic Butter Corn




"Tonight's dinner....meatloaf!"... kalimat yang di tunggu-tunggu dari host Dad-ku, Michael. Biasanya, aku sama host Mom-ku, Kendra akan setia menunggu sampe dia selesai masak-masaknya. Maklum, waktu tinggal bareng host family, yang pinter masak ya Dad, kalo Mom-nya, sama kayak aku, terima nasib aja mau di kasih makan apa..hehehe.. Nah, menu favorite kita, ya meatloaf. Apalagi host Mom ku yang emang gak begitu suka amat sama steak (katanya dia bosen karena dari kecil di kasih steak melulu sama ortunya, kalo aku justru suka..hehehe), dia bisa loncat-loncat kalo menu makan malam kita meatloaf. Semula, aku gak begitu suka meatloaf (ya lebih suka steak..hehehe), tapi, lama-lama enak juga, malah jadi ikutan mendukung kalo host Dad ku mau bikin meatloaf...suka banget sama aroma n' rasanya..

Karena kangen berat sama meatloaf, aku pun bikin rencana bikin sendiri. Udah atur rencana dari Jambi. Pas ke Jakarta Sabtu lalu, janjian sama Muna yang nginap di rumah mau bikin meatloaf (biar ada yang ngabisin..hehehe). So, pulang acara HMFF-nya NCC (seruuuu banget!), langsung samperin mpok Muna di plasa Senayan. Hari Minggu pagi, kita ke supermarket dekat rumah buat beli bahan-bahannya. Sayang banget, resep meatloaf yang di tulis sendiri sama host Dadku ketinggalan di rumah Jambi (susah deh kalo nomaden gini!! hiiks!). Akhirnya aku pake resep dari sini. O ya, selama belanja bahan, aku ingat terus omongan host Dad ku, semua bahan mesti fresh-fresh-fresh. So, beli secukupnya aja, gak perlu nyetok bahan segala. Supaya rasanya mirip, aku bela-belain beli saus tomat merk Heinz yang selalu ada di rumah host family ku, untung di supermarket ada, pokoknya niaaaaaaaat banget! *hehe*

Nah, untuk meatloafnya, rasanya kurang afdhol kalo cuma meatloaf doang. Kesannya only the lonely gitu. So, di bikinlah seperti dinner ala rumah host family ku itu, lengkap dengan mashed potatoes, jagung dan gravy *love it*. Untuk mashed potatoes, aku gak kasih macam-macam, cukup salted butter (Real butter ya, jangan di ganti yang lain) sama susu aja. Pokoknya ikut cara host Dad ku plek! gak di tambah-tambah. Tapi, untuk jagungnya, hummm...aku pake resep sendiri. Ini idenya dari salah satu tempat makan favorite ku dan abangku, Riri di Atlanta dulu, Boston Market. Kita sering banget ke resto yang satu itu, makanannya terasa homemade, dan gak komersil. Menu favoriteku, ayam panggang, mac n' cheese, creamed spinach dan corn-nya. Butiran-butiran jagungnya terasa nikmat banget karena di lumuri garlic butter yang melimpah. Tentu saja, aku bikinnya pake caraku sendiri, hasilnya gak kalah koq. Buktinya, teman kuliahku dulu si Milaine yang dari Philipines, sukaaaaa banget waktu aku bikin buat acara thanks giving dinner di kampus. Pokoknya, layak di coba deeeh...*promo*...hihihihi...

Untuk bikin meatloafnya sendiri, resep yang aku pake rasanya gak begitu beda sama resep host Dadku. Breadcrumbs-nya aku bikin sendiri, pake roti baguette yang aku oven sebentar dan aku blender aja. Kalo host Dad-ku pake roti putih biasa, sama aja, apa yang ada di rumah aja. Cuma aku sempat heran aja kenapa pake susu bubuk segala (bisa jadi karena resepnya harus pake produk Nestle). Tapiiii....ternyata emang bikin enak. Meatloafku terasa lebih lembut dan rasa-nya lebih menyatu. Air yang keluar dari dagingnya sewaktu di panggang, aku keluarkan dan aku bikin gravy. Gak perlu di tambah apapun, selain tepung yang akan mengentalkan kaldunya. Kalo buat aku, gravy emang makes everything taste better...hahahaha...

Setelah semua siap, jadi deh acara meatloaf dinnerku. Ada meatloaf yang udah di potong-potong tebal, mashed potatoes yang creamy n' hangat, ada jagung dengan aroma bawang putih dan ada gravy yang siap untuk di siramkan ke piring. Si Muna suka banget sama meatloafnya, katanya gak beda sama buatan host Momnya dia (o ya, si Muna sama kayak aku, pernah ikutan exchange student juga), trus ada Firman, sepupuku yang sedang berobat di Jakarta dan tante Ana, Mamaya Firman, yang sukaaa banget sama mashed potatoes di siram gravy.

Hum...kangen deh sama host Dad-ku dan host Mom-ku. Betah tinggal sama mereka, berasa keluarga sendiri. Sampe sekarang, masih aja nanyain kabarku... kangen dinner bareng mereka di ruang makannya yang keren. Memang dinner bareng tiap malam itu perlu di berdayakan deh, bikin dekat satu sama lainnya. Di keluargaku sendiri memang begitu, tapi di rumah host familyku, bikin aku ngerasa bukan orang lain lho.

So, ini resepnya, resep meatloaf, aku copy dari websitenya, di sana banyak lho resep-resep asik yang layak buat di coba (aku udah nge-tag beberapa for my next project..hehehe).


MEATLOAF
Nestle

Ingredients :

  • 1 large onion, chopped
  • 1 1/4 cups plain dry bread crumbs
  • 1 small green bell pepper, chopped
  • 3/4 cup dry NESTLÉ® CARNATION® Instant Nonfat Dry Milk
  • 2/3 cup water
  • 1/2 cup ketchup, divided
  • 2 large eggs, lightly beaten
  • 1 tablespoon dried parsley
  • 1 tablespoon garlic salt
  • 1 teaspoon ground black pepper
  • 3 pounds ground beef

Direction :

PREHEAT
oven to 375° F.

COMBINE onion, bread crumbs, bell pepper, dry milk, water, 2 tablespoons ketchup, eggs, parsley, garlic salt and black pepper in large bowl. Add ground beef; mix lightly but thoroughly. Divide meat mixture in half and shape into two loaves. Place in ungreased 13 x 9-inch baking dish. Flatten loaves on top. Cover with remaining ketchup.

BAKE for 55 to 60 minutes or until no longer pink in center. Let stand for 10 to 15 minutes before serving.


MASHED POTATOES
Camelia

Bahan :
1 kg kentang, kukus
100 gr salted butter (jangan di ganti margarin ya, pokoknya the best butter)
100 - 150 ml susu segar (sesuaikan dengan tekstur yang di inginkan)

Caranya
Kupas kentang yang sudah di kukus, selagi hangat.
Lumatkan dengan pelumat kentang sambil di masukkan butter.
Tuang susu sedikit-sedikit sambil di aduk rata. Apabila rasa dan tekstur sudah cukup, sajikan.


GARLIC BUTTER CORN
Camelia

Bahan :
500 gr jagung beku, suhu ruang
50 gr salted butter
3 siung bawang putih, cincang halus
2 sdm parsley kering
merica hitam yang di hancurkan secukupnya

Caranya :
Panaskan butter hingga mencair, masukkan bawang putih, aduk rata,.
Masukkan jagung, jangan tunggu hingga bawang berubah warna.
Tambahkan parsley dan merica hitam secukupnya, aduk-aduk
Tutup sambil sesekali di aduk-aduk, masak hingga matang.


GRAVY
Camelia

Gunakan api kecil, panaskan 1 sdm butter, masukkan 1 1/2 sdm tepung terigu, tumis sebentar agar terigu matang dan gravy tidak berasa terigu. Masukkan kaldu dari panggangan meatloaf, aduk-aduk hingga rata, mengental dan halus. Angkat. Gravy siap untuk di sajikan.


