Search This Blog

Showing posts with label event. Show all posts
Showing posts with label event. Show all posts

Tuesday, December 24, 2013

Kenalin, namanya Ava...

Hello!!!!!!!!!!!! *hug hug n' kiss kiss*
Apa kabar semuanyaaa? baik-baik saja kaaan..??
Hadeuwwwww...rasanya udah lama buanget gak nge-blog. Hampir satu tahun gak di update! Kangen deh pengen bikin-bikin dan cerita lagi di sini. Padahal, udah sering banget lho kepikiran pengen kedapur...tapi yah cuma kepikiran doang, gak di eksekusi juga...hehehehe... 

Eniwey...
Ini niih, yang sekarang bikin aku sibuk. Yup kenalin ya, putri mungilku, Ava. Nama lengkapnya, Ava Sofia Imannora... namanya, asli dari pemikiran Mama-nya (ya aku lah yaa..hehehe). Ayahnya alias si Mas, cuma meng-oke-kan aja...(yah, mungkin doi juga tau, kalo gak oke pun aku tetap bakalan ngotot...*heehee*). Namanya aku ambil dari mana-mana... yang artinya begini nih...


Ava : Dalam bahasa Persia, artinya irama yang merdu atau suara yang indah..
Sofia : Juga dalam bahasa Persia artinya bijaksana..
Imannora : Perpaduan kata Iman + Nora. Kata "Nora" juga dari bahasa Persia yang artinya Cahaya (Nuur). Jadi, Imannora maksudnya Cahaya Iman (Nur Iman).

Harapan Mamanya, anaknya ini akan menjadi wanita yang bersuara indah, bertutur kata lemah lembut (kebalikan Mamanya yang suaranya cempreng...hihihi),  bijaksana dalam segala tindakannya dan tentu saja menjadi muslimah yang bercahaya iman. (BTW, Ava Sofia juga nama sebauh masjid yang indah di Turkey, semoga putriku nantinya juga bisa membawa perubahan untuk kebaikkan...Amiiin)

Alhamdulillah, putriku ini anaknya gak rewel. Hepi-hepi aja bawaanya. Mungkin karena emang dari dalam perut sudah sering aku ajak bicara ya (thank you buat semua info Ibu hamil di internet...hehehe). Aku sering ajak komunikasi tentang kegiatanku dan Ayahnya. Kalo aku baru tau hamil setelah lewat dari 3 bulan, lahirnyapun terhitung kejutan juga. Lebih cepat 3 minggu dari perkiraan, tapi lahirnya pas hari pertama masuk minggu ke 37. Sedikit cerita tentang hari kelahirannya yaa...

Hari Selasa, si Mas baru balik dari Jakarta setelah menyerahkan berkas-berkasku. Saat beliau pulang, aku cerita kalo aku ngerasa udah gak nyaman dengan kehamilanku (ternyata hamil bisa bikin jenuh juga...am I the only one?? *wonders*...). Bukan apa-apa, karena memang minggu-minggu terakhir ini, tensi darah ku meningkat. Sama dokter di suruh istirahat melulu, sementara aku merasa gak ada perubahan. Kaki dan tangan membengkak sejadi-jadinya. Segala posisi duduk dan tidur yang disarankan, tetap tidak ada perubahan. Mendengar keluhanku, suamiku membawa aku ke dokter hari Kamisnya, lebih cepat dari jadwal periksa yang biasanya hari Sabtu. Habis maghrib, kami ke dokter. Sampai di sana wajah dr. Sindhung yang biasanya datar aja, mulai terlihat beda. Biasanya beliau nyantai banget dengar semua keluahanku. Malam itu juga aku disuruh test urine di lab yg gak jauh dari tempat beliau praktek dan hasilnya ditunggu. Aku dan si Mas, sambil ketawa tawa, jalan kaki ke lab dan balik lagi ke dokter Sindhung.


Setelah melihat hasil tes ku, dokter Sindhung mulai terlihat tenang seperti biasa lagi  (atau pura-pura tenang yaa??? hahaha...), katanya, kadar protein di urine ku tinggi. "Ibu malam ini istirahat di rumah sakit aja ya bu, kalo di rumah sakit ada oksigen, supaya Ibu tidurnya nyenyak.." begitu katanya. Aku yang malas pindah ke rumah sakit karena udah malam, minta masuknya besok pagi-nya saja...lagi dengan tenang tapi maksa dokternya bilang "Malam ini aja bu, nanti tengah malam saya mampir ke rumah sakit meriksa keadaan Ibu, kalau malam ini Ibu tidurnya nyenyak, ya besok Ibu bisa pulang ke rumah..."...aku pun langsung mati kutu, Apalagi si Mas juga udah melotot nyuruh aku ikut omongan dokter.

Dalam perjalanan pulang, aku nagih janji si Mas yang mau ngajak makan martabak India sebelum ke dokter tadi. Tapi si Mas maksa pulang dulu ke rumah, siap-siap buat ke rumah sakit dan memberi tahu Papaku. Sampe rumah, bawa baju seadanya (karena kata dokter aku cuma istirahat doang) kami berangkat ke rumah sakit. "Kami" maksudnya rombongan yang mengantar aku...Ada Papa, aku dan si Mas satu mobil, dan mobil satu lagi, ada sahabat kami Sandy yang bawa Wiwin dan Ina yang kerja di rumah saat itu untuk menemaniku nanti di rumah sakit. Sampai di RS, aku ke UGD, menyerahkan surat dokter Sindhung. Aku rada heran juga karena petugas yang menerima surat seperti panik dan bingung melihat pasiennya ternyata aku yang berjalan nyantai aja. Ditawari kursi roda sampe tempat tidur dorong aku gak mau, karena memang masih bisa jalan koq.

Aku di antar ke bagian  bersalin, disuruh pipis dengan alasan nanti kalau sudah diatas tempat tidur, aku gak boleh turun-turun lagi dan harus pakai kateter. Aku jelaskan kalau aku cuma disuruh istirahat doank, dan besok boleh pulang. Jadi gak perlu pake kateter (aku paling benci pake kateter, rasanya kayak mau pipis aja..*anyang-anyangan*). Perawatnya cuma meng-iyakan saja, tapi tetap sama rencana semula. Akupun disuruh istirahat di ruang bersalin yang kecil dan hanya ada 1 tempat tidur doank. Suamiku dan Sandy sibuk minta kamar rawat inap biasa, yang ukurannya normal, karena aku harus istirahat, tapi perawatnya bersikeras kalau perintah dokter aku harus diruangan itu. Gak lama, bang Iqbal dan mba' Dwi istrinya datang juga. Semakin rame deh yang menungguiku di rumah sakit...hahahaha... Gak lama dokter Sindhung beneran datang ke RS memeriksa keadaanku. Aku cuma dipasang infus, dan disuruh santai dan tidur saja. Karena sudah malam, aku bilang ke Papa dan lainnya supaya pulang aja istirahat, karena aku keliatannya gak ada masalah yang berarti, sesuai kata dokter tadi, cuma perlu tidur doang. Akhirnya tinggalah aku sama si Mas yang siap-siap tidur di lantai. Rada kasian juga sama si Mas, sudahlah tidur di lantai, beliau juga kena omelanku karena gak jadi beliin aku martabak, soalnya pas masuk RS, aku sudah dilarang makan, padahal perutku udah lapar beraaaat.....hahahahaha....maaf ya say!

Semalaman ntah kenapa aku gak bisa tidur, ntah karena kateter yang bikin super gak nyaman atau memang tempat tidurnya yang gak nyaman untuk aku yang perutnya udah besaaar banget. Si Mas aku bangunkan dan aku minta pulang, istirahat di rumah aja, karena di RS, aku malah gak bisa tidur. Mungkin karena udah kena omelanku dan gak mau aku ngomel lagi, beliau keluar, sebentaaar banget, pas masuk lagi, si Mas cerita kalo dia sudah ngomong dengan suster..bla..bla..bla...kesimpulannya, aku memang harus di RS sampai besok pagi. Kentara banget boongnya, cukup dengan pelototanku, akhirnya si Mas ngaku sambil senyam senyum bilang kalo tadi dia cuma muter aja diluar, dia tengsin ngomong ke perawat minta keluar RS malam-malam, dan minta aku bersabar aja nunggu pagi...huu..dasar..  sambil gerutu aku bilang ya udah, besok aku ngomong sendiri aja minta pulang.

Gak lama, aku lihat jam, sudah menunjukkan jam 3 lewat...si Mas baru mulai tertidur... Jam 3.50 pagi, aku merasa perutku sakit...tapi gak lama. Melihat si Mas kelelahan, aku gak mau membangunkan, walaupun sakit itu muncul sesekali. Jam 4 lewat, aku mulai gak tahan, si Mas aku bangunkan, karena sakitnya mulai terasa, dan makin lama, makin sering. Si Mas, langsung memanggil perawat. Jam 5 kurang dikit, aku mulai gak tahan, sakitnya udah bikin nangis. Suster udah berkali-kali masuk ke kamar untuk menenangkan. Si Mas yang mulai panik, langsung nelfon iparku, kak Ari (istrinya bang Mubaraq) yang pernah jadi perawat, untuk segera ke rumah sakit.menemani aku. Jam 6 lewat, kak Ari dan bang Baraqpun datang ke rumah sakit. Saat itu kontraksi ku sudah semakin sering. Papa pun datang juga pagi itu dan mulai menasehati ku untuk sabar dan selalu ngucap nama Allah SWT.

Jam 8, dokter Sindhung datang, dan bilang kalau aku akan di operasi hari itu juga. Karena sudah gak tahan sakitnya, aku minta di operasi secepatnya, tapi dokter minta aku tahan dulu, karena akan di beri suntikan penguat paru untuk bayiku dan aku pun di beri obat penurun tensi. Apalagi hari itu hari Jum'at, operasi baru bisa dilakukan jam 1 siang setelah sholat jum'at. Aku rasanya mau menjerit kencang membayangkan masih lamanya harus menunggu sambil menahan sakit. Rasanya waktu berjalan sangat lamban, apalagi jam dinding di ruangan itu langsung ke mataku, sepertinya jarum jam gak bergerak sama sekali. Beberapa kali aku di tensi tapi darahku gak turun banyak. Beberapa kali pula suster datang dan menghiburku untuk tenang supaya tensiku lekas turun. Karena semua usaha mereka untuk menurunkan tensiku sudah maksimal, tidak ada yang bisa di lakukan lagi.


