Search This Blog

Showing posts with label video. Show all posts
Showing posts with label video. Show all posts

Tuesday, December 24, 2013

Kenalin, namanya Ava...

Hello!!!!!!!!!!!! *hug hug n' kiss kiss*
Apa kabar semuanyaaa? baik-baik saja kaaan..??
Hadeuwwwww...rasanya udah lama buanget gak nge-blog. Hampir satu tahun gak di update! Kangen deh pengen bikin-bikin dan cerita lagi di sini. Padahal, udah sering banget lho kepikiran pengen kedapur...tapi yah cuma kepikiran doang, gak di eksekusi juga...hehehehe... 

Eniwey...
Ini niih, yang sekarang bikin aku sibuk. Yup kenalin ya, putri mungilku, Ava. Nama lengkapnya, Ava Sofia Imannora... namanya, asli dari pemikiran Mama-nya (ya aku lah yaa..hehehe). Ayahnya alias si Mas, cuma meng-oke-kan aja...(yah, mungkin doi juga tau, kalo gak oke pun aku tetap bakalan ngotot...*heehee*). Namanya aku ambil dari mana-mana... yang artinya begini nih...


Ava : Dalam bahasa Persia, artinya irama yang merdu atau suara yang indah..
Sofia : Juga dalam bahasa Persia artinya bijaksana..
Imannora : Perpaduan kata Iman + Nora. Kata "Nora" juga dari bahasa Persia yang artinya Cahaya (Nuur). Jadi, Imannora maksudnya Cahaya Iman (Nur Iman).

Harapan Mamanya, anaknya ini akan menjadi wanita yang bersuara indah, bertutur kata lemah lembut (kebalikan Mamanya yang suaranya cempreng...hihihi),  bijaksana dalam segala tindakannya dan tentu saja menjadi muslimah yang bercahaya iman. (BTW, Ava Sofia juga nama sebauh masjid yang indah di Turkey, semoga putriku nantinya juga bisa membawa perubahan untuk kebaikkan...Amiiin)

Alhamdulillah, putriku ini anaknya gak rewel. Hepi-hepi aja bawaanya. Mungkin karena emang dari dalam perut sudah sering aku ajak bicara ya (thank you buat semua info Ibu hamil di internet...hehehe). Aku sering ajak komunikasi tentang kegiatanku dan Ayahnya. Kalo aku baru tau hamil setelah lewat dari 3 bulan, lahirnyapun terhitung kejutan juga. Lebih cepat 3 minggu dari perkiraan, tapi lahirnya pas hari pertama masuk minggu ke 37. Sedikit cerita tentang hari kelahirannya yaa...

Hari Selasa, si Mas baru balik dari Jakarta setelah menyerahkan berkas-berkasku. Saat beliau pulang, aku cerita kalo aku ngerasa udah gak nyaman dengan kehamilanku (ternyata hamil bisa bikin jenuh juga...am I the only one?? *wonders*...). Bukan apa-apa, karena memang minggu-minggu terakhir ini, tensi darah ku meningkat. Sama dokter di suruh istirahat melulu, sementara aku merasa gak ada perubahan. Kaki dan tangan membengkak sejadi-jadinya. Segala posisi duduk dan tidur yang disarankan, tetap tidak ada perubahan. Mendengar keluhanku, suamiku membawa aku ke dokter hari Kamisnya, lebih cepat dari jadwal periksa yang biasanya hari Sabtu. Habis maghrib, kami ke dokter. Sampai di sana wajah dr. Sindhung yang biasanya datar aja, mulai terlihat beda. Biasanya beliau nyantai banget dengar semua keluahanku. Malam itu juga aku disuruh test urine di lab yg gak jauh dari tempat beliau praktek dan hasilnya ditunggu. Aku dan si Mas, sambil ketawa tawa, jalan kaki ke lab dan balik lagi ke dokter Sindhung.