Met dinner !


Saturday, January 15, 2011

Mom Elly's Lasagna


Huuuu...udah ngetik panjang-panjang, gak taunya pada ilang semua...hiiks...hiiks... what happened sih, heraaaan....

Langsung aja deh, ini lasagna yang aku bikin kemaren. Padahal, aku udah bela-belain bawa lasagna instant, herbs dan keju mozzarella dalam koperku dari Jakarta beberapa waktu lalu. Tapi baru kemaren sempat bikinnya. Itupun setelah si Mas nanya kapan aku mau bikinin dia lasagna ala mom Elly kesukaannya. Yep, si Mas memang kesengsem berat sama lasagna ala mom Elly. Padahal, kita pernah pesan lasagna di salah satu resto pizza, si Mas gak suka tuh. Gak habis dan diapun sepertinya kapok pesan lasagna lagi kalo ke sana.

Ceritanya, mom Elly memperkenalkan menu baru warung Panda-nya, ya lasagna. Waktu di tawari, aku langsung pengen nyoba. Untuk rasa, aku udah yakin sama mom Elly, soalnya aku juga langganan rendang buatannya. Tapi aku gak berani pesan banyak, cukup satu loyang aja yang ku minta di antar ke rumah, soalnya yang aku tau, si Mas gak suka lasagna. Waktu lasagnanya datang, aku sedang di luar, si Mas aku telpon kalo lasagnanya jangan di makan dulu, soalnya mom Elly juga minta tolong lasagnanya di foto. Tapi alangkah kagetnya daku waktu pulang lasagnanya tinggal setengah loyang. Akupun juga kaget kalo yang ngabisin si Mas, maklum, beda dengan aku, si Mas orangnya gak doyan makan, suka milih-milih...hehehehe...

Senang deh ngeliat si Mas makan banyak, akupun gak masalah tinggal setengah loyang, cukup koq buat di foto. Sebelum tidur, aku pesan ke si Mas, lasagnanya jangan di habiskan dulu, karena mau di foto pagi besoknya. Pas aku bangun, jantungku rasanya mau copot, ternyata lasagnanya tinggal satu potong!!! yep! satu potong!!! aku mulai panik apa yang mau di foto. Eh, si Mas bangun dan ngaku kalo dia semalam kelaparan, jadi langsung aja ngabisin sisa lasangnanya. Dengan santainya dia malah nanya, kapan yang sepotong itu di foto karena dia mau lagi buat sarapan pagi....ya ampuuuunnn!!! hahahaha....ya udahlah, di fotolah yang sepotong itu dan aku biarin aja si Mas ngabisin potongan terakhirnya. Waktu aku tanya, kenapa suka, bukannya dia gak suka lasagna? jawabanya : lasagna mom Elly lembut n' juicy, rasanya pun enak dan gak aneh-aneh... ok, deeeeh...

Karena aku lihat si Mas mulai suka lasagna, aku pun pengen bikin sendiri. Aku pernah diajarkan sama host Dad-ku dulu cara bikinnya. Tapi dulu aku bikin pake lasagna biasa, yang di rebus dulu, bukan yang instan. Nah, pas aku coba pake lasagna instan seperti mom Elly, hasilnya keraaasssss!!! si Mas pun gak cocok dengan rasa lasagna ala Amerika itu. Aku pun curhat sama mom Elly, seperti biasa, dia gak keberatan sharing resepnya, malah ngajak bikin bareng supaya aku ngerti caranya setelah latbar NCC Jakarta Barat di rumahnya. Akhirnya, setelah semua peserta latbar pulang, aku dan mom Elly mulai bikin lasagna. Ternyata, saat melapis lasagna, bagian paling bawah harus di mulai dengan saus daging dulu (selama ini aku selalu mulai dari lasagna dulu), dan semua bagian lasagna tertutup saus. Aku jadi ngerti kenapa semua bagian lasagna harus di tutupi saus, karena lasagna instant di gunakan tanpa di rebus, maka, sauslah yang akan "merebus" lasagna itu hingga matang.

Mom Elly juga ngajarin cara melihat lasagna matang atau belum. Cukup tusukkan pisau hingga kedasar lasagna, apabila terasa keras, artinya lasagna belum matang dan harus di panggang lagi. Lasagna yang matang, akan terasa lembut, saat tertusuk pisau. Cara yang simple, but useful. Sayangnya, aku gak sempat nyicip lasagna buatan ku dan mom Elly itu, karena besoknya aku sudah di ajak Papaku pulang ke Jambi. Syukurlah besoknya lagi kak Ika datang sekeluarga, lasagna yang aku simpan di kulkas jadi penyelamat mereka yang kelaparan habis kena macet dari bandara. Komentarnya??? Kak Ika, abangku Riri dan Dea, semua jatuh cinta sama lasagna mom Elly!!

Karena cinta juga di ada di perut, kemarin aku mulai bikin lasagna buat suami tersayang *ehem* bermodalkan resep yang pernah di posting mom Elly di milis dan ada di blognya. Ternyata cinta memang harus berurai air mata, buktinya, pagi-pagi aku sudah nangis bombay ngiris bawang. Mana baunya lama nempelnya. Ini yang bikin aku malas masak, bau dapur bener-bener gak fashionable sekaleee!. Setiap step yang di ajarkan mom Elly aku ikuti, bahan yang aku gak punya, aku skip aja. Tapi ada juga ajaran host Dad ku dulu yang aku ikuti, yaitu setiap layernya, aku tambahkan parutan mozzarella. Humm...aku suka banget keju mozzarella, kadang aku makan begitu aja, aku iris-iris sama irisan tomat segar dan sobekan daun basil, siram dengan olive oil, black pepper dan sedikit garam, jadi deh capresse salad kesukaan ku (dan satu-satunya cara supaya aku makan tomat mentah...hehehe).

Anyway, hasilnya??? enak banget!!! lasagnanya matang dengan sempurna, lembut dan juicy. Mulai sekarang, kayaknya resep lasagna ala mom Elly ini yang jadi standar di rumahku. Buktinya, setelah di cicipi, langsung dapat jempol dari kak Ika tuuuuh....

Ini resepnya yang aku copy dari blognya mom Elly yaaa..... buat mom Elly, thank you so much for sharing your great recipes with me...love you!!! *big big hug*




LASAGNA ALA PANDA
by. Elly Zein (Mom Elly)



Bahan:


250 gr Lasagna instan (olah sesuai petunjuk dalam kemasan)

Saus Daging (Bolognese Sauce):
500 gr daging giling/cincang
1 bh wortel ukuran besar, cincang kasar (aku potong kotak kecil)
1 bh bawang bombay ukuran sedang, cincang kasar (aku potong kotak kecil)
1 siung bawang putih, keprek, cincang halus
5 bh tomat buah ukuran besar, kupas kulit, buang biji, cincang kasar (Aku potong kotak kecil)
170 gr pasta tomat
5 sdm saus tomat (aku gak pake)
1 sdt oregano bubuk
½ sdt basil bubuk (Aku gak pake)
½ sdt merica bubuk
1 sdt kaldu ayam/daging instan
1 sdt garam (sesuai selera)
2 sdm gula pasir
3 sdm minyak untuk menumis
300 ml air

Saus Keju (Bechamel Sauce):
1000 ml susu cair
250 gr keju cheddar, parut halus (Aku cuma pake 180 gr)
3 sdm mentega
3 sdm tepung terigu
½ sdt merica bubuk
⅛ sdt pala bubuk
½ sdt garam