Jam 1 kurang, aku disiapkan untuk masuk keruang operasi. Aku masih nangis terus, bukan karena takut dioperasi, tapi karena memang aku kesakitan. Sebelum masuk ruang operasi, aku lihat banyak keluarga dan teman-temanku yang menunggu di depan ruangan. Semua disuruh melihatku sebelum masuk ke ruangan, senang rasanya mengetahui kalau aku gak sendirian. Setelah pamit dengan Suamiku, akupun masuk ke ruang operasi. Saat di ruangan operasi, ternyata dokter juga masih menunggu tensiku turun, kalau tidak salah, terakhir tensiku aku dengar 147. Dokter Sindhung terlihat berfikir agak lama, kemudian beliau bilang oke. Aku di minta duduk untuk dimasukkan bius ditulang belakangku. Aku ingat, temanku, Christine pernah cerita kalau ini proses yang lumayan bikin sakit, tapi ntah karena sakit di perutku lebih sakit, aku gak terasa sama sekali saat suntikan dimasukkan. Aku justru merasa lega, karena setelah itu, sakitku hilang, dan rasa gak nyaman dari kateter sialan itu pun hilang...cihuuy...

Sayang banget ternyata suamiku tidak diperkenankan masuk selama operasi berlangsung. Aku sendiri gak merasa apapun, petugas yang membantu jalannya operasi, sibuk mengajakku bercerita, padahal aku lumayan ngantuk. Ditengah-tengah, aku merasa susah bernafas, aku coba terus tapi seperti ada yang bikin tersendat, aku bilang "Gak bisa nafas, gimana nih.."  aku dengar petugas yang tadi ngajak aku ngobrol bilang gini "Ayo bu, terus tarik nafasnya, anak Ibu juga sesak..ayo bu, bantu anaknya!"...aku jadi semangat berusaha tarik nafas terus, sampai tiba-tiba nafasku terasa mendadak lega..."anak Ibu sudah keluar bu, perempuan"...lalu terdengar tangis bayi. Rasanya legaaaa banget, gak tau deh mesti bilang apa. Aku bingung juga kenapa bayiku gak langsung di perlihatkan ke aku (kayak di film gitchuuu..hehehe). Tapi aku terlalu ngantuk buat nanya, sama perawatnya pun aku dikasih tau, sekarang boleh tidur kalau mau. Gak lama, terdengar sudara suster yang bilang kalau berat bayiku 4.150gr...lumayan bikin dokter Sindhung kagum.."Waaah, besar bu..", padahal menurut perkiraan sebelumnya, bayiku memang lumayan besar, tapi masih di bawah 4 kg.

Tiba-tiba aku dibangunkan.."bu, ini anaknya"...rasanya seperti mimpi melihat bayi mungil yang dibungkus kain hijau. Kata pertama yang keluar dari mulutku cuma "Avaaa...", setelah aku cium, bayiku pun di bawa lagi oleh perawatnya. Tenyata, kata suamiku, keluar dari ruang operasi, anakku buru-buru dibawa keruangan bayi dan sempat diberi oksigen. Mungkin itu sebabnya, setelah lahir gak langsung di perlihatkan ke aku. Inilah yang sebenarnya di khawatirkan dokter Sindhung, sehingga harus dioperasi hari itu juga. Karena mencegah bayi ku sesak karena preeklamsia. Aku bersyukur sekali dan sangat berterima kasih sama dr. Sindhung yang sudah mengambil tindakan-tindakan yang dianggapnya perlu. Aku memang sudah tau kalau aku akan dioperasi karena diabetesku, tetapi tidak menyangka akan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Alhamdulillah, dr. Sindhung bawaanya tenang, jadi aku pun lebih fokus ke tujuanku untuk melahirkan anakku tanpa memikirkan hal-hal yang akan membuatku panik. Dokterku ini orangnya pendiam lho, kalo periksa, aku aja yang cerewet nanya ini itu...hehehehe...
Lega, senang, bahagia, semua rasa campur aduk. Gak henti-hentinya aku bersyukur pada Allah SWT bayi ku keadaanya sehat dan tidak kurang satu apapun. Alhamdulillah. Semua yang aku bayangkan menjadi kenyataan. Bayiku lahir langsung dikelilingi sanak keluarga dan teman-temanku yang menyayanginya. Selama di rumah sakitpun, tamu yang berkunjung gak henti-henti, sampai bikin perawatnya bingung melihat keluarga besar kami yang memenuhi kamar rawat inapku. Rasa sedih mengingat Ibuku dan abang Sadat yang sudah tiada dan tidak dapat melihat anakku tertutupi dengan canda tawa sanak saudaraku.

Itulah cerita yang lumayan panjang jadinya...hehehe...tentang kelahiran putriku yang aku sayangi. Bahagia sekali rasanya sekarang aku bisa memanggil diriku sendiri "Mama"... dan walaupun memang benar cerita orang-orang selama ini kalo punya bayi itu melelahkan dan sangat menyita waktu, tapi di malam hari, melihat Ava tertidur, rasanya tidak ada kebahagiaan lain yang bisa menandingi kehadirannya di tengah-tengah kami. 


Naaah...
Inilah sebabnya aku cuti dulu baking-bakingnya. Tanggal 17 kemarin, Ava genap berusia 7 bulan. Sudah bisa tengkurap sambil berusaha merangkak. Gak suka di suruh duduk, tapi maunya berdiri sambil dipegangin. Sudah suka makan, makananya apa aja yang di blender Mamanya...hehehe...paling suka kentang, apapun yang di campur kentang, Ava akan memakannya dengan senang hati. Yup, saat ini Ava memang makan makanan yang dibuat sendiri. Campuran aneka sayuran, baru setelah usia 7 bulan ini, makanannya ditambah ikan salmon. Alhamdulillah, Ava, gak alergi.

Hummm...jadi kepikiran mau nambah kategori baru di blog ini, supaya lebih bervariasi. Rencananya mau nambah bagian "Grocery"...isinya aneka produk yang menurutku layak untuk di coba. Sejak, punya bayi, aku lebih teliti sama barang-barang yang aku beli, kayaknya menarik juga kalo berbagi di sini. Cocok gak ya..?..Oh, well...we'll see...hehehehe...

O ya, aku juga upload video foto-foto Ava, 3 bulan pertama dalam kehidupannya :


Mudah-mudahan dalam beberapa ini aku bisa ke dapur lagi, resep-resep yang ingin aku coba udah menumpuk minta segera diwujudkan jadi kenyataan...so stay tune!




Tuesday, October 25, 2011

Ayam Lemon

Sebelum telat, mesti buru-buru setor laporan buat ikutan Chinese Food Week-nya milis NCC tercinta nih. Apalagi udah bertebaran resep-resep Chinese food setoran teman-teman, waaah, tambah semangat mesti nyobain masak juga. Apaaaa??? Masaaaak??? hahahaha...yep! kali ini aku pilih masakan, walaupun aku malas banget kalo disuruh masak. Abisnya, nyiapin bahan aja udah ribet gitu, blom lagi aku suka bingung nentuin asin manis-nya. Tapi kalo masakan Chinese kan beda, bikinnya lumayan praktis, tapi rasanya enak-enak lho. Ini salah satu jenis makanan favoritku, apalagi restoran Cina emang ada hampir di seluruh dunia (masih kebayang, aku cuma bengong aja ngeliat Chinese resto di Lahore yang dibanjiri pembeli..hihihihi). Dulu jaman kuliahan, dikulkas udah tertempel menu dari resto Cina langganan. Selain delivery-nya cepat, harganya-pun murah. Kalo untuk rasa, jangan di tanya deh, udah pasti uenak apalagi kalo ayam schezuan-nya pake nasi hangat....hajaaaarrr...

Nah, buat Chinese Food Week, aku pilih Ayam Lemon. Kebetulan semua bahannya ada di rumah. Biasaaa....punya stok lemon banyak buat diminum pake air putih setiap pagi...*mestinya*... Resepnya aku ambil dari buku Masakan Cina Populer-nya Yasaboga. Aku dapat bukunya waktu beres-beres barang-barang peninggalan Almarhum abang Sadatku dulu. Dia emang suka banget masak sendiri selama di rantau, kalo pulang ke Indonesia, ya suka beli-beli buku masakan gitu. Bukunya aku simpan karena dikasih nama sama bang Sadat. Senang deh, akhirnya datang juga kesempatan buat nyobain resep-resepnya. Apalagi rata-rata resepnya mudah buat dibikin. Alfatihah buat abangku ya...*hug*

Pagi tadi, mulai deh aku potong-potong ayam. Tinggal campur bahan-bahannya, udah siap buat di goreng. Dalam campurannya, aku tambahkan bawang putih bubuk, selain untuk memperkaya rasa, kebetulan juga aku punya, biar abis maksudnya...hehehe... setelah itu langsung goreng. Alhamdulillah kali ini urusan goreng menggorengnya gak pake lari tunggang langgang, semua berjalan lancar...hahaha... Bikin sausnya juga cepat. Di resep memang tertulis menggunakan 3 buah lemon, tapi aku kebayang pasti asem banget soale lemon yang aku punya gede-gede, so aku pake 2 butir aja. Jumlah gulanya pun aku tambah untuk mengimbangi kecutnya lemon. O ya, gak sia-sia deh aku dibikinin si Mas kebun mini di samping rumah. Aku nanam kunyit, jahe, basil, kencur, kemangi...pokoknya macam-macamlah. Semua ditanam di dalam pot. Jadi tadi, pas butuh jahe, aku tinggal ambil. Suka ih!..hihihihihi...

Setelah selesai, aku cicipi ayamnya dulu...humm..enak deh, so tasty! trus aku celupin ke sausnya, pertama terasa asamnya lemon, lalu terasa manis dan segarnya... I like it!!! Kayaknya, pada dasarnya ini seperti saus asam manis, tapi karena asamnya diganti lemon, jadinya lebih segar. Untuk ayamnya, selain saus lemon kayaknya juga bisa dikasih saus macam-macam buat nambah varian lauk. Pokonya, resep ini bakalan jadi andalan aku deh kalo kepepet mesti masak.

Ini resepnya yaaa....