Setelah melihat hasil tes ku, dokter Sindhung mulai terlihat tenang seperti biasa lagi  (atau pura-pura tenang yaa??? hahaha...), katanya, kadar protein di urine ku tinggi. "Ibu malam ini istirahat di rumah sakit aja ya bu, kalo di rumah sakit ada oksigen, supaya Ibu tidurnya nyenyak.." begitu katanya. Aku yang malas pindah ke rumah sakit karena udah malam, minta masuknya besok pagi-nya saja...lagi dengan tenang tapi maksa dokternya bilang "Malam ini aja bu, nanti tengah malam saya mampir ke rumah sakit meriksa keadaan Ibu, kalau malam ini Ibu tidurnya nyenyak, ya besok Ibu bisa pulang ke rumah..."...aku pun langsung mati kutu, Apalagi si Mas juga udah melotot nyuruh aku ikut omongan dokter.

Dalam perjalanan pulang, aku nagih janji si Mas yang mau ngajak makan martabak India sebelum ke dokter tadi. Tapi si Mas maksa pulang dulu ke rumah, siap-siap buat ke rumah sakit dan memberi tahu Papaku. Sampe rumah, bawa baju seadanya (karena kata dokter aku cuma istirahat doang) kami berangkat ke rumah sakit. "Kami" maksudnya rombongan yang mengantar aku...Ada Papa, aku dan si Mas satu mobil, dan mobil satu lagi, ada sahabat kami Sandy yang bawa Wiwin dan Ina yang kerja di rumah saat itu untuk menemaniku nanti di rumah sakit. Sampai di RS, aku ke UGD, menyerahkan surat dokter Sindhung. Aku rada heran juga karena petugas yang menerima surat seperti panik dan bingung melihat pasiennya ternyata aku yang berjalan nyantai aja. Ditawari kursi roda sampe tempat tidur dorong aku gak mau, karena memang masih bisa jalan koq.

Aku di antar ke bagian  bersalin, disuruh pipis dengan alasan nanti kalau sudah diatas tempat tidur, aku gak boleh turun-turun lagi dan harus pakai kateter. Aku jelaskan kalau aku cuma disuruh istirahat doank, dan besok boleh pulang. Jadi gak perlu pake kateter (aku paling benci pake kateter, rasanya kayak mau pipis aja..*anyang-anyangan*). Perawatnya cuma meng-iyakan saja, tapi tetap sama rencana semula. Akupun disuruh istirahat di ruang bersalin yang kecil dan hanya ada 1 tempat tidur doank. Suamiku dan Sandy sibuk minta kamar rawat inap biasa, yang ukurannya normal, karena aku harus istirahat, tapi perawatnya bersikeras kalau perintah dokter aku harus diruangan itu. Gak lama, bang Iqbal dan mba' Dwi istrinya datang juga. Semakin rame deh yang menungguiku di rumah sakit...hahahaha... Gak lama dokter Sindhung beneran datang ke RS memeriksa keadaanku. Aku cuma dipasang infus, dan disuruh santai dan tidur saja. Karena sudah malam, aku bilang ke Papa dan lainnya supaya pulang aja istirahat, karena aku keliatannya gak ada masalah yang berarti, sesuai kata dokter tadi, cuma perlu tidur doang. Akhirnya tinggalah aku sama si Mas yang siap-siap tidur di lantai. Rada kasian juga sama si Mas, sudahlah tidur di lantai, beliau juga kena omelanku karena gak jadi beliin aku martabak, soalnya pas masuk RS, aku sudah dilarang makan, padahal perutku udah lapar beraaaat.....hahahahaha....maaf ya say!

Semalaman ntah kenapa aku gak bisa tidur, ntah karena kateter yang bikin super gak nyaman atau memang tempat tidurnya yang gak nyaman untuk aku yang perutnya udah besaaar banget. Si Mas aku bangunkan dan aku minta pulang, istirahat di rumah aja, karena di RS, aku malah gak bisa tidur. Mungkin karena udah kena omelanku dan gak mau aku ngomel lagi, beliau keluar, sebentaaar banget, pas masuk lagi, si Mas cerita kalo dia sudah ngomong dengan suster..bla..bla..bla...kesimpulannya, aku memang harus di RS sampai besok pagi. Kentara banget boongnya, cukup dengan pelototanku, akhirnya si Mas ngaku sambil senyam senyum bilang kalo tadi dia cuma muter aja diluar, dia tengsin ngomong ke perawat minta keluar RS malam-malam, dan minta aku bersabar aja nunggu pagi...huu..dasar..  sambil gerutu aku bilang ya udah, besok aku ngomong sendiri aja minta pulang.