Taburan:
250 gr mozarela, parut kasar

Cara membuat:
  • Saus Daging: Tumis bawang putih dan bombay hingga harum (plus wortel). Masukkan daging giling/cincang. Aduk hingga daging berubah warna. Kemudian masukkan tomat cincang, pasta tomat dan saus tomat, aduk rata. Bubuhi dengan merica bubuk, garam, gula pasir, oregano bubuk dan basil bubuk. Tuang air. Masak dengan api kecil selama ± 20 menit. Angkat. Sisihkan.
  • Saus Keju: Panaskan mentega hingga mencair, lalu masukkan tepung terigu. Aduk hingga rata. Tuang susu cair perlahan-lahan sambil diaduk-aduk. Jaga jangan sampai bergerindil. Bubuhi dengan merica bubuk, pala bubuk dan garam. Terakhir masukkan keju parut. Aduk hingga rata. Masak hingga mengental dengan api kecil. Angkat. Sisihkan.
  • Penyusunan: Letakkan saus daging lalu taruh lasagna diatasnya, siram kembali dengan saus daging, kemudian timpa dengan saus keju. Taruh lasagna kembali, kemudian siram dengan saus daging timpa lagi dengan saus keju. Lakukan kembali sampai habis. Terakhir adalah saus keju. Kemudian taburi keju mozarela di atasnya. (kalo aku, tiap lapisan nya aku tambahkan parutan mozzarela setelah saus putihnya)Masak di oven dengan suhu 180°C sehingga matang ± 30 menit (sesuai petunjuk dalam kemasan lasagna instan). Sajikan 10 menit setelah lasagna keluar dari Oven.

Monday, May 31, 2010

Nasi Goreng Apel


Mau posting kegiatan ku kemarin aaah... kenangan gak terlupa soalnya...hihihihi...

Ceritanya, kemarin itu, ada lomba bikin nasi goreng yang di selenggarakan sama salah satu radio swasta (panitia-nya sih bilangnya lomba bikin sarapan, tapi, yang mesti di bikin nasi goreng, sarapan gak selalu nasi goreng kan? so, lomba nasi goreng aja...*maksa*...hahahaha). Jauh-jauh hari udah diumumin di milis bagi yang mau ikutan bisa daftar bareng. Lombanya sendiri semula lomba tumis-tumis, tau-tau ganti jadi lomba nasi goreng. So, aku yang semula masih mikir-mikir dulu buat ikutan (abisnya takut gak jadi ikutan, mesti ngurusin ini itu, kan gak enak), akhirnya ikutin juga setelah merasakan hangatnya komporan mom Elly di YM..hehehehe...

Hari Kamis lalu aku ke Bandung sama si Muna ngeliat foto pre-wed. Kita balik lagi ke Jakarta hari itu juga dan sepupuku si Tona dan keponakannya Mauly, aku ajak ke Jakarta sekalian. Kali ini, aku rada semangat trial n' error dulu buat bikin nasi goreng. Nah, hari Sabtu pagi, aku jalan kaki deh ke pastrad dekat rumah sama si Tona. Selain mo belanja, juga sekalian berharap, bisa membantu menurunkan berat badan ku yang gak ada kemajuan...hahahaha... Setelah belanja buat rumah, aku beli udang sama kucai, beli doank belum ada ide buat apaan. Di rumah, aku ngeliat apple granny smith sisa bikin apple crumble yang masih bengong aja di meja gak ada yang doyan. Yo wis, aku campur aja sama nasi goreng...ogah rugi...hehehhe...

Langsung deh jreng jreng di dapur, udangnya di potong kecil-kecil dan dibikin dengan bumbu seminimal mungkin. Bukannya aku sok minimalis sama bumbu, tapi aku emang parah banget kalo masak, jadi bumbu yang sedikit artinya sedikit pula kesalahanku nanti....hahahaha... anyway, setelah jadi, di cicipi sama si Tona (minus udang, doi alergi..hihihi), katanya lumayan gak malu-maluin lah....siiip. Gak malu-maluin, udah lebih dari cukup deh, aku gak berharap menang koq, asal jadi nasi goreng aja udah untuuung....hehehehe... tapi aku suka koq, apelnya bener-bener memperkaya rasa, ada asam-manisnya. Seperti menambah nenas dalam masakkan, bedanya, kalo apel ada "kriuk" nya...

Too bad deh, Sabtu sore si Tona pulang, si Mauly mau ikutan try out. Aku yang semula mau ngajak pak Di ke supermarket buat beli bahan nasi goreng lagi, terpaksa batal. Bang Baraq sama teman-temannya datang dari Jambi minta jemput di bandara. Sebenarnya bisa aja aku nyetir sendiri, tapi emang lagi malas aja *gak heran deh!* aku putusin buat mampir di supermarket 24 jam di pinggir jalan besar dekat rumah, tentu aja mereka gak jual udang, tapi nanti aku ganti sosis aja. Malamnya, semua bahan aku siapin, sudah di potong-potong dan dimasukkan ke wadahnya masing-masing. Udah mewanti-wanti diri sendiri supaya gak ada yang ketinggalan.

Karena jam 6 sudah harus ada di depan hotel Nikko tempat acara berlangsung, jam setengah lima pagi aku sudah siap-siap. Rasa-rasanya semua udah, tinggal beli sosis aja. Sampe supermarket, ternyata mereka jual sayuran juga. Karena rasanya gak perlu, aku langsung ke tempat sosis, eeeh...ada smoked beef, kayaknya pake smoked beef lebih enak, gak jadi deh sosis, smoked beef aja. Nyampe jalan Thamrin, ternyata pada di tutup sana sini, syukurlah karena belum jam 6, mobil bisa nganterin aku sampe depan panggung acaranya. Udah hepi banget karena rasanya semua sesuai rencana, eee alaaaahhh...ternyata dompetku ketinggalan di mobil! huuu...sebel! terpaksa deh pak Di yang udah mau nyampe rumah puter balik lagi nganterin dompet. Apesnya, jalanan sudah benar-benar di tutup, jadi aku jalan kaki ke Sarinah, tempat pak Di parkir.

Selesai urusan dompet, para peserta udah boleh siap-siap di tempat masing-masing. Lumayan, uang pendaftaran 100rb dapat kompor portable mungil. Huum...padahal aku juga baru beli kompor begini, waktu itu aku bilang ke si Mas, mau diet jadi mau makan sayur yang di bikin shabu-shabu aja...baru ke pake buat bikin apple crumble doang, setelah itu, kompornya tiarap di bawah meja...boro-boro buat nyabu...hehehe...anyway, back ke acara lomba, pas nyusun-nyusun, aku baru sadar telor masih ketinggalan di kulkas...aduuuhhh...blom lagi ngeliat peserta lain bawa sayur2an buat garnish, lha, aku malah gak mikirin garnish... yaah...amatir banget deh gue! untunglah dapat tetangga masak baik hati, mba' Yanti Saleh (yang ngajarin aku bikin pempek itu lho!) ngasih telor dan mba' Yenny agogo (yang terkenal sama MBAnya) ngasih daun selada buat garnish. Jadi nasgorku gak parah-parah amat penampilannya...hihihihi...

Sayangnya, komporku apinya gak gede, gak tau kenapa. Jadi masaknya lamaaa... tapi syukurlah jadi juga nasgornya. Di susun seadanya aja abisnya aku mati ide juga. Mending ngeliatin tetangga sebelah. Waaah...mba' Yanti dahsyat deh finishing nasgornya. Pake wadah dari kelapa dan di sajikan dengan salad dan payung mungil, cantiiiik banget! tau-tau udah ada pengumuman kalo nasi gorengnya silahkan di makan, soalnya yang masuk nominasi yang di bawa ke depan. Aku sama mba' Yanti langsung bengong dan ketawa cekikikkan, soale bingung juga apa yang di nilai, lha, kita aja baru selesai...hihihihi... tapi no problem, tradisi anggota milis yang anggotanya hepi terus, makan rame-rame! semua nasi goreng di jejer di meja dan mulai icip-icip bareng. Nasi gorengnya enak -enak banget. Ada nasi goreng mba' Yenny Agogo, puedeeess n' nendang buanget! trus nasi goren kecombrangnya Ina Larizz...banyak deh, sampe kenyaaaang banget! (ya iyalah, nyicipnya cuma sesendok, tapi yang di cicipi seabrek-abrek...hahaha).