AYAM LEMON
Yasaboga

Bahan :

2 bh dada ayam
1 sdm kecap ikan ---> aku pake kecap asin biasa
1/4 sdt merica bubuk
1 btr putih telur, kocok
2 sdm tepung maizena
---> aku tambah 1/4 sdt bawang putih bubuk

Campur semua bahan diatas.

Saus :

3 bh jeruk lemon, ambil airnya-->aku hanya pake 2, karena lemonnya besar
1 sdt jahe muda parut
1 sdm jahe iris bentuk korek api
250 cc kaldu ayam
2 sdm gula pasir ---> aku 4 sdm
1 sdm daun bawang iris halus
1 sdm tepung maizena dicairkan dengan sedikit air

Caranya :

  • Goreng irisan daging ayam satu persatu hingga kecoklatan, tiriskan.
  • Campurkan air jeruk lemon, jahe parut, irisan jahe dan kaldu, didihkan. Masukkan gula dan ketalkan dengan tepung maizena, masukkan gorengan ayam dan daun bawang. Angkat dari api. Sajikan.
PS : Saranku, untuk mendapatkan keasaman yang pas, sebaiknya air lemon dimasukkan sedikit-sedikit sambil dicicipi. Sebelum maizena di masukkan, saus masih bisa di utak atik, bisa di tambah air lemon atau pun gula sesuai selera. Setelah terasa pas, baru masukkan maizena yg telah di larutkan dengan air.






Thursday, September 22, 2011

Jejeringan


Sudah beberapa hari terakhir ini, kota Jambi bersolek dengan cantiknya untuk menyambut kedatangan rombongan Presiden Republik Indonesia. Gak tanggung-tanggung, kali ini Pak Presiden akan berkantor di Jambi selama tiga hari...horeeeee.... *proud to be the citizen of Jambi* Nah, salah satu agendanya, tadi malam, Presiden Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono dianugrahi gelar kehormatan adat Melayu Jambi "Sri Paduko Maharajo Notonegoro" dan Ibu Ani Yudhoyono mendapatkan gelar "Karang Setio". Seru deh, aku, si Mas, Abang-Abangku, Ipar dan para Sepupu, rame-rame ke gedung lembaga adat buat menghadiri acara penganugrahan tersebut. Senang banget ngeliat yang datang semuanya berpakaian adat Jambi, plus diiringi suara kompangan, rasanya seperti menghadiri acara di masa kejayaan kerajaan Melayu Jambi di masa lampau. Pokoknya meriah deh!

Anyway, yang paling hepi tentu Papa-ku, sekarang bisa bernafas lega karena acaranya berjalan lancar. Waktu aku nemanin beliau sarapan, senang deh dengar Papa cerita detail acaranya dengan wajah berseri-seri...hihihihi... aku dan si Mas pun ikutan hepi, karena selama beberapa Minggu terakhir ini, aku dan si Mas kebagian sibuk juga, mulai dari jadi tukang nyiapin teh tarik kalo Papa rapat di rumah sampe tengah malam, jadi supir kalo Papa menghadiri rapat mendadak, sampe jadi tukang buka tutup pagar rumah karena kalo pulang rapat, gak jelas jam berapa. Nah, setelah sarapan tadi, aku jadi pengen bikin makanan khas Jambi kesukaan Papa buat makanan sore-nya hari ini, namanya Jejeringan.

Abis acara, mejeng dulu di tangga...hihihihi....

Penganan ini lumayan populer di kampung Papa di Matagual. Nama "Jejeringan" sendiri cukup lucu. Jejeringan (e-nya di baca seperti kata "kelapa"), berasal dari kata "Jering" yang bahasa Jambi artinya jengkol. Jadi kata Je-jering-an maksudnya jengkol-jengkolan...hehehehe... padahal tidak mengandung, berasa maupun mirip jengkol sama sekali lho *whueeek!*. Mungkin di sebut begitu karena bentuknya yang kecil-kecil. Kalo di rumahku, jejeringan ini paling sering muncul di bulan puasa, seperti kolak yang menemani saat berbuka, tapi kadang juga ada di hari biasa buat nemanin minum sore.

Waktu aku kecil dulu, di rumah kami banyak saudara dan keponakan Papa dan Ibuku yang tinggal di rumah. Bibi-Bibiku itu kalo sore suka ngumpul buat nyipin makanan sore, dan aku kecil paling suka kalo mereka bikin jejeringan ini. Suka deh ngeliat mereka membulat-bulatkan adonan, menekan tengahnya, lalu di susun diatas nampan bulat yang besar. Nampan yang semula kosong, jadi penuh sama jejeringan yang baru di bentuk. Biasanya aku suka ngerecokin para Bibi-ku dengan ikut-ikutan ngebuletin, tapi gede-gede banget, jadi malah menambah kerjaan mereka aja mesti ngebulatin ulang...hahahaha...

Pada dasarnya, makanan ini sederhana banget. Hanya adonan tepung beras, yang dimakan dengan kuah kolak (santan + gula merah). Pembuatannya juga mudah, tinggal gunakan aja resep membuat kuah kolak andalan, jadi deh. Yang gak mudah, ya ngebentuknya satu persatu. Lumayan menghabiskan waktu. Tadi aku bikin di ruang makan dengan pintu terbuka dan angin semilir...duuuh...hampir aja aku ketiduran di meja saking bosennya *heehee*, padahal aku bikinnya dikit lho. Jadi ngerti deh kenapa dulu para Bibi di rumah selalu bikinnya rame-rame. Lha, adonan yang mesti dibuletin ada sebaskom coy!....hihihihi...

Aku sendiri ngerasa makin sering bikin, makin cepat membuatnya. Aku ikut cara salah satu Bibiku (lupa Bibi yang mana) membentuk adonan setiap kali membuat jejeringan. Caranya, adonan di bentuk memanjang, lalu dipotong dengan tangan dengan jarak yang sama, baru deh dibulat-bulatkan. Dengan cara ini, ukurannya jadi lumayan sama dan memang lebih cepat. O ya, lupakan saja kalo kepengen bentuknya yang benar-benar sama, karena emang gak bakalan..hihihihi... setelah di bulat-bulatkan, tekan bagian tengahnya dengan jari untuk membuat kawah mungilnya. Setelah dibentuk, setiap biji jejeringan, harus di susun di wadah (jangan menumpuk) karena adonan akan lengket dengan yang lainnya.

Untuk cara pembuatannya, ada yang adonan tepung berasnya langsung di masukkan ke dalam kuah dan di masak bersama. Kalo aku caranya beda, karena aku suka ragu adonannya udah matang apa belum, maka di masak terpisah. Jejeringannya dimasukkan kedalam air yang hampir mendidih, lalu adonan yang mengapung aku angkat dan tiriskan. Setelah itu, baru deh aku nyiapin kuahnya. Naaah...saat kuahnya mulai mendidih, baru aku masukkan jejeringan yang udah matang tadi. Tunggu beberapa menit, angkat, jadi deeh....

Ini resepnya ya....


JEJERINGAN
Camelia


Bahan Jejeringan :

150 gr tepung beras
100 ml air (sesuaikan)
1/2 sdt garam
air untuk merebus

  • Larutkan garam dengan air. Dalam wadah, campur tepung beras dengan larutan air berlahan-lahan hingga rata dan menjadi adonan yang licin dan dapat di bentuk.
  • Buat bulatan kecil (lk. diameter 1 cm), tekan di tengahnya dengan jari sehingga membentuk kawah kecil. Susun di atas nampan/wadah. Usahakan adonan tidak saling menempel ataupun menumpuk.
  • Panaskan air hingga hampir mendidih, masukkan adonan yang telah di bentuk berlahan-lahan. Setelah adonan mengapung, angkat, tiriskan dan sisihkan.
Bahan Kuah :

800 ml santan sedang
150 ml gula merah sisir halus
50 ml gula pasir (sesuaikan dengan manis yg di kehendaki)
1 lbr daun pandan, sobek-sobek, ikat.

  1. Dalam panci, tuang santan, masukkan daun pandan, gula pasir dan gula aren yang telah di sisir. Panaskan sambil di aduk hingga gula larut.
  2. Ketika mulai mendidih, masukkan jejeringan yang telah di siapkan tadi, aduk. Biarkan selama beberapa menit, lalu matikan api. Sajikan.


Saat lagi duduk-duduk sebelum bikin jejeringan, eeeh...si Mas nongol pakai baju kaos pemberian kak Ika beberapa hari lalu. Hum...gambarnya pas banget sama postinganku kali ini. Jadi ada ide nih buat bagi-bagi kaos seperti ini buat teman-teman yang udah meluangkan waktu baca blogku. Waktu aku cerita ke si Mas, beliaupun setuju, bahkan nurut aja waktu aku foto-foto buat jadi model kaosnya...hehehehe... setelah berfikir seharian (lebayyyy...boro-boro mikir!...hahahaha), aku nyiapin 10 lembar baju kaos seperti yang di pakai si Mas tadi.

Tapiiiii......

Gak seru juga ya kalo hadiahnya baju kaos doank, tapi gak ada the best of Jambi yang bisa di icip-icip, kurang brasa gitchuu.... Jadii...aku tambahkan juga deh teh dan kopi Jambi. Kopi AAA (100gr) yang memang udah jadi bagian dari keseharian masyarakat Jambi dan teh Kajoe Aro (25 bags) yang berasal dari pohon teh peninggalan Belanda dan tumbuh di dataran tinggi pergunungan Kerinci. Cukuplah buat nemanin cemilan pagi ataupun sore hari.



Caranya gampang koq :

Tinggal jawab pertanyaan yang di berikan di comment box postingan ini. Formatnya seperti ini :

Nama :
email :
ukuran kaos :
Jawaban pertanyaan :

Apa bila tidak menyertakan data lengkap diatas, dianggap gak ikutan yaaa....

Pertanyaannya adalah :

Di saat menghadiri acara adat tradisional berbagai suku di Indonesia (baik perkawinan, khitanan, kematian...etc), bagian apa sih yang paling menarik perhatian mu? Adat mana dan mengapa? sharing donk!