Gak lama, aku lihat jam, sudah menunjukkan jam 3 lewat...si Mas baru mulai tertidur... Jam 3.50 pagi, aku merasa perutku sakit...tapi gak lama. Melihat si Mas kelelahan, aku gak mau membangunkan, walaupun sakit itu muncul sesekali. Jam 4 lewat, aku mulai gak tahan, si Mas aku bangunkan, karena sakitnya mulai terasa, dan makin lama, makin sering. Si Mas, langsung memanggil perawat. Jam 5 kurang dikit, aku mulai gak tahan, sakitnya udah bikin nangis. Suster udah berkali-kali masuk ke kamar untuk menenangkan. Si Mas yang mulai panik, langsung nelfon iparku, kak Ari (istrinya bang Mubaraq) yang pernah jadi perawat, untuk segera ke rumah sakit.menemani aku. Jam 6 lewat, kak Ari dan bang Baraqpun datang ke rumah sakit. Saat itu kontraksi ku sudah semakin sering. Papa pun datang juga pagi itu dan mulai menasehati ku untuk sabar dan selalu ngucap nama Allah SWT.

Jam 8, dokter Sindhung datang, dan bilang kalau aku akan di operasi hari itu juga. Karena sudah gak tahan sakitnya, aku minta di operasi secepatnya, tapi dokter minta aku tahan dulu, karena akan di beri suntikan penguat paru untuk bayiku dan aku pun di beri obat penurun tensi. Apalagi hari itu hari Jum'at, operasi baru bisa dilakukan jam 1 siang setelah sholat jum'at. Aku rasanya mau menjerit kencang membayangkan masih lamanya harus menunggu sambil menahan sakit. Rasanya waktu berjalan sangat lamban, apalagi jam dinding di ruangan itu langsung ke mataku, sepertinya jarum jam gak bergerak sama sekali. Beberapa kali aku di tensi tapi darahku gak turun banyak. Beberapa kali pula suster datang dan menghiburku untuk tenang supaya tensiku lekas turun. Karena semua usaha mereka untuk menurunkan tensiku sudah maksimal, tidak ada yang bisa di lakukan lagi.


Jam 1 kurang, aku disiapkan untuk masuk keruang operasi. Aku masih nangis terus, bukan karena takut dioperasi, tapi karena memang aku kesakitan. Sebelum masuk ruang operasi, aku lihat banyak keluarga dan teman-temanku yang menunggu di depan ruangan. Semua disuruh melihatku sebelum masuk ke ruangan, senang rasanya mengetahui kalau aku gak sendirian. Setelah pamit dengan Suamiku, akupun masuk ke ruang operasi. Saat di ruangan operasi, ternyata dokter juga masih menunggu tensiku turun, kalau tidak salah, terakhir tensiku aku dengar 147. Dokter Sindhung terlihat berfikir agak lama, kemudian beliau bilang oke. Aku di minta duduk untuk dimasukkan bius ditulang belakangku. Aku ingat, temanku, Christine pernah cerita kalau ini proses yang lumayan bikin sakit, tapi ntah karena sakit di perutku lebih sakit, aku gak terasa sama sekali saat suntikan dimasukkan. Aku justru merasa lega, karena setelah itu, sakitku hilang, dan rasa gak nyaman dari kateter sialan itu pun hilang...cihuuy...