Acara lanjut sama sesi bernarsis di kamera, foto-foto. Trus di kasih tau, kalo nanti ada door prize berdasarkan nomer peserta. Pas aku buka tas berisi peralatan buat nyari nomerku, terdengar pengumuman yang menyebutkan angka-angka...itu nomerku!!!! MC nya nanya ada gak orangnya? aku langsung bilang ada, tapi karena arena masak sama panggung lumayan jauh, MCnya gak dengar, padahal aku udah teriak2 ada sambil lari-lari. Eeeh...enak aja MCnya bilang, gak ada ya? hangus! huu...sebel! aku langsung berhenti gak mood. Tapi gak taunya mas Wisnu, salah satu moderator milis NCC, lari-lari minta nomerku dan lari ke panggung. Gak tau deh mas Wisnu bilang apa, akhirnya aku tetap dapat hadiah...horeeeee!!! Makasih mas!! *hepi! hepi!*... mau tau hadiahnya apa??? ya kompor lagi!! sama persis!! huuu...hahahaha... tapi tetap besyukur deh, jadinya aku punya 3 kompor portable di rumah. Kalo udah married nanti, si Mas gak perlu beliin aku kompor kayaknya...hahahaha...

Pulang acara, rasanya capek banget, apalagi aku malam sebelumnya gak tidur gara-gara chat sama si Corey, temanku di Amrik dulu. Mata meredup dan mulai terasa pegel, rasanya mau pulang aja. Tapi mom Elly ngajak ke markas NCC di Matraman, yo wis, lanjuuuttt... lagian pak Di lagi di bandara nganterin bang Baraq. Jadi aku sama mom Elly di anterin sama Lily Tyu ke Matraman...aseeeeekk!. Sampe matraman lanjut makan nasi goreng lagi...hahaha... nasi goreng belacan mom elly dan nasi goreng tutug oncomnya bu Fat. Uenaaak dan kenyaaaang... seru deh dengerin cerita bu Fat yang dapat pelatihan cake decorating di UK. Hebat ya! setelah jam 4 sore, baru deh di jemput pak Di. O ya, sebelum pulang, dapat magnet lucu gambar prajurit Inggris dari bu Fat! horeeeee....

O ya, ini resep nasi gorengnya...


NASI GORENG APEL

by. Camelia

Bahan :

2 piring nasi putih dingin
3 lembar smoked beef, potong kotak (bisa juga udang)
1/2 bawang bombay, potong kotak kecil
1/2 apel hijau, buang bagian tengahnya iris tipis kecil
1 sdt merica putih bubuk
3 sdm kecap asin
1 siung bawang putih, keprek
2 sdm kucai yang sudah di iris tipis
1 butir telur, kocok lepas
Garam secukupnya
Minyak sayur secukupnya
Margarine secukupnya

Caranya :

1. Panaskan minyak sayur, lalu tambahkan margarine. Masukkan bawang putih, tumis hingga layu lalu singkirkan bawang putih dari minyak.

2. Masukkan bawang bombay, tumis hingga wangi, masukkan smoked beef dan telur kocok, setelah agak matang orak arik telur hingga matang, tambahkan apel, setelah agak layu, masukkan nasi, aduk aduk dan masukkan bahan lainya. Aduk rata.

3. Cicipi, beri garam secukupnya. Sajikan.

Sunday, December 13, 2009

Misoa Goreng

Misoa goreng...? Biasa banget ya...hahahaha... tapi buatku ini baru. Baru lebaran Idul Adha lalu dapat resepnya dari tante Yatmi. Tante Yatmi ini istrinya Om Icot (nama aslinya Rusdansyah, itu panggilan kecilnya), adik Ibuku yang paling bungsu. Orangnya pinter banget bikin kue-kue dan masakan ala Jawa. Yep, si tante asli Solo. Tongseng, rawon sama tahu tempe bacemnya...wuiiihhh, syedaaaapp!! dulu beliau sempat punya kantin, laku lho, tapi tante milih nutup soalnya anaknya udah mulai besar-besar. Pernah juga nitipin kue-kue buatannya di salah satu bakeri terkenal di Jambi. Sayang, bakerinya minta harga telalu rendah dan tante Yatmi gak mau kalo harus ngerubah resep ataupun memperkecil ukuran *beneeeerrr...* akhirnya kerjasamanya gak bertahan lama.

Sama seperti tante Yatmi, om Icot pun juga pinter bikin kue. Padahal, beliau ahli phisiotherapy lho...hehehe.. Dulu, Ibuku pernah minta om Icot ngajarin aku bikin kue. Sayang aku masih SMP kalo gak salah, gak tertarik sama urusan dapur. Jadi aku cuma ngeliatin aja tanpa ada maksud supaya bisa...so, wajar kalo lupa...hehehe... padahal, om Icot semangat banget ngajarnya. Sampe oven gede miliknya diangkut kerumahku. Aku ingat om Icot cerita ke Ibuku kalo harga oven dua tingkat miliknya itu Rp. 500.000.-....iiihh, sekarang, mana bisa harga segitu yaaa... waktu itu, kita belajar bikin bolu tape kejunya yang uenaaak banget (wah, perlu di telpon nih resepnya!), lapis legit dan cake marmer. Yang nyatat dan meperhatikan justru Ibuku...aku cuma nimbang bahan dan makan doang...hahahaha...

Sekarang, dari 8 bersaudara Ibuku, cuma tinggal dua orang adiknya, tante Ana dan om Icot aja *hiiks!*. Nah, Idul Adha lalu, abis sholat id, kami ke tempat om Icot. Soalnya om Icot sekarang yang tinggal di rumah peninggalan Datuk dan Makwoku. Di tanah luas milik Datukku di depan rumah, disanalah semua posesi qurban dari keluarga besar Ibuku dilaksanakan. Waktu aku datang, ternyata udah hampir selesai, tinggal para panitia dan penduduk setempat yang menimbang jatah daging. Di dapur rumah, tante Yatmi dan para sepupuku sedang sibuk masak-masak rame-rame. Suplai kue pun gak putus-putus. Trus tante Yatmi nyodorin aku misoa goreng...hummm...yummmy...aku langsung suka banget!!!

Tante Yatmi ngasih tau kalo bikinnya persis seperti kayak masak mi goreng. Bedanya, mienya gak perlu diseduh dulu. Berkali-kali aku nanya ke tante Yatmi, kalo misoanya gak perlu di steam dulu. Aku masih gak yakin sama keterangannya yang bilang kalo misoa cukup didiamkan aja, akan padat sendiri. Aku pun gak begitu tau yang namanya misoa itu yang mana. Kirain sama aja sama bihun. Gak taunya beda banget... So, waktu ke supermarket beberapa hari lalu, aku sempetin deh beli misoa, pengen nyoba bikin sendiri. Ternyata, misoa itu bentuknya emang mirip sama bihun, tapi warnanya kuning dan terbuat dari tepung.

Pas di pegang, aku jadi ingat sama mi Jepang mirip lidi yang sering aku beli dulu. Saat di masak pun sama mengentalnya. Ugh, coba dari dulu tau, aku bisa bikin cemilan ini waktu masih kuliah dan tinggal di asrama. Mie Jepang itu kan banyak banget yang jual, gak perlu di China Town, di supermarket bule biasa juga ada. Coba di bikin jadi misoa, pasti yahud. Abisnya teman-teman asramaku dulu ngira perkedel itu cemilan dari Indonesia. Saking seringnya aku bikin kalo ada acara potluck...padahal mestinya buat lauk ya...abisnya yang bisa cuma itu...hahahaha...