Karena comment di blog ini di moderated, cukup klik satu kali aja. Kalo ada 2 atau lebih, nanti akan diambil satu dan yang lainnya akan di hapus. Setiap comment akan di beri nomer sesuai urutannya di blog dan di tunggu hingga hari Senin, 26 September 2011 hingga jam 24.00. Pemenangnya akan di tentukan dengan cara diundi melalui random.org, pengundian akan dilakukan 10 kali untuk mendapatkan 10 orang pemenang. Hasilnya akan di umumkan di blog ini hari Selasa, 27 September 2011. So...stay tune!

PS :
  • Hanya berlaku untuk pengiriman dengan alamat di Indonesia, apabila pemenangnya berada di luar Indonesia, silahkan kirim alamat kemana hadiahnya mau di kirimkan di Indonesia...biasa, supaya daku gak dilanda bokek berat setelah bayar ongkos kirimnya..hihihi....
  • Untuk ukuran kaosnya tersedia ukuran S, M, XL, XXL, XXXL
  • Warna tidak dapat di pilih dan tergantung persediaan
  • Gambar kaos juga tergantung persediaan (kalo gak salah gambarnya ada yang pake masker dan ada yang gak, jadi apa yang ada aja nantinya, yang penting ukurannya ya).

Have fun and good luck!
*big big hug*





Saturday, September 3, 2011

Idul Fitri 1 Syawal 1432 H


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Taqoballahu Minna Wa Minkum. Taqobbal Ya Kariiim

Camelia & Hasyim


Wuiiih....mudah-mudahan belom telat ya ngucapin met lebarannya. Udah berkali-kali mau posting gak sempat-sempat. Mulai dari beberapa hari sebelum lebaran sampe lebaran ketiga kali ini, masih sibuk aja menyambut tamu-tamu dan sanak keluarga. I am so blessed.

Sempat rada bingung juga hari lebarannya kapan karena pengumuman dari pemerintah juga udah malam banget. Mudah-mudahan next time, sidang Isbatnya gak akan selama itu ya, dan bisa lebih fokus ke tujuan dari sidang itu sendiri. Karena kalo kelamaan, kasian ummatnya. Yang mau lebaran Selasa, harus bersiap-siap dan yang lebaran Rabu, mesti melanjutkan tarawehnya. Kasian kan kalo kemalaman?

Tapi aku senang banget, walaupun selama puasa jalan terus sama teman-temannya, tapi dari hari Senin, keponakkan ku yang paling besar, Sonny, nempel terus buat bantuin aku. Maklum, tiap tahun rumahku open house karena Papaku di tuakan di keluarga kami dan teman-teman Papa juga banyak. Jadi banyak yang mesti di siapkan. Mulai dari menyusun meja, menyiapkan perlengkapan makan, merapikan ruangan sampai menyiapkan makanan. Alhamdulillah, Sonny yang selama ini cuek bebek aja (biasa...cucu kesayangan Ibu-ku tuh!), lebaran kali ini terasa banget udah dewasa.

Di pagi lebaran sebelum ke masjid, dia udah bela-belain menemaniku menyiapkan makanan untuk pengurus masjid yang biasanya ke rumah selesai sholat Eid. Membuat minuman, menyusun kue dan menambahkan makanan yang kosong sepanjang hari. Sampai hari ini, dia masih membatu aku menyiapkan hidangan untuk tamu-tamu di rumah. Aku terharu banget karena aku yakin almarhumah Ibuku pasti akan bangga sekali melihat cucu-nya sekarang. Apalagi ternyata selama ini Sonny memperhatikan apa yang kami lakukan. Sesekali dia ngomong "Kalo Nenek dulu begini Bi, udah begini aja...". Mudah-mudahan kuliah Sonny lancar ya nak, doa Bibi selalu untuk Sonny supaya menjadi orang yang bermanfaat bagi agama, bangsa, keluarga dan masyarakat, Amiiin....

Karena keluargaku berlebaran hari Rabu (31/08/2011), malam sebelum lebaran, rumah udah rame. Ada para sepupu dan keponakkan yang datang membantu. Keponakanku Sonia dan anak-anak sepupuku Icha, Wawan, Ade, semua juga membantu menyiapkan piring dan segala macamnya. Para keponakan dan anak-anak sepupuku yang kecil heboh berlarian ke depan dan belakang rumah terus ke taman samping rumah untuk bermain kembang api. Lucu banget ngeliat si kecil Ayey (Arel) lari-lari kesana kesini bingung mau ikutan main yang mana...hahahaha... Karena persiapannya udah dicicil beberapa hari sebelumnya dan berkah bantuan sanak keluarga, semua urusan persiapan lebaran beres sebelum tengah malam. Biasanya, huuu...sampe subuh...hiihihihi...Walaupun capeknya ampun-ampunan, tapi senang deh. Di hari lebaran semua keluarga berkumpul, barcanda sana sini, trus ketawa ketiwi. So happy!

Papaku lebih hepi lagi karena tahun ini, pertama kali cucunya Abel dan Dea puasa full satu bulan penuh. Gak heran kalo di malam takbiran tampang mereka senyum lebar banget dan berdompet tebal waktu keluar dari kamar Datuk terima hadiah puasanya. Yep, pas puasa terakhir, mereka niat amat ke mall dulu beli dompet baru..hahahahaha....

Kalo urusan kue, rencanaku untuk bikin sendiri semuanya udah gagal total. Hanya sempat bikin sedikit aja dan pesan beberapa. Gara-gara pertengahan puasa terkena DBD *again*. Gak kuat harus bikin-bikin. Beberapa hari sebelum lebaran cuma sanggup bikin peanut butter cookies dan putri salju pesanannya Sonny, itupun sepupuku Tona yang mencetak, aku cuma ngadon doang. Sempat juga bikin kripik bawang seledri dibantu si Mas. Pokoknya semua terlibat...hahaha..

Rencana aku dan ipar-iparku untuk berseragam saat foto bareng pun gagal total. Pagi lebaran, aku ngakak abis waktu kak Ari cerita kalo seragamnya ancur dari penjahitnya. Gak lama setelah itu, eeeh...bajuku pun penuh tumpahan kuah tekwan n' sate...sampe kayak ada motif pulau begitu...Waduuuuh! memang kalo lebaran gak boleh ngetawain orang ya, balasannya cepat *hiiks!*. Jadinya cuma kak Ika dan mba' Dwi yang pake seragam dusty pink, sementara aku, terpaksa ganti baju lama yang merah mentereng...huuuuu...padahal, bela-belain nyiapin seragamnya jauuuuhh sebelum puasa...hahahaha...*terlalu niat siih!*

Banyak banget yang aku syukuri Idul Fitri kali ini. Namun yang paling penting, berhasil mengendalikan emosi. Aku gak marah waktu dokternya bilang aku mesti nambah demam 5 hari lagi baru bisa test DBD walaupun aku udah demam tinggi sampe menggigil dan keringat dingin selama 4 hari serta udah keluar bintik-bintik merah. Aku juga baru merasakan kalo memaafkan orang itu gak sesulit yang aku bayangkan. Semula gak terbayangkan bagaimana aku harus bereaksi apabila bertemu saudaraku sendiri yang aku anggap menyakitiku dan keluargaku lebaran kali ini. Ternyata, biasa aja. Papaku selalu bilang kalo maaf itu tidak terbatas. Tidak ada limit, tidak pilih-pilih dan harus selalu ada. Hum...setelah dicoba, memaafkan memang sulit kalau di bayangkan, tapi cukup mudah bila di lakukan...mudah-mudahan mulai dari Idul Fitri kali ini aku bisa jadi orang yang lebih sabar ya....Amiiiiiin.

*big big hugs*





O ya, ini foto si Mas (kiri) dan Abangku Riri (kanan) yang herannya tidur bareng melulu tiap sore selama lebaran. Pertama, sehari sebelum lebaran, ceritanya mau bantu-bantu, gak taunya ngilang ke kamar. Lalu di sore hari lebaran, sempat bingung waktu tamu-tamu nanya dimana mereka, kirain silahturahmi kemana gitu (tapi gak ngajak-ngajak!)..eeeh...gak taunyaaaa... begitu juga lebaran kedua...hahahahaha....




Sunday, June 5, 2011

Chilled Cheddar Cheesecake with Strawberry Coulis

Ternyata asik juga ya ngeblog di cafe, apalagi diluar hujan lumayan deras. Aiih...cozy banget deh rasanya. Akhirnya, ada juga kegiatan lain yang menyenangkan di kala hujan, selain bobo'....hihihihi... apalagi perutku masih terasa kenyang dan panas. Abis makan di Mbah Jingkrak - Setiabudi sama si Mas siang tadi. Enak deh, restonya pedas-pedas asik.... yah, maklumlah, sejak mulai lebih banyak di Jambi, rasanya udah jarang banget jalan berdua di Jakarta, jadi waktu yang ada, di manfaatkan sebaik-baiknya *cieee*. Untung ini cafe orangnya cuek aja kita duduk di sini dari siang sampe jam segini...mana kakiku udah asoy banget naik ke kursi, berasa di rumah sendiri...hihihihi... well, karena para pelayanannya jutek free, I must admit, aku betah juga nongkrong di Begawan Solo Cafe yang ada di pom bensin ini. Lokasinya strategis, gak jauh dari tempatku, kalo dari depan, MT. Haryono, kalo dari belakang, Tebet. Katanya sih buka 24 jam. Sayangnya, selain mereka suka banget mati-idupin lampu (nyoba-nyoba gitu, annoying deh) juga gak punya payung yang bisa di pinjam, si Mas jadi basah kuyup ke mobil ngambil colokan laptop...hiiiks...

So, kali ini aku mau posting hasil eksperimen Jum'at lalu. Ceritanya, hari Sabtu kemarin ada acara demo baking, seperti biasa, acara begini jadi ajang kumpul-kumpul buat member my favorite milis NCC. Aku yang semula ragu buat datang, akhirnya bisa nongol juga. Kirain gak bakalan keuber karena mesti pulang ke Jambi. Tapi karena aku mesti berobat juga, jadi masih bisa ikutan. Aku paling suka kalo ada acara-nya NCC, rasanya rugi banget kalo gak nongol. Banyak banget kegiatan yang aku gak ikutan sejak merit nih (maklum, masih nomaden). Kebayangkan gimana senangnya aku kemarin, bisa ketemu teman milis yang lucu-lucu and ceria always. Ngobrol, saling ngeledek sambil ketawa ketiwi trus yang paling hepi bisa sambil belajar jeprets bareng. Eitsss...ada lagi yang bikin hepi banget, dapat jatah klappertaart durian ala Radissa-nya si Citra yang Ooh-so-heavenly, so creamy n' yummyyyy banget!!! Seru deh pokoknya!!!