Sayang banget ternyata suamiku tidak diperkenankan masuk selama operasi berlangsung. Aku sendiri gak merasa apapun, petugas yang membantu jalannya operasi, sibuk mengajakku bercerita, padahal aku lumayan ngantuk. Ditengah-tengah, aku merasa susah bernafas, aku coba terus tapi seperti ada yang bikin tersendat, aku bilang "Gak bisa nafas, gimana nih.."  aku dengar petugas yang tadi ngajak aku ngobrol bilang gini "Ayo bu, terus tarik nafasnya, anak Ibu juga sesak..ayo bu, bantu anaknya!"...aku jadi semangat berusaha tarik nafas terus, sampai tiba-tiba nafasku terasa mendadak lega..."anak Ibu sudah keluar bu, perempuan"...lalu terdengar tangis bayi. Rasanya legaaaa banget, gak tau deh mesti bilang apa. Aku bingung juga kenapa bayiku gak langsung di perlihatkan ke aku (kayak di film gitchuuu..hehehe). Tapi aku terlalu ngantuk buat nanya, sama perawatnya pun aku dikasih tau, sekarang boleh tidur kalau mau. Gak lama, terdengar sudara suster yang bilang kalau berat bayiku 4.150gr...lumayan bikin dokter Sindhung kagum.."Waaah, besar bu..", padahal menurut perkiraan sebelumnya, bayiku memang lumayan besar, tapi masih di bawah 4 kg.

Tiba-tiba aku dibangunkan.."bu, ini anaknya"...rasanya seperti mimpi melihat bayi mungil yang dibungkus kain hijau. Kata pertama yang keluar dari mulutku cuma "Avaaa...", setelah aku cium, bayiku pun di bawa lagi oleh perawatnya. Tenyata, kata suamiku, keluar dari ruang operasi, anakku buru-buru dibawa keruangan bayi dan sempat diberi oksigen. Mungkin itu sebabnya, setelah lahir gak langsung di perlihatkan ke aku. Inilah yang sebenarnya di khawatirkan dokter Sindhung, sehingga harus dioperasi hari itu juga. Karena mencegah bayi ku sesak karena preeklamsia. Aku bersyukur sekali dan sangat berterima kasih sama dr. Sindhung yang sudah mengambil tindakan-tindakan yang dianggapnya perlu. Aku memang sudah tau kalau aku akan dioperasi karena diabetesku, tetapi tidak menyangka akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Alhamdulillah, dr. Sindhung bawaanya tenang, jadi aku pun lebih fokus ke tujuanku untuk melahirkan anakku tanpa memikirkan hal-hal yang akan membuatku panik. Dokterku ini orangnya pendiam lho, kalo periksa, aku aja yang cerewet nanya ini itu...hehehehe...
Lega, senang, bahagia, semua rasa campur aduk. Gak henti-hentinya aku bersyukur pada Allah SWT bayi ku keadaanya sehat dan tidak kurang satu apapun. Alhamdulillah. Semua yang aku bayangkan menjadi kenyataan. Bayiku lahir langsung dikelilingi sanak keluarga dan teman-temanku yang menyayanginya. Selama di rumah sakitpun, tamu yang berkunjung gak henti-henti, sampai bikin perawatnya bingung melihat keluarga besar kami yang memenuhi kamar rawat inapku. Rasa sedih mengingat Ibuku dan abang Sadat yang sudah tiada dan tidak dapat melihat anakku tertutupi dengan canda tawa sanak saudaraku.

Itulah cerita yang lumayan panjang jadinya...hehehe...tentang kelahiran putriku yang aku sayangi. Bahagia sekali rasanya sekarang aku bisa memanggil diriku sendiri "Mama"... dan walaupun memang benar cerita orang-orang selama ini kalo punya bayi itu melelahkan dan sangat menyita waktu, tapi di malam hari, melihat Ava tertidur, rasanya tidak ada kebahagiaan lain yang bisa menandingi kehadirannya di tengah-tengah kami. 


Naaah...
Inilah sebabnya aku cuti dulu baking-bakingnya. Tanggal 17 kemarin, Ava genap berusia 7 bulan. Sudah bisa tengkurap sambil berusaha merangkak. Gak suka di suruh duduk, tapi maunya berdiri sambil dipegangin. Sudah suka makan, makananya apa aja yang di blender Mamanya...hehehe...paling suka kentang, apapun yang di campur kentang, Ava akan memakannya dengan senang hati. Yup, saat ini Ava memang makan makanan yang dibuat sendiri. Campuran aneka sayuran, baru setelah usia 7 bulan ini, makanannya ditambah ikan salmon. Alhamdulillah, Ava, gak alergi.