Anyway, pas bikinnya tadi, aku pake kornet supaya lebih spesial. Bikinnya ternyata gampang banget. Yang lama justru nunggu padatnya. Tapi syukurlah, petunjuk tante Yatmi benar, setelah dibiarkan di kulkas, jadi bisa dipotong-potong. Tinggal di celupkan ke telur kocok, goreng.... Siap deh nemenin aku nonton tv sambil di cocol di sambal belibis favorite ku...

Ini resepnya, fleksibel banget...aku pake ilmu kira-kira aja...



MISOA GORENG

by. Tante Yatmi-nya Camelia

Bahan :

1 bks misoa, lk. 320 gr, di patah-patahin
1 kaleng kornet, lk. 195 gr (bisa pake daging giling, ayam, udang...apa aja deh)
1 bh bawang bombay, potong kotak kecil (kalo tante Yatmi pake bawang merah biasa)
4 siung bawang putih, cincang halus
2 bh wortel, parut kasar kecil
2 btg daun bawang, iris halus
2 btg seledri, iris halus
1 sdt lada putih bubuk
1 ltr air matang (sesuaikan dengan kebutuhan yaa)
garam secukupnya
telur untuk menggoreng
minyak sayur

Caranya :

  • Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum, masukkan kornet, aduk hingga setengah matang. Lalu tambahkan wortel, masak hingga matang.
  • Masukkan misoa, kemudian masukkan airnya. Bumbui dengan lada, daun bawang dan seledri. Aduk rata. Masak hingga air agak mengering.
  • Tuang ke loyang kotak. Biarkan dingin suhu ruang, lalu simpan di kulkas hingga mengeras.
  • Potong-potong misoa, lumuri dengan telur , goreng hingga kecoklatan.
  • Sajikan dengan cabe rawit atau sambal botol.

Wednesday, December 9, 2009

Kroket Kentang Keju Daging Asap


Kemarin rumahku kedatangan tamu para Imam masjid di kampung yang di ajak Papa-ku jalan-jalan ke Jakarta. Wuiiih...rumah langsung rame dan serasa berada di kampung...hihihihi... suka deh kalo rame begini. Tapi pagi tadi langsung sepi soale mereka pada jalan-jalan bareng Papa dan Om Azmi. Karena mobil gak muat, pak Di pun juga disuruh bawa mobil. Bubar deh rencanaku yang mau keluar hari ini. Sebenarnya, bisa aja sih nyetir sendiri seperti biasa. Tapi lagi malas gak ketulungan...hehehehe... yo wis lah, hari ini mangkal di rumah aja.

Anyway, pas lagi nyusun-nyusun buku resep, ketemu buku "Kroket Gurih dan Lezat"-nya Zulkaryarni Lala Komala yang aku beli waktu di Jambi lalu. Hum...langsung kepengen bikin, kebetulan emang lagi mau nyobain bikin aneka snack asin. Biasaaaa...sejak di diagnosa gejala diabetic, aku mesti nyari alternatif lain nih buat nyalurin hobby cemal-cemil ku (padahal, solusinya gampang banget, stop aja ngemil...hihihihi). Buka kulkas, ternyata ada stok smoke d beef dan keju yang never end, pas banget buat nyobain resep pertama di buku itu, si kroket kentang keju daging asap. Kentangnya?? waduuuh...yu Yati barusan balik dari pasar tradisional dekat rumah... syukur deh, semangat belanjanya masih tinggi, dia hepi aja balik lagi ke pasar beli kentang.

Sebenarnya, gak ada yang istimewa sama kroket, apalagi kroket kentang. Sering banget ketemu kroket kentang di snack box. Tapi gak selalu enak, kalo kering banget dan kentangnya tawar, rasanya ngebosenin. Lebih mending makan perkedel aja...*lho??*...hihihi... Kalo aku sendiri lebih suka kroket Belanda yang dibuat dari tepung instead of kentang. Tapi kali ini kepengen nyobain bikin kroket kentang sendiri. Apalagi kroket di buku resep ini, rada beda. Kentangnya di bumbui sama mustard. Hampir semua resepnya memakai adonan kentang yang sama. Cuma isinya aja yang lain-lain, ada isi tuna, beef bolognaise dan rasa pizza dan lainnya.

Ternyata bikinnya menyenangkan juga. Lebih cepat dari pada bikin risol, soale gak perlu ngedadar telur dan melipat segala jadi gak capek amat waktu bikin. Kentangnya aku lumatkan pake alat penghancur kentang biasa supaya gak terlalu halus. Sempat khawatir bakalan hancur soale di buku di sarankan pake kentang tes, sementara aku pake kentang kiloan. Syukurlah, sampai di goreng, hasilnya cantik-cantik aja tuh. Waktu ngebentuk pertama ribet banget, adonannya lengket. Untung aku pernah liat keluargaku yang suka masak rame-rame kalo di rumahku ada acara. Mereka suka bikin perkedel salah satu menunya. Pake plastik yang diolesi minyak. Hasilnya, kroket yang mulus dan rapi.

Kali ini aku bikinnya 2 kali resep, soale yu Yati beli kentangnya banyak. Untuk kejunya, di resep memang keju mozzarella. Tapi aku gak pernah nyetok soft cheese begitu, so..pake keju cheddar biasa aja. Ladanya pun aku ganti dengan lada hitam halus. Trus smoked beef yang mestinya dipotong panjang, aku potong kotak-kotak supaya gampang digigit waktu dimakan. Rasanya?? nyam-nyam sekaleee... mustard yang semula aku kira buat basa-basi aja, ternyata emang terasa. Bikin kentangnya gak ngebosenin. Kroketnya juga lembut, gak keras. Pas banget sama kriuk tepung panir kasar dibagian luarnya.

Buat yang iseng pengen nyobain, ini aku posting-in resep-nya yaaa...


KROKET KENTANG KEJU DAGING ASAP
by. Zulkayarni Lala Komala (Kroket Gurih dan Lezat)

Bahan :

250 gr kentang
25 gr susu bubuk
1/2 sdt garam
1/2 sdt lada putih bubuk (aku pake lada hitam halus)
1 kuning telur
1/2 sdt mustard
minyak untuk menggoreng

Isi :

2 lbr daging sapi asap, potong 1 x 4 cm (aku potong kotak-kotak kecil)
50 gr keju mozzarella, potong 1 x 4 cm (aku pake keju cheddar biasa)

Pelapis :

2 btr telur
25 ml air
1/2 sdt garam
150 gr tepung roti (aku pake yang kasar)

Caranya :

  • Kupas kentang, kukus sampai matang, haluskan selagi panas. Campur kentang dengan susu bubuk, garam, lada, mustard dan kuning telur, aduk hingga rata. Sisihkan.
  • Ambil sedikit adonan kentan, isi dengan sepotong keju dan sepotong daging asap. Bentuk segitiga (kalo aku bulat panjang biasa aja). Lakukan hal yang sama hingga semua adonan habis.
  • Kocok telur, air, dan garam sampai rata. Celupkan kroket ke adonan telur, gulingkan ke dalam tepung roti, masukkan kembali ke adonan telur dan gulingkan kembali ke tepung roti (karena aku pake tepung kasar, aku manir-nya cuma sekali).
  • Panaskan minyak, goreng kroket hingga berwarna kuning kecoklatan. Angkat, tiriskan.

Tip : Sebaiknya setelah kroket di panir, simpan dalam lemari es selama 20 menit. Baru di goreng.






Thursday, October 29, 2009

Pastel Rendang


UPDATE :
Step-by-step membuat kulit tarcis yang terbaru ada di bagian bawah yaaa...
Trus masukin bumbu rendangnya per sendok aja. Barusan daku bikin pake bumbu rendang merk lain, jadinya asiiiiiiiiinnn.... so, mending dikit-dikit trus cicip deh...