Anyway,
Hampir aja gak jadi bikin cheesecake ini, soalnya Jum'at lalu aku mesti test lab, sorenya aku maen ke markas NCC dan nyampe rumah udah jam 9 malam. Tapi karena bahan udah di beli dan sayang banget kalo gak ke pake, dari pada mubazir, akhirnya aku paksakan bikin aja. Lagi pula, waktu aku bikin cheesecake ini, si Mas dengan setia nungguin sampe selesai (lewat jam 12 malam lho..). Walaupun dia masem-masem aja aku kasih tugas nulisin bahan resep (maklum, masih amatir, takut lupa apa aja yang di cemplungin..hehehe). Tapi dia semangat juga nanya-nanyain aku bikin apa aja biar aku gak ngantuk. Sambil di bantuin mba' Nur, cheesecake yang semula cuma ada dalam bayanganku aja, akhirnya jadi juga. Bikinnya lumayan cepat dan gampang banget.

Tapi, waktu abis acara, aku sempat kecewa berat sama cheesecake made by me ini. Karena sepertinya gelatinenya gak set. Walaupun rasanya enak *menurutku* tapi teksturenya mirip custard yang kental. Sempat kepikiran mungkin gelatine-nya kurang banyak atau memang salah penanganan. Yang pasti, cheesecakenya gak layak posting. Tapi, pas sampe rumah, aku coba lagi, kebetulan aku memang menyisihkan beberapa cup cheesecake buat si Mas dan Abangku Iqbal dan istrinya mba' Dwi yang sedang di Jakarta juga. Nah, cheesecake yang dirumah, beda banget sama yang aku bawa ke acara. Lebih set dan bisa di potong as I expected. Apalagi, yang di rumah belum aku beri coulis-nya, jadi adonan cheesecake gak menyatu dengan sausnya.

So, aku berkesimpulan *ehem*, kalo kesalahanku yaitu cheesecakenya kurang lama di kulkas. Setelah aku tuang ke cup, aku masukkan ke kulkas hampir jam 1 malam. Karena aku mau berangkat dari rumah jam 7 pagi buat bantu-bantu bu Fat (ketuanya NCC), jam 5 pagi aku keluarkan dari kulkas, supaya gak berembun saat cupnya di tutup. Waktu itu, aku sentuh permukaannya, sepertinya sudah set, tapi memang masih lembut banget. Sebelum berangkat, aku beri coulis yang ada potongan strawberynya. Naah, waktu di mobil, saat pak Di nyetir di jalan yang gak rata, aku mulai ngeliat kalo coulisnya malah jadi "beban" ke cheesecakenya. Mulai terlihat pecah dan sausnya masuk ke pinggiran cheesecake. Beda dengan yang di rumah, coulisnya tetap berada diatas cheesecake saat di tuang, karena memang adonan kejunya sudah padat dan lebih kenyal.

Trus kenapa sih aku ngotot mesti posting? well, karena sejak lebih banyak di Jambi, aku suka kesulitan cari bahan terutama aneka keju. Pernah aku pulang dari Jakarta, bawa 1 kg cream cheese buat stok. Selain nambah ribet bawaan, aku juga ngerasa terbebani mesti ngabisin cream cheesenya. Padahal aku lagi gak mood bikin makanan yang ber-krim cheese, tapi dari pada expired, akhirnya aku olah juga dengan setengah hati. Nah, kemarin itu, aku jadi ada ide mau bikin cheesecake dengan cheddar cheese aja yang mudah ditemui di supermarket biasa. Karena aku udah pernah nyoba cheedar cheesecake yang teksturnya seperti Japanese cheesecake, kali ini pilihanku mau cheesecake yang di panggang atau chilled (di dinginkan aja). Pilihanku jatuh ke chilled cheesecake, setelah ngeliat cup-cup plastik lucu di toko bahan kue...whoaa..hahahahaha... (ternyata gue orangnya gak sulit-sulit amat *heehee*).

Chilled Cheddar Cheesecake ini memang gak pake gula, manisnya cukup dari susu kental manis dan whipped cream aja. Jadi gak terasa manis yang berlebihan. Coulisnya dibuat dari potongan-potongan strawberry segar yang di masak dengan gula dan air, warna merahnya, murni dari strawberry itu sendiri. Overall, rasa cheesecakenya cheesy and creamy, dan manis segar dari coulisnya. Untuk crustnya, aku nyoba pake biskuit kelapa yang ternyata gak kalah enak buat di jadiin crust.

Ini resepnya ya :


CHILLED CHEESECAKE
WITH STRAWBERRY COULIS

Camelia


Crust

Bahan :
400 gr biskuit kelapa, hancurkan
80 gr unsalted butter, cairkan

Caranya :
Campurkan biskuit dengan mentega cair, aduk rata. Ambil campuran biskuit, ratakan di dasar wadah, tekan-tekan dengan belakang sendok (jangan di tekan terlalu padat, crust jadi terlalu keras). Dinginkan di kulkas.

Cheesecake
Bahan :
360 gr keju cheddar, parut
800 ml air
250 ml susu kental manis
500 ml whipped cream cair
3 sdm gelatine
1/4 cup air
1 cup air

Caranya :
  • Dalam mangkok stainless, rendam bubuk gelatine dengan 1/4 cup air hingga mengembang, sisihkan.
  • Dalam panci, campur parutan keju dengan 800 ml air. Panaskan dengan api sedang sambil sesekali diaduk-aduk hingga keju larut dan air sediki berkurang. Perhatikan jangan sampai mendidih. Angkat dan pindahkan kedalam baskom besar.
  • Setelah agak dingin, masukkan susu kental manis , aduk rata. Tambahkan whipped cream, aduk rata.
  • Ambil gelatine yang telah di rendam, tambahkan 1 cup air, letakan wadahnya diatas air mendidih, aduk-aduk hingga gelatine larut. Angkat. Tuang gelatine kedalam campuran keju dan susu, aduk hingga benar-benar rata.
  • Ambil wadah yang telah di alasi crust, tuang adonan cheesecake keatasnya. Sebelum di sajikan, simpan paling sedikit 6 jam atau semalaman di dalam kulkas. Sajikan dengan strawberry coulis.

Strawberry Coulis


Bahan :
350 gr strawberry segar, potong kotak kecil
150 gr strawberry, blender hingga halus
175 gr gula pasir (sesuaikan dengan keasaman strawberry)
250 gr air

Caranya : Panaskan semua bahan dalam panci, gunakan api sedang. Aduk sesekali hingga kental. Angkat, dinginkan dan siap untuk di gunakan.

PS : Satu resep ini, aku dapat 26 cup kotak ukuran 6 x 6 x 4 cm.

Sunday, May 1, 2011

Bolu Kukus Cookies n' Cream


Alhamdulillah...
Akhirnya hari ini aku pulang juga ke Jambi. Minggu-minggu terakhir ini, keluargaku pada sibuk. Kita semua berangkat ke Jogja buat menghadiri pernikahan Abangku, Iqbal, tanggal 29 lalu. Maklum, istrinya, mba' Dwi, memang dari sana. Hum...akhirnya mayoritas mantu Ibu dan Papaku ya wong Jowo...hihihihi..ya kecuali kak Ari (istrinya bang Baraq) yang dari Jambi. Anyway, kebayangkan gimana hebohnya rombongan kita ke Jogja. Udahlah waktunya mepet (maklum, para keponakan harus tetap sekolah) ramenya, bikin geli. Ada yang gak hepi sama tempat duduknya di pesawat, ada yang kelaparan, ada juga yang sempat-sempatnya foto-foto di atas pesawat (ehem..itu gue)...hihihihihi...

Tapi semua lega banget karena acaranya berjalan lancar sesuai rencana dan gak ada gangguan yang berarti. Semua hepi menikmati acara nya. Dengan narsis-nya hampir semua bela-belain foto diri sendiri sampe berkali-kali...hahahaha.... yang bikin hepi, temanku sejak SMP dan tetangga ku di Jambi yang sekarang menetapi di Jogja, si Dian, datang juga. Si Dian ini pinter banget nyanyi. Senang deh dia ikut nyumbang beberapa lagu di acara. Sanak saudara dan Papaku pada muji-muji suaranya Dian. Ya iyalah, emang dari dulu dia jago nyanyi tuuh...prasaan dari SMP sampe sekarang suaranya gak berubah, tetap bagus aja. Beda banget sama suaraku yang cempreng abis, apalagi kalo nyanyi...duuh, tobat dah, gua aja ogah dengar nyanyian gue...whoa ha ha ha...

Aku juga lega banget, soalnya pas berangkat, sempat bete karena seragam ku jelek seekaleee. Gak sesuai konsep dan potongannya kayak aku lahir 90 tahun yang lalu...huhuhu...kalah jauh sama punya kak Ari dan kak Ika yang gamisnya cantik-cantik *hiks!*, ogah deh ke tukang jahit itu lagi, kapoooookkk.... gak mood banget nyobain bajunya. Udahlah potongannya salah, kalo diangkat ornamenya juga pada rontok semua. Untunglah Mama-nya kak Ika nyusul ke Jogja dan bikin seragam juga dan pas sama aku....ehem..langsung deh di pake dan jadi hak milik...hehehehe.... Niiih, fotonya, aku pajang di sini yaaa.....

Kak Ika, Kak Ari, Aku, Tona, Bang Iqbal, Mba' Dwi, Abel, Papaku, Si Mas, Bang Baraq, Bang Riri
Depan : Dea, Arel

Anyway...
Sebelum ke Jogja, aku ikutan bolkus weeknya NCC. Aku bikinnya udah hari deadline, dan setor laporannya juga udah mepet banget, lebih kurang 30 menit sebelum penutupan. Yep, daku orang terakhir yang setor...hahaha.... Sebenarnya aku udah lama mau bikin (lha, acaranya cukup lama koq waktunya), tapi emang dasar aku malas aja. Jadi di tunda-tunda terus, apalagi sempat bolkusku gagal total. Aku sendiri karena pernah bikin bolu kukus dan mekar sempurna *cieee*, jadi kelewat pede ngerombak resep. Akhirnya, ya gagal semua. Dari kegagalan pertama sampe ke 3 berikutnya, jaraknya lamaaa banget saking malasnya. Sampe sehari sebelum deadline, aku mulai coba lagi, karena ideku terlalu ganjil, ya hasilnya ganjil juga. Pas hari H-nya, aku bbm bu Peri bolkusnya, mba' Yanti Saleh, nanyain jam berapa pengumpulan terakhir...hihihihi...kepepet banget ya...