Hummm...jadi kepikiran mau nambah kategori baru di blog ini, supaya lebih bervariasi. Rencananya mau nambah bagian "Grocery"...isinya aneka produk yang menurutku layak untuk di coba. Sejak, punya bayi, aku lebih teliti sama barang-barang yang aku beli, kayaknya menarik juga kalo berbagi di sini. Cocok gak ya..?..Oh, well...we'll see...hehehehe...

O ya, aku juga upload video foto-foto Ava, 3 bulan pertama dalam kehidupannya :


Mudah-mudahan dalam beberapa ini aku bisa ke dapur lagi, resep-resep yang ingin aku coba udah menumpuk minta segera diwujudkan jadi kenyataan...so stay tune!




Sunday, September 20, 2009

Nastar dan Lebaran


Pffff...akhirnya lebaran juga. Para tamu sudah pada pulang dan pintu depan rumah sudah mulai ditutup. Akhirnya bisa nyantai juga di kamar. Bisa ngeblog lagi, setelah itu bobo deh. Capek banget dari semalam ngurusin rumah dan makanan untuk hari ini. Persiapan buat lebaran dirumahku sangat krusial. Beberapa hari sebelum lebaran, yang dibahas cuma untuk persiapan hari ini doang. Maklum, kami dari keluarga besar, dan Ortu ku pun temannya banyak. Di hari lebaran, tamu yang datang ratusan. So..persiapannya mesti betul-betul matang. Rumah sudah di rapikan, kue sudah disiapkan, hidanganpun udah di pesan.

Sejak Ibuku gak ada, memang aku selalu pesan makanan tambahan. Seperti tekwan dan sate, ga lupa juga nasi minyak yang enyak banget buatan Mudo (Mudo=Paman) Tarmizi, keluarga jauh Papaku. Si Umi tetap masak masakan yang selalu ada dan udah jadi tradisi dirumah kami biasanya sudah ada "pesanan khusus" dari abang-abangku. Pada dasarnya mereka minta makanan yang selalu disiapkan ibuku dulu kalo lebaran. Lontong dengan kuah sayur kacang, sambal teri kacang, asam padeh daging, rendang, bistik ayam dan kari daging untuk temen makan nasi minyak. Semua lauk pauk cukup disiapkan oleh si Umi yang udah booking daging dari jauh-jauh hari. Kak Ika juga bikin siomay, dan sayur godog pake pepaya muda untuk dimakan dengan lontong, soale dia kangen masakan Mama-nya di Jakarta...sayur ini sempat bikin bingung keluargaku...hihihihi

Karena semua hidangan disajikan buffet, demikian juga kue-kuenya. Untuk menghemat penggunaan piring kue *cieee* aku bikin camilan pake cup aja. Cupcake mini yang imut banget, brownies cup, dan banana roll yang aku potong kecil lalu "di mandikan" dengan coklat leleh (padahal ini produk gagal lho, gak taunya banyak banget yang doyan dan nanyain resepnya...hehehe). Semua dengan papercup mungil, termasuk lapis legit dan dodol lembut yang juga buatan Mudo Tarmizi. Enak deh dodolnya... Aku bikin lapis legit cuma 1 loyang, itu pun sudah habis separuh sebelum lebaran. Gak kuat kalo bikin lagi. Lagian, seperti hari ini, banyak sepupu dan saudaraku yang nganter lapis legit ke rumah. Alhamdulillah... soale Papaku itu gak suka banget kalo di rumah makanan habis tapi tamu masih banyak...wuiih...dia bisa bete seharian tuuh...

Saat suasana lebaran begini apalagi ngeliat keluarga berdatangan, aku jadi kangen banget sama Ibuku dan abangku, bang Sadat. Ini sudah lebaran ke 4 tanpa Ibuku dan ke 5 tanpa bang Sadat bersama kami. Kalau boleh milih, apapun aku lakukan asalkan mereka bersama kami lagi. Aku kangen suara Ibuku yang sibuk menata meja dan menyiapkan makanan, demikian juga suara bang Sadat yang selalu nanyain Ibu soal asam padeh daging favoritnya. Mereka berdua memang dekat, kesedihan yang luar biasa ketika mereka pergi dengan jarak yang begitu dekat. Pertama lebaran tanpa Ibuku, aku sempat kagok karena aku gak biasa menyiapkan segala urusan rumah, kacau semua. Tapi setelah beberapa kali lebaran, aku mulai terbiasa. Abang-abangku sepertinya juga berusaha menghibur dan membantu aku. Mereka juga sering mengingatkan kalau ada yang kurang. Namun bagaimanapun juga, tidak se-sempurna Ibu-ku.