Beberapa hari lalu, di milis lagi heboh nyari tabloid Lezat edisi khusus. Biasaaaa...kalo ada member yang diliput, gak puas kalo gak baca langsung. Aku pun juga gitu, langsung deh mengerahkan pak Di buat nyari tabloid Lezat untukku. Gak lupa, siapapun yang bilang mau keluar, aku juga nitip "eh, kalo ngeliat tukang majalah, cariin tabloid Lezat donk... *memelas* tapi kalo gak lewat, ya dilewatin donk!!!...*maksa*.." hihihihi... setelah 3 hari berlalu, senangnya hatiku waktu pak Di ngasih tabloid yang kutunggu-tunggu. Langsung tancap ke kamar baca tabloid sambil tiduran...asoooyyy...

Wuiiihhh...ternyata, senang banget deh ngeliat wajah-wajah familiar didalamnya dengan andalan jualannya masing-masing, beberapa udah aku cicip gretong waktu acara HMFF dan pembubarannya (asikkan ikutan milis? dapat gratisan terus..hihihi) ada mba' Mika dengan asinan Gelora-nya yang suegeeerr!, mba' Dewi Oni dengan pempek pelanginya yang uenak tenan, trus ada uni Dewi dengan cake 3D-nya yang bikin mupeng, mom Elly sama fried tart dan martabak shanghainya yang bikin ketagihan trus ada mba' Indah yang roti jala srikaya duriannya yang waktu pembubaran panitia aku makan 3 biji (sssstttt!!!! *malu-maluin!*), mba' Vita dengan lapis legitnya dan mba' Niken dengan sego bakarnya...duuuhh... pada hebat-hebat banget deh jadi pengusaha rumahan... kapan ya aku bisa begitu, lha...bikin tarcis 20 biji aja udah mau nangis....hihihihi

Well, abis baca tabloid, aku jadi kepengen bikin tarcis mom Elly lagi. Bubar deh rencana mau bikin macaroon lagi (lagian daku juga males udah 3x gatot...yakin bakal gagal lagi..hehehe). So, today, is tarcis day. Puasa lalu aku udah pernah bikin dan dapat sambutan meriah dikeluarga ku. Tapi waktu itu ada step yang lupa, adonan cuma digilas 1x padahal mestinya 2x, jadinya kurang rapi. Kali ini aku pengen bikin menurut cara yang benar *ehem*... trus aku juga ngebayangin kalo isinya pake kari daging... pasti jadinya lebih enak dari pada negara asalnya di Singapore sono. Abisnya, resep kulit fried tart mom Elly ini renyaaaah banget... so, kemarin habis maghrib, berangkatlah daku ke supremarket diantar pak Di, seperti biasa, semula nyari daging cincang doang malah jadi belanja beneran... whoaaaa...

Waktu berdiri di rak bumbu instant, aku berubah fikiran. Gak jadi bikin pastel kari, aku pilih rendang aja. Supaya pastelnya jadi Indonesia-sekali...I LOVE INDONESIA!!!...*cheers*... hihihihi... walaupun rendang di klaim sama negeri Jiran, semua orang juga tau kalo rendang itu asli Indonesia dan rendang yang enak itu cuma ada di Indonesia, sooo....rendanglah yang jadi pilihanku kali ini. Pagi tadi, pas mau bikin, eeehh...baru ingat lupa beli kentang, terpaksa deh yu' Yati ke warung beli kentang. Mulailah daku bikin-bikin...

Sebenarnya bikinnya gak sulit, lamanya itu lho...hiks..hiks... mesti ngegiles satu-satu (prasaan dari kemaren gua ngegilas adonan melulu deeh...). Kali ini berasa banget soale bikin sendiri... alhasil, dengan resep yang sama dengan yang lalu, tapi cuma dapat 20 biji. Emang aku bikin gede-gede, biar cepat selesai...hahahaha... setelah jadi, aku mau nyoba apa jadinya kalo tarcis dibikin frozen. Kayak sambosa dari toko kue enyak yang ada di jalan yang sama dengan rumahku. Nyontek dari toko kue, pastelnya aku bungkus dengan plastik cling satu per satu, lalu dimasukin ke airtight container, baru deh dimasukin ke freezer. Mudah-mudahan berhasil deh. Soale, lebih enak gitu, kapan pun aku mau, tinggal goreng aja.

Pastel hangat yang baru selesai digoreng aku cicipi...humm...enyaaakkk... kulitnya yang renyah dan isinya yang spicy, emang meant to be deh. Rasanya malah mirip Cornish Pasty, yang sering aku beli waktu kuliah di Inggris dulu. TOP deh! Sayangnya, aku masih belum bisa ngegoreng dengan baik nih. Warnanya gak rata, trus ada yang kecoklatan, ada yang kekuningan...mana tangan kiriku kecipratan minyak panas...hiiiks... mudah-mudahan next time bisa lebih baik lagi ya mainan sama minyak goreng...

Ini resepnya ya... kalo resep kulitnya, aku copy-paste dari postinganku dulu aja...



PASTEL RENDANG
modified by Camelia from Mom Elly's Fried Tart recipe


Bahan Isi Rendang :

300 gr daging sapi cincang
500 gr kentang, potong kotak, kukus hingga matang
1 bh bawang bombay besar, potong kotak
1 bungkus bumbu rendang instant (yang berbentuk pasta ya, bukan yang kering)
Air sesuai petunjuk bumbu
2 sdm margarine

Caranya :

Panaskan mentega, tumis bawang bombay hingga wangi lalu masukkan bumbu dan daging cincang. Aduk hingga daging setengah matang, tambahkan air. Masak hingga air berkurang, masukkan kentang, aduk rata. Beri garam (hati-hati karena ada bumbu rendang yang sudah asin dari "sono"-nya). Aduk berlahan agar kentang tidak hancur hingga mengering. Angkat, sisihkan dan biarkan dingin. Siap digunakan untuk isi pastel.


Bahan Kulit :

Adonan A :
125 gr tepung terigu
100 gr margarine (aku --> 80 gr margarine + 20 gr mentega)

Adonan B :
375 gr tepung terigu
100 ml minyak sayur
200 - 300 ml air dingin (sesuaikan dengan kebutuhan)
1/2 sdm garam
1 sdm gula

Caranya :

  • Adonan A : Campur semua bahan adonan A hingga menjadi adonan yang menyatu dan dapat di pulung. Sisihkan.
  • Adonan B : Dalam wadah, masukkan tepung, minyak sayur dan gula dan garam dengan sedikit air. Sambil diuleni, tambahkan air sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan yang kalis.
  • Bagi adonan A dan adonan B menjadi bulatan dengan jumlah yang sama (misalnya, adonan A ada 20, maka adonan B juga 20, sepasang gitu lhooo...).
  • Untuk 1 buah tarcis, ambil 1 bulatan adonan B, letakkan bulatan adonan A diatasnya, tutup. Lalu giling memanjang. Gulung. Putar kearah atas (90 derajat) lalu giling lagi, gulung (2 kali gulung yaaa). Belah menjadi dua. Ambil satu, lalu di giling tipis membulat. Giling yang sebelah lagi.
  • Ambil satu bagian kulit (ingat ya, yang kelihatan "swirl" nya disebelah luar), beri isi, lalu tutup dengan bagian kulit yang satu lagi. Bentuk pinggirannya (good luck deeh...*hihihi*).
  • Goreng dengan minyak panas, api sedang hingga kuning kecoklatan.
Ini UPDATE step-by-stepnya yaaaa.....

Wednesday, October 21, 2009

Dendeng Balado ala Yu' Yati

Kemarin hepi deh, akhirnya dibeliin bokap HP baru, buat ganti hp ku yang udah dekil banget (jatuh mlulu) suka deh, jadi matching sama laptop n' camera. Meraaaahh..ehem..akhirnya si Jave dapat teman yang setimpal...hehehe... gak tau kenapa, kayaknya punya HP backup itu perlu. Padahal menurutku blackberry aja udah lengkap amat, tapi rasanya tetap perlu si nokia, just in case kalo batre bb-ku abis. So, perlu hp sejuta ummat yang chargernya bisa minjem...hehehehe... kayaknya takut banget ya terputus komunikasi, prasaan dulu gak ada hp biasa aja tuh. Anyway, abis belanja, semalam lanjut belanja ke supermarket sama Papa dan om Azmi n' Datuk Im juga. Aku jalan ke bagian daging, gatel pengen beli. Jadi ingat sama dendeng balado yu' Yati yang menurutku enaaaakk banget... aku bisa nambah-nambah kalo dia masak itu. Kadang udah makan diluar, ngeliat dendeng balado di meja, daku makan lageeee....whoaaaa......