Untung di kasih waktu sampe tengah malam. Semula aku udah nyerah aja buat ikutan, tapi karena kompor Bu perinya turbo, ya aku coba lagi. Mana sore itu Papaku mau rapat di rumah dan minta di siapkan segala sesuatunya, daku semakin khawatir sama nasib bolkusku. Untung ada si Tona yang bantu-bantu nyiapin keperluan rapat sementara aku terus berjuang dengan bolkus ku. Alhamdulillah, jadi dan bermekaran dengan cantiknya. Trus bang Baraq n' the gank datang. Kak Ari dan si Abel nyoba bolu kukus yang aku bikin. Setelah dapat sambutan sangat positif dari mereka, langsung aku foto-foto. Ternyata Papaku rapatnya sampe malam banget dan aku hampir lupa ngirim laporannya. Sambil kebut-kebutan dengan waktu, akhirnya terkirim juga...jadi juru kunci peserta event ini....hahahahaha....

Karena malam itu aku capek banget, dan beberapa hari setelah itu aku mulai fokus nyiapin persiapan ke Jogja, jadi aku baru posting sekarang. Bolu kukus yang aku bikin cukup simple. Aku pake resep bolu kukus mekarnya bu Fatmah Bahalwan (ketua NCC yang baik hati tuh *love her!*). Aku kayaknya lebih cocok sama resep ini karena kemungkinan gagalnya dikit. Untuk rasanya, aku bikin bolu kukus dengan rasa es krim favorite ku... cookies n' cream... supaya rasanya benar-benar nge-cookies, biskuit Oreonya gak cuma aku campurkan ke adonan, tapi bagian bawahnya juga aku selipkan sekeping Oreo juga sebagai alas. Lalu bagian atasnya aku beri taburan Oreo yang di hancurkan kasar. O ya, resepnya juga aku tambahkan susu bubuk supaya terasa lebih creamy...So hepi akhirnya di kirimin badge bolkus week sama para peri Bolkus yang baik hati...cihuuuy, nambah deh badge di blog gue...hehehe...


Ini resepnya...



BOLKUS COOKIES n' CREAM

by Camelia

Modifikasi dari BOLU KUKUS MEKAR By. Fatmah Bahalwan
Bahan :

225 gr gula pasir
2 btr telur
1 sdt cake emulsifier (aku pake TBM)
250 gr tepung terigu
1 sdt baking powder
1 sdm susu bubuk
150 ml air soda (sprite)
50 gr Biskuit Oreo (hancurkan kasar)
20 keping Oreo utuh
Oreo yang di hancurkan untuk taburan.

Cara membuat :

Siapkan cetakan bolu kukus, alasi dengan cup casesnya. Letakkan sekeping Oreo di dasar cetakan yang telah di beri kertas. Sisihkan. Panaskan kukusan, biarkan uapnya banyak.

Campur semua bahan menjadi satu, kocok selama 10 menit hingga kental (tergantung miksernya juga ya, pokoknya sampe benar-benar kental deh).

Tambahkan Oreo yang telah di hancurkan, mikser sebentar hingga rata.

Tuangi cetakan dengan adonan 3/4 penuh, beri taburan bagian atasnya dengan biskuit Oreo yang di hancurkan.

Kukus selama 20 menit.

Wednesday, January 12, 2011

Orange Marmalade Cake


Alhamdulillah... hari ini Papa ku ulang tahun yang ke 72. Aku dan abang-abangku benar-benar bersyukur Papaku dalam keadaan sehat walafiat hingga hari ini. Orang tua kami hanya tinggal Papa, beliau tempat kami mengadu dan yang selalu menasehati kami. Mudah-mudahan Papaku selalu di berikan kebahagiaan, kesehatan dan panjang umur. Amiiin...

Dulu, almarhumah Ibuku bikin pengajian di rumah setiap Selasa, sampe sekarang, walaupun Ibu udah gak ada, pengajiannya tetap berjalan seperti biasa, bahkan sekarang jumlah pesertanya ratusan orang. So, pengajian Selasa kemarin sekalian aja dibarengi haul Ibu dan Abangku, Sadat (Alfatihah buat mereka ya...) termasuk ultah Papaku. Acaranya udah di umumkan dari minggu lalu, acara pengajian dimulai dari jam 1-an, sedangkan sanak-saudara yang masih di kantor, datangnya jam 3-an. Lumayan fleksible laaah...hehehe...

Seperti biasa, setiap ada acara di rumahku, nasi minyak udah jadi menu wajib, dan gak ada yang bisa menandingi enaknya nasi minyak mudo Tarmizi (mudo=paman). Nasi minyaknya berwarna kecoklatan, lembut, dan bumbunya pas. Beliau masih saudara jauh Papaku, dari jaman jebot, tugasnya udah ngurusin nasi minyak. Siapin aja beras dan bahan-bahannya, mudo Tarmizi udah siap bikin tungku dan panci segede gaban andalannya di samping rumah. Hum...aku ngerasa bersalah juga pasang tembok di samping, rencanaku mau bikin taman. Kirain setelah Ibuku gak ada, gak akan ada acara masak-masak rame-rame lagi....eeeh, ternyata, aku lupa kalo mudo Tarmizi akan selalu perlu tempat buat masak nasi minyak. Sekarang, area masak nasi minyak di rumah menyempit dan taman juga gak jadi di bikin. Samping rumah cuma tembok dan tungku doang...hahahahha

Anyway, selain nasi minyak dan lauk pauknya, udah dari minggu lalu aku punya rencana bikin cake ultah buat Papaku. Cita-cita awalnya luar biasa fantastis, aku pengen bikin cake yang besarnya minimal 40 x 40 (karena buat orang banyak), dan ada figurine fondantnya. Figurin nya gak tanggung-tanggung, ada Papaku, dan cucu-cucunya (cucu Papa ku ada 7 orang)...ehem...mantap kan??? tapi as always, rencana cuma rencana, lupakan soal figurin, cake nya aja hampiiiiirrrr gak jadi....hehehehe...

Karena minggu lalu si Mas pulang ke Malang, aku ngabisin weekend lalu ngumpul bareng gank SMA ku dulu. Gak sempat mikirin kue. Senin siang aku, kak Ika n' dea ke supermarket belanja bahan. Sorenya, kita jemput si Mas di bandara. Setelah ngobrol kesana kesini, baru deh jam 9 malam bikin cakenya di temani kak Ika. Satu-satunya yang sesuai rencana cuma ideku mau bikin cake yang orangenya bener-bener terasa. Maklum, dalam bayanganku, supaya yang tua juga mau makan cakenya, mereka pasti lebih suka cake yang segar daripada nyoklat. Aku udah beli nutrisari dan selai orange Morin (my favorite brand...Made in Indonesia! *proud*) aku suka selainya karena ada irisan tipis kulit jeruknya. So tasty and so classy! Nutrisari sengaja aku masukkan juga ke dalam adonan, selain untuk memperkaya rasa, juga bikin cake ku kekuningan dengan cantiknya.

Tapi ntah kenapa, bisa kerena udah ngantuk n' capek berat, 2 cake terakhir ada yang bantet dan ada yang gosong dengan suksesnya. Setelah lewat jam 1 malam, kita nyerah. Selasa pagi, aku baking lagi bikin 2 cake pengganti cake semalam. Setelah total ada 4 loyang cake, aku mulai nyusun di papan kue yang di bikinin sama si Jarot, temannya abangku Riri. Sedangkan kak Ika, pagi itu udah cabut ikut arisan dulu. Untuk polesannya, sengaja aku bikin buttercream campuran antara mentega puth dengan susu (1:1). Maksudnya biar terasa milkynya. Kebayangkan cream yang milky dan diolesi dengan selai jeruk segar??? hummm...yummy...

Trus aku mulai ngoles-ngoles, waduuuh...aku emang gak bisa deh ngoles buttercream dengan rapi. Kacau banget dah, mana kuenya gede, jadinya gak rata dan kentara banget berantakan. Disela-sela bikin kue yang kacau balau, akupun gak bisa fokus, mulai dari yang nanyain lauk, taplak meja, piring sampe di suruh Papa nyari bukunya dulu. Mana jam udah hampir jam 12. Aku nyoba hias seadanya, tapi tetap aja ancur-ancuran. Ada kak Ari yang baru pulang arisan juga, tapi cuma bisa ngasih support aja, soalnya dia juga gak tau urusan kue-kue-an...hehehe... Alhamdulillah, gak lama kak Ika nongol abis arisan. Masih dengan seragam, kuenya di perbaiki seadanya, warna tulisanku yang tadi biru muda di perjelas dan di beri kerang pinggir yang lebih biru.

O ya, tulisanku emang asal banget, gak di tengah dan bener-bener merepresentasikan tulisanku di buku jaman SMP...hahahaha... waktu kak Ika menghias, aku paksakan juga bikin figurin. Cuma satu aja, ceritanya Papaku lagi sholat. Yep, memang cita-cita Papa kalau beliau pensiun, ingin menghabiskan waktu untuk ibadah (Papaku pensiun 6 tahun lalu), dan seperti biasa, beliau konsisten dengan omongannya. Beliau mengisi hari-harinya dengan sholat dhuha, dzikir, sholat malam dan membaca Al-Quran. Makanya aku bikin figurin nya lagi duduk di sajadah. Seperti biasa, figurin ala aku selalu gembul, tapi yang parah, aku lupa bikin rambutnya, langsung aja tempel topi hajinya..hahahaha... yah, udah deh, yang penting tau maksudnya *ngeles*. Karena ngeliat kuenya kentara banget mati ide, kak Ika ingat waktu beli bahan, aku kan beli strawberry segar buat hiasan cake. Aduuuh...lupa! kalo tau ada strawberry, kan bisa di hias pake strawberry aja, lebih elegant. Tapi tetap aku ambil strawberrynya di kulkas (sayang kan...), aku susun di pinggir cake yang sudah di sembunyikan ke kamarku itu.