Karena lagi kangen banget sama Ibuku dan supaya cucu-cucu-nya inget beliau (siapa tau kalo mereka besar nanti, bisa baca blog ini, tapi kalo blogger saat itu jadi kuno banget, ya memble..hehehe), aku masukkin video clip deh disini. Di clip ini Nadia dan Hilmy yang selalu aku kangeni masih kecil banget, apalagi abel yang lagi doyan kacamata, dan Dea masih dalam kandungan kak Ika dan bang Sadat masih kuliah di Australia, di clip ini ada Ibuku (pake baju merah marun), yang sekitar 7 atau 8 bulan sebelumnya, terkena serangan stroke pertama kali. Video ini diambil waktu keluargaku nganter aku balik lagi ke London, setelah liburan musim panas aku pulang ke Indonesia. Aku yakin waktu nganter setelah liburan, bukan pertama berangkat, soale diambil pake kamera digital pertama yang aku punya. Baru ngerti digicam waktu udah di London. Waktu itu, temanku dari Thailand, si Jan nyuruh aku beli digicam, gara-gara aku sibuk nyari scanner buat ngirim foto ke Nyokap...whoaaa..hahaha daku kampungan banget ya... aku beli kamera Canon digital Ixus 3.2 pixels. Waktu itu, udah termasuk tinggi lho resolusinya...hehehe..



Anyway, karena cerita tentang tradisi di rumahku, kali ini aku mau posting nastar aja deh. Yang ini bukan aku yang bikin, tapi kak Ika. Dia bikinnya pake resep nastar NCC, empuuukk!! Karena aku suka banget sama hasilnya, ya aku masukkin blog aja deh, sekalian buat dokumentasi resep. Kak Ika seperti biasa bikin kuenya tergantung mood, beberapa kali bolak-balik, ritualnya belum dimulai juga. Lega deh, akhirnya dia ngajakin mbuletin adonan nastarnya...hihihihi... Kak Ika terpaksa bikin nastar, soale suaminya (abangku Riri, cuma setahun diatasku) ngotot minta nastar lebaran kali ini. Aku tau sih kenapa Riri begitu, karena waktu Ibuku masih ada dulu, nastar merupakan kue yang wajib ada. Waktu kami kecil dulu, suka ikutan bantu Ibuku bikin kue. Seperti kebiasaan Ibuku, kuenya selalu sama tiap tahun, adonan dasarnya pun sama. Tinggal campurannya aja yang beda, diisi nanas jadi nastar, diberi kelapa kering (my fav!), diberi coklat bubuk, ada juga yang ditempel pake royal icing sehingga bentuknya jadi mirip buah pala...hehehe..

Riri cerita soal nastar keranjang (kue sangkek), tapi sayang, cetakan keranjangnya gak ketemu. Aku ada ide bikin bentuk jambu juga seperti ibu dulu. Untung si Umi ada persediaan cengkeh buat tangkainya. Sayangnya buatanku gak begitu rapi, tapi lumayan bikin Riri semangat, dia langsung masang tangkainya dari cengkeh, itu memang tugasnya dia waktu kecil dulu kalo bantuin ibuku bikin kue. Bang Iqbal yang mondar-mandir abis buka puasa-pun terhenti ngeliat aku sama Riri dan langsung bilang "eeh, kayak kue Ibu dulu..." dia sampe duduk juga dimeja makan ngeliatin aku sama Riri yang ngebentuk nastar sambil ngerecokin kak Ika yang lagi bikin nastar.