Sebelum bicara soal dendeng balado. Tak kenalin dulu sama yu Yati...ehem... Ayu (baca : Ayuk) itu bahasa Jambi-nya kakak perempuan, karena dia lebih tua, maka aku manggilnya yu' Yati. Dia dari daerah Sekernan di Jambi yang banyak keluargaku juga di sana. Yep, somehow, yu Yati ini masih ada hubungan keluarga dengan ku (di Jambi, hubungan keluarga itu bisa berlapis-lapis, makanya keluarga besarku buanyaaaak...). Dia udah ikut denganku sejak aku pulang dari Amrik dan lanjut kuliah dan tinggal di Karawaci. Trus waktu aku lanjut lagi kuliah di Inggirs, dia balik ke ortuku dan tugasnya jadi petugas domestik di rumah Jakarta just in case kalo ortuku dateng. Karena sekarang aku yang nempati, so, bergabung lagi deh sama yu Yati. Berarti hampir 10 tahun dia ikut keluargaku. Seperti hubungan dengan asisten rumah tangga lainnya, pasti ada pait manisnya...begitu juga sama yu' Yati ini. Kadang bikin bete, tapi akhirnya pait-paitpun aku telan juga deh, soale dia sudah tau apa yang harus dia kerjakan dan gak perlu banyak ngomong lagi. Jadi kalo aku bete, cuek ajalah...Phewwww...

Tapi ada kelebihannya, dia kalo masak enak-enak (paling tidak menurutku lho). Walaupun mayoritas masakannya masakan kampung, tapi aku suka. Nah, salah satu favoriteku-ya dendeng balado ini. Pedas dan berminyak dimakan sama nasi hangat...wuhuuu... Hum...mungkin karena dendeng balado bukan dari Jambi, kita nyebutnya pun bukan dendeng, tapi sambal daging aja. Apalagi teksturnya lembut dan empuk, gak seperti dendeng yang kering dan keras. Kalo buatan yu' Yati ini rasanya agak beda, dan aku gak ngerti juga bedanya dimana. Nah, langsung deh semalam aku beli daging, selain memang lagi kepengen, biar sekalian bisa belajar bikin dendengnya. Pagi tadi, yu Yati udah ngetok kamarku ngasih pemberitahuan kalau masak sambal dagingnya akan segera dimulai...siiip deehhh...

Ternyata, setelah aku lihat sendiri, memang cara yu' Yati bikin agak beda. Dagingnya di rebus dengan santan dan bumbu yang mirip bumbu empal (karena pake ketumbar). Kalo sambelnya, basic aja, yang biasa dipake dalam bumbu dasar balado lainnya. Mungkin bisa dikatakan, bumbu rebusannya inilah yang bikin beda. Bikinnya juga cepat, gak rumit dan gampang di ingat... niiih resepnya yaaa...


DENDENG BALADO ALA YU YATI
by. Yati

Bahan :

1/2 kg daging, iris tipis lk. o,5 cm, cuci bersih.
2 cm kunyit
2 cm jahe ukuran sedang
2 siung bawang putih
1 sdm ketumbar
1 gelas santan encer (kalo kurang, tambah air lagi)
10 btr bawang merah
1 bh tomat besar (gunakan 2 kalau tomatnya berukuran kecil)
25 cabe merah buang biji (kalau mau pedas , biarkan 2-3 ada bijinya)
garam dan minyak goreng secukupnya


Caranya :
  • Giling halus kunyit, jahe, ketumbar, dan bawang putih, campur dengan santan, aduk rata. Masukkan kedalam panci bersama daging. Panaskan hingga santan mengering (sesekali boleh diaduk-aduk).
  • Setelah mengering, angkat, pukul-pukul dengan ulekan (secukupnya saja, jangan sampai hancur). Goreng dengan minyak agak panas, kalau ingin garing, goreng lebih lama. Tapi aku lebih suka kalo dagingnya lembut dan empuk. Sisihkan.
  • Giling kasar cabe, bawang merah (boleh juga diiris terpisah), tomat, garam (secukupnya dulu, nanti kalau kurang, boleh ditambah).
  • Panaskan beberapa sendok makan minyak sayur di wajan, setelah panas, masukan campuran cabe, biarkan hingga cabe kelihatan merah dan mengkilap, cicipi, tambah garam bila perlu, lalu masukkan daging, aduk-aduk hingga rata. Angkat. Sajikan.

PS : Kalo suka, beri perasan jeruk nipis, aduk rata, sebelum di sajikan...


Friday, September 4, 2009

Tarcis (a. k. a. Fried Tart) Mom Elly


Aku udah mau bikin tarcis ala mom Elly ini waktu buka bareng lalu. Udah bela-belain nitip kentang dan bawang bombay sama si Umi yang belanja ke pasar. Tapi....yeah, keburu capek pake acara masak-masak segala. So, dibikin buat buka puasa kemarin sore aja. Kebetulan Papa ngajak beberapa orang sepupu buat buka puasa di rumah. Mungkin karena lihat kita buka puasa bareng dibelakang, Papa-pun kali ini minta buka puasa-nya di pendopo juga. Kita kayaknya ketagihan deh buka puasa di sana. Karena luas, para keponakan plus anak-anak dari sepupuku, bisa puas main maupun lari-lari tanpa bikin kita pusyiiiing..hehehe...

Anyway, siangnya aku udah nyuruh si Ani, juga asisten rumah bokap selain si Umi, buat ngukus kentang. Aku sempat lesu juga karena ayam maupun daging udah dimasak semua sama si Umi. Dikira gak jadi bikin kali (lha iya lah..mana telat bangun lagi!). Gak abis akal, aku suruh aja si Putra, yang jaga di depan beli kornet di warung dekat rumah. Pokoknya warung jadi andalan deh...itung-itung mendukung usaha ekonomi makro...hehehehe... jadi deh aku bikin isinya dari kentang plus kornet doang.

Sempat mau aku tambahkan bumbu kari, tapi karena sekarang lagi musim sentimen sama Malaysia yang suka nge-klaim makanan maupun budaya Indonesia sebagai punya mereka (iiihh, gak tau malu betul ya jiran satu itu!), aku jadi ogah. Lha, curry puff yang dari Singapura aja di klaim makanan Malaysia juga. Ntar aku dikira bikin makanan mereka, tak usyeee yeee... makanan Indonesia dengan ke-Indonesia-annya jauuuuuuuhhhhh lebih nikmaaat...ya gak??? Toh bumbu yang dibutuhkan udah ditulis sama mom Elly, jadi aku tinggal improvisasi aja. Semua bahan aku cemplungin aje ke wajan yang udah diberi mentega. Kalo untuk gaya sih, lumayan meyakinkan. Bang Iqbal aja sampai takjub waktu ke dapur ngeliat aku di didepan kompor (atau dia khawatir ya kalo aku yang masak beneran buat buka...hehehe).

Gini niiiih...gaya-nya mom Elly waktu ngajarin kita bikin tarcis... ayooo... perhatikan yaaa...