Gak lama, si Dea dan Arel muncul, mereka pun mau ikutan nempel strawberry di cake datuknya. Yo wis lah, no problemo... hasilnya cake yang lebih mirip taman strawberry...hehehehe..

Selesai acara pengajian yang di tutup dengan ceramah, cake langsung di bawa ke pendopo. Papaku pun motong kuenya di dampingi oleh anak-anak, para menantu dan cucu-cucunya. Senang rasanya ngeliat Papaku senyum-senyum hepi. Setelah masuk acara makan-makan sore, cakenya aku potong kecil-kecil supaya semua kebagian. Asiiiik...cake-nya ludes laris manis (karena enak atau mereka kasian aja karena tau aku yang bikin ya? hehehehe). Ada sodaraku yang ngomong gini "Tadi ngeliat bentuknya, parah banget, tapi pas di makan, enak ya..." hahahha... gak pa pa deeh, yang penting enak!

So,ini resepnya...

ORANGE MARMALADE CAKE
Camelia

Bahan :

6 btr telur
150 gr gula pasir
1/2 sdm emulsifier (aku pake TBM)
120 gr tepung terigu protein rendah
30 gr nutrisari orange (1 sachet)
75 gr margarine, lelehkan
1/2 sdt essence orange
Selai jeruk kualitas baik (aku pake Morin)

Caranya :

  • Campur tepung yang telah di ayak dengan nutrisari, aduk rata, sisihkan.
  • Dalam wadah, kocok telur dan gula dan emulsifier hingga benar-benar kental berjejak, tambahkan essence orange, kocok rata.
  • Masukkan campuran tepung hingga 3 tahapan sambil di aduk balik berlahan hingga rata.
  • Tambahkan mentega cair, aduk balik kembali hingga benar-benar rata.
  • Tuang adonan kedalam loyang ukuran 22 x 22 yang telah di olesi mentega. Panggang di oven hingga matang (lakukan test tusuk).
  • Setelah matang, keluarkan kue, dinginkan
  • Belah horizontal bagian tengah cake.
  • Olesi tengahnya dengan buttercream tipis dan selai jeruk. Tutup.
  • Siap untuk di sajikan ataupun di hias.

Buttercream

250 gr mentega putih australia
250 gr susu kental manis

Kocok bahan hingga rata dan dapat di spuit. Siap untuk digunakan.


PS : Ada tambahan gak begitu penting juga, tepat tanggal ini, tahun lalu (waktu itu pas hari Selasa) pagi-pagi aku ke bandara mau pulang ke Jambi supaya bisa menghadiri ultah Papaku siangnya (pas pengajian juga)...tiba-tiba si Mas nongol aja di bandara, mau ikut aku pulang ke Jambi. Cuma bawa baju di badan (akhirnya beli satu kemeja di bandara) gak jelas juga mau ngapain dia ikut. Eeeh...gak taunya, ehem... mau ngomong sama Papaku dan langsung gol maksud dan tujuannya...hehehehe.... Gak terasa, udah setahun lho...cihuuuy!

Wednesday, November 24, 2010

Apple Pie


Sebenarnya, kemarin aku gak ada rencana mau bikin apple pie. Tapi, waktu aku datang ke Jambi, aku koq nyium aroma kayu manis yang kenceng banget di rumah ortuku. Well, kak Ika langsung cerita kalo Papa ku baru di beri temannya sekantong besar kayu manis dari Kerinci sekalian sama syrup kayu manis nya (kalo ke Jambi, jangan lupa beli syrupnya ya, uenaaaakkk! *promo*). Wuiiih....tanpa ragu aku sudah yakin kalo kayu manis dari Kerinci, is the best!!! T. O. P B. G. T !!! well...ini fakta lho ya, bukan karena aku masih berdarah Kerinci (Datuk ku, Papanya Ibuku asli Kerinci) tapi memang kenyataannya begitu. Buktinya, Cinnabon yang paling di sukai sama aku dan abangku Riri, kayu manis nya berasal dari gunung Kerinci lho... aromanya selalu bikin aku dan abangku berbalik arah ke counter Cinnabon. Sukaaaaa banget!!

Anyway, rasanya sayang banget kalo gak di manfaatkan kayu manisnya. Yo wis lah, aku bikin apple pie aja, selain mendadak pengen, juga karena bahannya mudah di dapat di Jambi. Rencanaku sempat mundur beberapa waktu, ntah kenapa naluri baking rada menurun niih, tapi karena bener-bener naksir apple pie, ya udah lah, bikin adza. Kemarin siang aku udah iris-iris applenya, dan dicampur sama lemon dan kayu manis, sku simpan aja di kulkas. Trus sorenya aku nyampur adonan crustnya. Tapi malam tadi Papaku ada rapat sama teman-temannya, ya udah, adonan crustnya aku biarkan aja di kulkas, soale mesti bantu nyiapin makanan dan minuman. Baru tadi pagi aku bikin pie nya. Adonan kulit pie aku biarkan di suhu ruang, dan di roll. Kebetulan ada kak Ika yang nemanin, dia sambil chat sama temanku sekolah ku dulu si Dian yang rumahnya gak jauh dari rumahku, sekarang dia tinggal di Yogya. Senang deh, bikin pie sambil cerita-cerita jaman SMP n' SMA, semua terasa indah *hihi*, gak terasa aja tau-tau pie nya udah selesai di dandanin dan siap buat masuk oven. Waaaah...pas di oven, serumah jadi wangiiii... sampe temen Papaku yang datang pun penasaran aku bikin apaan...hihihihihi....

Aku sendiri di antara semua apple pie, aku lebih suka American apple pie yang tebal dengan isi berlimpah. Standarku untuk apple pie simple aja : kulit mesti buttery dan flaky, sementara isi mesti moist and bubbly, aroma kayu manisnya, jelas gak bisa di tawar lagi. Di situlah letak istimewanya apple pie. Aku paling gak suka kalo di beri apple pie yang di bikin asal-asalan, apalagi kalo isinya kering, iiih...aku bisa off seketika. No thank you deh. Buatku, apple pie dengan isi yang kental dan wangi kayu manis yang "menyolok" bener-bener menggoda, apalagi kalo crustnya terasa butter nya....hum...sooo sooo good!

Waktu bang Riri sekolah di Australia, dia lebih sering makan chicken pie atau beef pot pie. So, waktu dia datang ke tempatku di Atlanta, awalnya dia gak mau makan apple pie, di paksa-paksa, tetap nolak. Baginya, pie harus di isi daging. Tapi akhirnya dia terpengaruh juga ngeliat aku selalu order apple pie, lama-lama dia jadi doyan. Apalagi kalo kita udah ke Johnny Rockets di mall dekat apartemen kita, wuiiiih....pokoknya gak afdhol kalo gak pesan apple pie a la mode nya, kebayang deh apple pie dengan es krim vanilla... pernah kita sampe di ingatkan sama waiternya kalo kita udah mesan banyaaak (cinta mati sama burger dan chilli fries dengan extra cheesenya), eeeeh...masih minta pie. Pas semua makanan ludes, waiternya sampe kagum dan nanya kenapa kita sampe lapar sekali...padahal, kitapun terpaksa duduk rada lama, kekenyangan...whoa ha ha ha ha


Untuk resep pie, aku suka banget sama resepnya Martha Stewart yang ada di websitenya Oprah Mulai dari kulitnya, sampe ke isinya, udah mantap sekalee. Bikinnya pun gampang banget. Tapi, jangan sampe ada detail yang kelihatan sepele sampe lupa di lakukan. Misalnya, jangan menguleni terlalu lama dan harus menyimpan dough kulit pie di kulkas minimal 1 jam sebelum di gunakan. Kalo gak, waaah...bakalan sulit kulit pienya buat di gilas dan harus pasrah sama kulit pie yang keras. Kalo itu di ikuti, di jamin dapat kulit pie yang lentur dan gampang buat di letakkan di loyang. Trus jangan lupa juga buat meletakkan potongan butter di dalam pie sebelum di tutup, ini pengaruh banget ke rasa dan aroma filling pie nantinya. Untuk fillingnya, karena aku suka pie yang manis sedikit asam, perasan lemonnya aku pake sedikit saja, hanya untuk mengcover apple supaya gak berubah warna. Gulanya aku tambah jadi 1 cup, dan aku pun gak pake tambahan bumbu lain selain kayu manis yang aku tambah porsinya. Yep, I love cinnamon and I am proud to show it in my pie...hihihihi... Apaaaa cobaaa!

Kalo bikin pie tutup begini, jangan lupa untuk melubangi bagian kulit atasnya supaya uapnya bisa keluar. Bisa dengan membuat sayatan di beberapa tempat, atau seperti caraku yang aku lubangi dengan cutter bunga mungil. Sisa pinggiran kulit pie jangan di buang, dengan kulit pie seenak resep tante Martha ini, sayang banget kalo di buang. Gilas aja lagi dan potong dengan cutter lucu. Tempel dengan kocokan telur, selain bikin pie jadi cantik dan unik (personalized bangeeet!) juga bermanfaat buat menutupi bagian-bagian yang kurang cantik...hihihihi... Jangan lupa juga untuk menunggu hingga benar-benar dingin sebelum di potong. Supaya fillingnya bisa set dulu, jadinya tetap cantik waktu di potong.


By the way,
Naluri berbagiku lagi tinggi nih *duileeee!*. Kebetulan di rumah kayu manis Kerinci masih banyak, aku mau share ke teman-teman yang baca blogku yang pengen nyobain juga. Don't worry, kayu manisnya aku minta koq sama Papa ku, jadi gak nilep...hihihi... caranya, mudah banget. Cukup tulis comment di bawah posting ini (di bagian comment posting ya, BUKAN di shout box), tempat wisata apa, yang mau di kunjungi seandainya berkesempatan untuk mengunjungi propinsi Jambi. Ingat ya, tempat wisata di Jambi, bukan berkunjung ke rumah Ortuku...nanti Papaku malah bingung...hahahahaha...