Sesekali kedengaran komen Bang Iqbal dan Riri saat aku berusaha bikin bentuk jambu "kalo Ibu dulu begini...begitu..." dan sebagainya, seru deh! Kita bikin nastar bentuk jambu-nya gak banyak koq, cuma sekitar 20 biji, buat lucu-lucuan aja. Yang lain bentuknya tetap bulet aja. Gak nyangka, ternyata yang kangen kehadiran Ibuku di saat Ramadhan dan Idul Fitri bukan aku aja, tapi abang-abangku juga...Semua Abangku memang dekat dengan Ibu, dulu mereka dari kantor, makan siangnya justru ke rumah, kalo lauk di rumah mereka gak cocok, pasti telpon Ibuku dan Ibuku langsung nyuruh supir anter rantang, sakitpun ngadunya ke Ibu...Alfatihah untuk Ibuku yaa..

Eeeh...hampir lupa, ini resepnya..sama kak Ika, resep ini ditambah keju edam, gak banyak koq, paling sekitar 50-100 gr doang. Gak tau ada pengaruhnya apa gak, yang pasti rasanya enak banget lho..


NASTAR
by Fatmah Bahalwan

Bahan kulit:
250 gr Margarine
250 gr Butter
100 gr gula halus
4 btr kuning telur
700 gr tepung terigu
4 sdm susu bubuk FC

Bahan polesan:
3 btr kuning telur
1 sdt cookie glaze

Cara membuat:

  • Aduk mentega, gula dan telur hingga rata. (mixer speed 1, asal nyampur)
  • Masukkan tepung terigu dan susu bubuk, aduk perlahan hingga tercampur rata.
  • Ambil sedikit, bentuk bulat, isi dengan selai nanas. Susun diloyang tipis, beri jarak satu dengan yg lain.
  • Oven dengan suhu 140’C selama lk. 30 menit, keluarkan dari oven, poles dengan bahan polesan, oven lagi hingga kuning mengkilat.
  • Angkat, biarkan dingin, susun dalam toples, tutup rapat.

Selai Nanas

Bahan:
4 bh nanas palembang, haluskan
200 gr gula pasir
1 sdt garam
1 ptng kayu manis

Cara membuat:

  • Masak nanas halus bersama airnya, garam dan kayu manis hingga kering, tuang gula pasir, masak terus dengan api kecil hingga kering dan liat. Angkat.

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430 H
"Mohon maaf lahir dan batin"


Buat bang Baraq.... : HAPPY BIRTHDAY, AQ!!!! *hugs*

Sunday, June 7, 2009

Kursus Cake International NCC

Sambil nungguin ketan yang lagi direndam buat bikin semar mendem, aku mau nulis soal kursus kemarin aaaah... udah lama banget mau nulis kursus-kursus yang aku ikutin di NCC. Pertama kali ikutan, kira-kira hanya beberapa hari setelah aku join milis NCC. Langsung aja transfer dan nongol di markas Matraman. Kalo gak salah waktu itu aku ikutan kursus dekorasi fondant. Setelah itu mulai deh aku ikutan kursus-kursus lainnya. Cupcakes, kukis hias, bakso dan bakwan malang, aneka snack (lemper, arem-arem, bika ambon, pastel), dan kemarin kursus cake internasional (black forest, sacher torte, devil's food, opera). Yup, aku milih kursusnya berdasarkan makanan yang aku suka aja...hehehe..

Sepupuku, Tona aja suka bingung ngeliat aku yang niat banget ikutan kursus. Sampe banyak juga keluarga ku yang ngira aku mau bikin cafe segala...hihihihi.. sebenarnya gak ada maksud tertentu sih. Cuma suka aja, sambil ngisi waktu kalau lagi gak ngapa-ngapain. Trus, ya senang aja kalo bisa bikin sendiri (walaupun nyampe rumah kadang-kadang malah praktek yang lain). Sekalian pelampiasan waktu kuliah di luar dulu, terpaksa makan ala kadarnya karena gak bisa bikin sendiri . Just in case kalo aku mau nyambung kuliah lagi...ehem...doain ya!

Ini niiih...hasil kursus kita! yummy!