Sebenarnya aku udah pernah bikin tarcis ini. Waktu latbar milis NCC Jakarta Barat. Gara-gara baca testi yang udah nyobain dan lihat gambar di blognya mom Elly, jadi pengen nyobain! bela-belain deh aku yang di Jakarta Timur plesir ke Jakarta Barat. Latbarnya di rumah mom Elly sendiri. Duuh...waktu itu senang deh ketemu yang lain, mana makanan bawaannya pada enak-enak...nyam-nyam... latihannya juga seru, pada ketawa ketiwi. Semua pada ikutan berpartisipasi. Adik sama Mama-nya mom Elly yang lucu banget sampe ikut turun tangan buat ngajarin bikin pinggiran tarcis. Aku naksir berat sama yang bentuknya kayak bunga, cuantiiiikk!! trus sepertinya simple lagi. Tapi gak tau kenapa koq gak bisa-bisa, malah bentuknya kacau. Akhirnya cuma aku pelintir-pelintir aja kayak pastel biasa (huuu...boring banget) bentuknya kata mba' Hindun kayak makaroni...whoaaaa...

Mamanya Mom Elly sampe giles adonan berkali-kali supaya aku bisa bikin pinggiran yang seperti itu, sampe mirip les privat segala. Tapi teteeeep aja gak bisa. Akhirnya, ya sutralah, anggap aja, gaya plintiran jadi ciri tarcis ku...walaupun sebenarnya emang gak bisa yang lain...whoa ha ha ha... yang penting kata Mamanya mom Elly, pinggirnya mesti ditipisin dulu sebelum dipelintir. Supaya gak keras waktu di gigit. Siiippp laaah.... o ya, waktu latbar itu, tambah seru lagi soale ada mba' Peni Respati yang ngajarin bikin Amris (akhirnya, bisa juga aku bikin kulit risol tanpa wajan kwalik). Awalnya emang cuma mau latbar bikin American Risoles aja, tapi berkat rayuan mautku, Mom Elly setuju buat bikin tarcis sekalian.

Renyahnya berlapis-lapis!

Waktu nyampe Jambi, aku cerita dahsyatnya tarcis (a.k.a fried tart) mom Elly sama kak Ika. Dia sampe kepengen lho, dan bilang kalo aku bikin, dia mau ikutan dan janji bakalan bantu ngegiles adonan. Makanya kemarin pas aku bikin, kak Ika ikutan nongkrong juga di meja. Pertama bikin adonan yang pake margarine, gak ada masalah, margarinenya aku campur butter soale margarinenya gak cukup *hihihi*. Tapi bikin adonan ke dua, gagal total. Sampe dibuang segala, soale aku bingung kok malah buyar dan gak kalis-kalis, jadi aku tambah minyak terus... waktu bikin adonan yang baru, langsung aja aku telpon Mom Elly buat bala bantuan...ternyataaaa... daku lupa masukin air...hahahaha... thanks ya Mom udah mau aku gangguin, ini niiih akibat gak nyimak waktu latbar.


Kali ini adonannya diulenin kak Ika, sambil dimasukin air dikit-dikit...horeeee...jadi deh adonan yang kalis. Supaya gak lupa lagi, step-by-stepnya aku foto, kak Ika cekikikan waktu tangannya aku pinjam. Seperti biasa, aku ditengah-tengah bosen dan aku tinggal mandi, jadi diterusin sama kak Ika sampe selesai. Yang sudah selesai, digoreng beberapa biji sama si Lina, asistennya kak Ika. Aku yang kebetulan lagi gak puasa langsung nyicipin... huuumm..enaaaaakkkkk.... kulitnya renyaaah dan berlapis-lapis. Rasanya seperti makan pastry yang pake isi. Paten banget resep si Mommy ini. Sayang, punyaku gak serapi buatan mom Elly, masih berantakan. Masih bingung buat nyari tengahnya, alhasil lapisannya miring-miring. Tapi rasanya enak deh! cuma belum berani ambil kesimpulan, sampe dicicipin sama orang lain (ya iyalah, kalo aku aja, subjective pasti..hehehe)

Si Arel suka tuuuh...say Thank You Mom Elly!!!

Pas buka puasa, bang Iqbal yang pertama nyicip, trus diikuti bang Baraq, kak Ari (iparku, Mama-nya Abel n' Arel) dan yang lainnya, termasuk kak Ika. Lariiiisssssss..... pada bilang enak banget tuh, sampe bibi Samiha minta resep segala (ketagihan niiih...). Kak Ari sampe ngerayu Dea supaya ngambil tarcis jatah para laki-laki yang duduk di sebelah kanan. Saat buka puasa selesai, semua tarcis habis...biiis... lega deeehhh... kak Ika juga senang banget, katanya nanti kalo dia buka cafe, tarcis ini jadi salah satu snacknya (duileee...sebegitu yakinnya tuuh). Ujung-ujungnya dia malah ngebayangin ada mom Elly supaya bisa pesen aja, biar gak ribet...kapok kali dia ditinggal buat nyelesaiin tarcis sendirian...hahahaha...

Ini niiih resepnya. Resep ini setengahnya dari resep mom Elly (kalo mau yang full, ke blognya mom Elly aja yaaa...), soale aku emang bikin setengah. Kira-kira dapatnya 22 biji lah...


TARCIS ( a. k. a FRIED TART) ALA MOM ELLY
by Mom Elly

Bahan Isi :
(aku pake kornet, kentang, bawang bombay, merica dan garam doang)

100 gr daging giling/cincang halus
350 gr kentang ) potong kotak kecil, kukus
125 gr wortel )
1/2 kaleng kacang polong
3 batang daun bawang ) iris halus
2 batang seledri )
sedikit gula dan bumbu penyedap
kaldu sapi bubuk secukupnya
margarine dan 2-3 sdm minyak goreng, untuk menumis

Bumbu yang dihaluskan :
1/2 sdm merica butiran
2 siung bawang putih
4 siung bawang merah
1/2 cm jahe
sedikit buah pala
1/2 sdm garam halus

Bahan lain :
Minyak untuk menggoreng
Sambal botolan

Caranya :
Tumis bumbu yang sudah dihaluskan dengan campuran minyak dan margarin hingga harum, lalu masukkan daging giling/cincang. Masak hingga berubah warna, kemudian masukkan bawang bombay, daun bawang dan seledri. Aduk hingga bawang bombay layu. Bubuhkan sendikit gula/penyedap dan kaldu bubuk. Masukkan kentang, wortel dan kacang polong. Ber larutan maizena. Masak sebentar, angkat dan dinginkan.

Bahan Kulit :

Adonan A :
125 gr tepung terigu
100 gr margarine (aku --> 80 gr margarine + 20 gr mentega)

Adonan B :
375 gr tepung terigu
100 ml minyak sayur
200 - 300 ml air dingin (sesuaikan dengan kebutuhan)
1/2 sdm garam
1 sdm gula

Caranya :

  • Adonan A : Campur semua bahan adonan A hingga menjadi adonan yang menyatu dan dapat di pulung. Sisihkan.
  • Adonan B : Dalam wadah, masukkan tepung, minyak sayur dan gula dan garam dengan sedikit air. Sambil diuleni, tambahkan air sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan yang kalis.
  • Bagi adonan A dan adonan B menjadi bulatan dengan jumlah yang sama (misalnya, adonan A ada 20, maka adonan B juga 20, sepasang gitu lhooo...).
  • Untuk 1 buah tarcis, ambil 1 bulatan adonan B, letakkan bulatan adonan A diatasnya, tutup. Lalu giling memanjang. Gulung. Putar kearah atas (90 derajat) lalu giling lagi, gulung (2 kali gulung yaaa). Belah menjadi dua. Ambil satu, lalu di giling tipis membulat. Giling yang sebelah lagi.
  • Ambil satu bagian kulit (ingat ya, yang kelihatan "swirl" nya disebelah luar), beri isi, lalu tutup dengan bagian kulit yang satu lagi. Bentuk pinggirannya (good luck deeh...*hihihi*).
  • Goreng dengan minyak panas, api sedang hingga kuning kecoklatan.
Selamat ber-renyah-ria yaaa...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anniversary

Daisypath Anniversary tickers

Ava

Lilypie Kids Birthday tickers

Eijaz

Lilypie Fourth Birthday tickers