Anyway... kemaren aku kursus cake international. Penasaran banget pengen bikin opera cake kesukaan ku. Masih trauma bikin sendiri gara-gara opera cake gagal dulu, mending kursus deh. Biar sekalian tau tips n' tricks-nya. Rencana kursusnya udah dari dulu-dulu, lha, Jum'at malam, iseng-iseng buka website NCC liat jadwal kursus...waaaaa...ada kursus besoknya! langsung deh sms bu Fat, mau ikutan kursus. Pagi-pagi baca sms bu Fat nyuruh dateng, siiiiip...cepat-cepat mandi, trus cabut. Karena mendadak, daku gak sempat transfer, nongol, bayar, duduk..hihihihi...

Kursusnya asyik banget..eeeehh, ketemu mba' Desi (hello mba'..!!) yang punya hobby sama kayak aku, suka ngumpulin peralatan dapur yang lucu-lucu...Pas bikin opera cake, aku perhatiin bener-bener deh, sambil gak sabar nunggu cakenya jadi *heehee*. Kita juga belajar bikin aneka jenis ganache untuk macam-macam kebutuhan. Aku juga suka banget ngeliat bu Fat nyiram ganache ke atas cake. Cake nya kayak lagi mandi coklat..(deee...bahasane!)


Video menyiram cake dengan ganache

Sambil nungguin kue, aku nanya-nanya tukang jait kebaya ekspress. Aku lupa (gak lupa siiih, nunda-nunda aja) mau bikin kebaya buat pengantennya dwi, teman se-gank waktu kuliah dulu. Syukurlah, ada salah satu peserta (aduuuh lupa namanya, hello mba'...) yang ngasih saran ke mayestik aja. Beli bahan, langsung bawa ke tukang jahit yang rame di lantai dua. Horeeeee.... langsung deh siap-siap bikin rencana ke mayestik abis kursus.

Trus bu Fat juga ngajarin bikin hiasan coklat dan pagar-pagaran coklat buat pinggiran cake mulai dari pake pipping bag, arabest sampe coklat transfer. Aku naksir berat sama cetakan untuk bikin kepingan coklat berbentuk hati punya bu Fat. Hasilnya, baguuuuusss bangeeet.. kayak di hotel-hotel gitu. Kalo gak salah bahannya dari silikon. Pengen deh, tapi harganya bikin gak akan dibeli dalam waktu dekat...hehehe

Waktu cakenya udah jadi dan cantik-cantik, duuuuh... puas banget deng ngeliat-nya sambil gak sabaran juga nunggu pembagian jatah..*giggles*... pulangnya dijemput pak Di, trus maksa si Mas supaya nemenin juga ke mayestik sambil di samperin sekalian, maka pergilah kita ke mayestik. Sepanjang jalan, aku langsung nyicip hasil kursus, Black Forest dan Devil's Food yang lembut, Sacher Torte yang seger karena ada selai apricotnya dan Opera Cake yang bikin ketagihan. Enyaaaakkk....



Video bikin hiasan coklat seperti pada Sacher Torte
(Sorry, videonya kebalik...hihihi)

Di mayestik, si Mas duduk pasrah aja di kursi toko karena gak ngerti urusanku. Anehnya, selesai belanja kain, aku langsung nyelonong keluar dan lupa kalo datang bawa si Mas...setelah di luar baru nyadar, rasanya ada yang ketinggalan. Dari kejauhan aku ngeliat si Mas berjalan lunglai keluar toko sambil bilang "Kalo udah dapat maunya, lupa deh sama aku..."....sampe satpam toko ketawa ngakak... whoa ha ha ha ha ha... kasian banget ya. Syukurlah, si Mas udah tau kalo dia emang harus ekstra sabar deh kalo sama aku yang kadang-kadang emang terlalu semangat dalam semua hal.

Untung deh dapat tukang jahit yang sanggup bikin kebaya dalam waktu 4 hari. Sepanjang jalan, aku rasanya udah gak sabar pengen bikin cake sendiri dirumah, mungkin pas temen se-gank ku yang lain, si Ika dan Muna nginap dirumah buat berangkat bareng ke acaranya si Uwi nanti....gak sabar pengen pamer dan bilang "Ini buatan Gue lhooo...."


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anniversary

Daisypath Anniversary tickers

Ava

Lilypie Kids Birthday tickers

Eijaz

Lilypie Fourth Birthday tickers