Bagi 10 orang yang menulis comment pertama, masing-masing aku kirimkan 25 gr kayu manisnya. Cukuplah untuk mencoba beberapa resep yang ber-cinnamon-ria. Eiiitsss...sekalian deh aku kirim juga 100 gr kopi Jambi supaya kuenya nanti ada temannya dan gak only the lonely. Jadi, jangan lupa, sertakan alamat email ya, supaya aku bisa contact buat alamat pengirimannya. O ya, aku cuma ngirim ke alamat di Indonesia ya, kalo ada yang tinggal di luar negeri, silahkan kirimkan alamat kemana cinnamonnya mau di kirimkan di Indonesia. Bisa bangkrut bayar ongkos kirim kalo mesti ngirim ke luar negeri...hehehehe...

Hampiiirrr lupa, ini resep apple pienya yaaa...




OLD-FASHIONED APPLE PIE
Martha Stewart
Oprah.com

Servings: Serves 10—12
Ingredients
Pâte Brisée
  • 2 1/2 cups all-purpose flour
  • 1 tsp. coarse salt
  • 1 tsp. sugar
  • 1 cup (2 sticks) unsalted butter , cut into pieces
  • 1/4 to 1/2 cup ice water
Pie
  • 2 Tbsp. all-purpose flour , plus more for dusting
  • 12 peeled, cored and sliced Granny Smith apples
  • 3/4 cup sugar (aku pake 1 cup) , plus additional for pie top
  • 1 lemon , zested and juiced (aku setengah lemon aja)
  • 1 1/2 tsp. ground cinnamon
  • 1/2 tsp. ground nutmeg (gak pake)
  • Pinch ground cloves (gak pake)
  • 2 Tbsp. unsalted butter
  • 1 large egg , beaten
Directions
To make pâte brisée: Combine flour, salt and sugar in the bowl of a food processor. Add butter and process for a few seconds until the mixture resembles coarse meal, about 10 seconds. Add ice water in a slow, steady stream, pouring it through the feed tube just until the dough holds together. Do not process for more than 30 seconds.

Turn dough out onto a work surface. Divide into 2 equal pieces, and place on 2 separate sheets of plastic wrap. Flatten, and form 2 disks. Wrap, and refrigerate at least 1 hour before using.

To make apple pie: Heat oven to 375°. On a lightly floured surface, roll out pâte brisée into two 1/8-inch circles to a diameter slightly larger than that of an 11-inch plate. Press one pastry circle into the pie plate. Place the other circle on waxed paper, and cover with plastic wrap. Chill all pastry until firm, about 30 minutes.

In a large bowl, combine apples, sugar, lemon zest and juice, spices and flour. Toss well. Spoon apples into pie pan. Dot with butter, and cover with remaining pastry circle. Cut several steam vents across top. Seal by crimping edges as desired. Brush with beaten egg, and sprinkle with additional sugar.

Bake until crust is brown and juices are bubbling, about 1 hour. Let cool on wire rack before serving.


Monday, May 31, 2010

Nasi Goreng Apel


Mau posting kegiatan ku kemarin aaah... kenangan gak terlupa soalnya...hihihihi...

Ceritanya, kemarin itu, ada lomba bikin nasi goreng yang di selenggarakan sama salah satu radio swasta (panitia-nya sih bilangnya lomba bikin sarapan, tapi, yang mesti di bikin nasi goreng, sarapan gak selalu nasi goreng kan? so, lomba nasi goreng aja...*maksa*...hahahaha). Jauh-jauh hari udah diumumin di milis bagi yang mau ikutan bisa daftar bareng. Lombanya sendiri semula lomba tumis-tumis, tau-tau ganti jadi lomba nasi goreng. So, aku yang semula masih mikir-mikir dulu buat ikutan (abisnya takut gak jadi ikutan, mesti ngurusin ini itu, kan gak enak), akhirnya ikutin juga setelah merasakan hangatnya komporan mom Elly di YM..hehehehe...

Hari Kamis lalu aku ke Bandung sama si Muna ngeliat foto pre-wed. Kita balik lagi ke Jakarta hari itu juga dan sepupuku si Tona dan keponakannya Mauly, aku ajak ke Jakarta sekalian. Kali ini, aku rada semangat trial n' error dulu buat bikin nasi goreng. Nah, hari Sabtu pagi, aku jalan kaki deh ke pastrad dekat rumah sama si Tona. Selain mo belanja, juga sekalian berharap, bisa membantu menurunkan berat badan ku yang gak ada kemajuan...hahahaha... Setelah belanja buat rumah, aku beli udang sama kucai, beli doank belum ada ide buat apaan. Di rumah, aku ngeliat apple granny smith sisa bikin apple crumble yang masih bengong aja di meja gak ada yang doyan. Yo wis, aku campur aja sama nasi goreng...ogah rugi...hehehhe...

Langsung deh jreng jreng di dapur, udangnya di potong kecil-kecil dan dibikin dengan bumbu seminimal mungkin. Bukannya aku sok minimalis sama bumbu, tapi aku emang parah banget kalo masak, jadi bumbu yang sedikit artinya sedikit pula kesalahanku nanti....hahahaha... anyway, setelah jadi, di cicipi sama si Tona (minus udang, doi alergi..hihihi), katanya lumayan gak malu-maluin lah....siiip. Gak malu-maluin, udah lebih dari cukup deh, aku gak berharap menang koq, asal jadi nasi goreng aja udah untuuung....hehehehe... tapi aku suka koq, apelnya bener-bener memperkaya rasa, ada asam-manisnya. Seperti menambah nenas dalam masakkan, bedanya, kalo apel ada "kriuk" nya...

Too bad deh, Sabtu sore si Tona pulang, si Mauly mau ikutan try out. Aku yang semula mau ngajak pak Di ke supermarket buat beli bahan nasi goreng lagi, terpaksa batal. Bang Baraq sama teman-temannya datang dari Jambi minta jemput di bandara. Sebenarnya bisa aja aku nyetir sendiri, tapi emang lagi malas aja *gak heran deh!* aku putusin buat mampir di supermarket 24 jam di pinggir jalan besar dekat rumah, tentu aja mereka gak jual udang, tapi nanti aku ganti sosis aja. Malamnya, semua bahan aku siapin, sudah di potong-potong dan dimasukkan ke wadahnya masing-masing. Udah mewanti-wanti diri sendiri supaya gak ada yang ketinggalan.

Karena jam 6 sudah harus ada di depan hotel Nikko tempat acara berlangsung, jam setengah lima pagi aku sudah siap-siap. Rasa-rasanya semua udah, tinggal beli sosis aja. Sampe supermarket, ternyata mereka jual sayuran juga. Karena rasanya gak perlu, aku langsung ke tempat sosis, eeeh...ada smoked beef, kayaknya pake smoked beef lebih enak, gak jadi deh sosis, smoked beef aja. Nyampe jalan Thamrin, ternyata pada di tutup sana sini, syukurlah karena belum jam 6, mobil bisa nganterin aku sampe depan panggung acaranya. Udah hepi banget karena rasanya semua sesuai rencana, eee alaaaahhh...ternyata dompetku ketinggalan di mobil! huuu...sebel! terpaksa deh pak Di yang udah mau nyampe rumah puter balik lagi nganterin dompet. Apesnya, jalanan sudah benar-benar di tutup, jadi aku jalan kaki ke Sarinah, tempat pak Di parkir.

Selesai urusan dompet, para peserta udah boleh siap-siap di tempat masing-masing. Lumayan, uang pendaftaran 100rb dapat kompor portable mungil. Huum...padahal aku juga baru beli kompor begini, waktu itu aku bilang ke si Mas, mau diet jadi mau makan sayur yang di bikin shabu-shabu aja...baru ke pake buat bikin apple crumble doang, setelah itu, kompornya tiarap di bawah meja...boro-boro buat nyabu...hehehe...anyway, back ke acara lomba, pas nyusun-nyusun, aku baru sadar telor masih ketinggalan di kulkas...aduuuhhh...blom lagi ngeliat peserta lain bawa sayur2an buat garnish, lha, aku malah gak mikirin garnish... yaah...amatir banget deh gue! untunglah dapat tetangga masak baik hati, mba' Yanti Saleh (yang ngajarin aku bikin pempek itu lho!) ngasih telor dan mba' Yenny agogo (yang terkenal sama MBAnya) ngasih daun selada buat garnish. Jadi nasgorku gak parah-parah amat penampilannya...hihihihi...

Sayangnya, komporku apinya gak gede, gak tau kenapa. Jadi masaknya lamaaa... tapi syukurlah jadi juga nasgornya. Di susun seadanya aja abisnya aku mati ide juga. Mending ngeliatin tetangga sebelah. Waaah...mba' Yanti dahsyat deh finishing nasgornya. Pake wadah dari kelapa dan di sajikan dengan salad dan payung mungil, cantiiiik banget! tau-tau udah ada pengumuman kalo nasi gorengnya silahkan di makan, soalnya yang masuk nominasi yang di bawa ke depan. Aku sama mba' Yanti langsung bengong dan ketawa cekikikkan, soale bingung juga apa yang di nilai, lha, kita aja baru selesai...hihihihi... tapi no problem, tradisi anggota milis yang anggotanya hepi terus, makan rame-rame! semua nasi goreng di jejer di meja dan mulai icip-icip bareng. Nasi gorengnya enak -enak banget. Ada nasi goreng mba' Yenny Agogo, puedeeess n' nendang buanget! trus nasi goren kecombrangnya Ina Larizz...banyak deh, sampe kenyaaaang banget! (ya iyalah, nyicipnya cuma sesendok, tapi yang di cicipi seabrek-abrek...hahaha).

Acara lanjut sama sesi bernarsis di kamera, foto-foto. Trus di kasih tau, kalo nanti ada door prize berdasarkan nomer peserta. Pas aku buka tas berisi peralatan buat nyari nomerku, terdengar pengumuman yang menyebutkan angka-angka...itu nomerku!!!! MC nya nanya ada gak orangnya? aku langsung bilang ada, tapi karena arena masak sama panggung lumayan jauh, MCnya gak dengar, padahal aku udah teriak2 ada sambil lari-lari. Eeeh...enak aja MCnya bilang, gak ada ya? hangus! huu...sebel! aku langsung berhenti gak mood. Tapi gak taunya mas Wisnu, salah satu moderator milis NCC, lari-lari minta nomerku dan lari ke panggung. Gak tau deh mas Wisnu bilang apa, akhirnya aku tetap dapat hadiah...horeeeee!!! Makasih mas!! *hepi! hepi!*... mau tau hadiahnya apa??? ya kompor lagi!! sama persis!! huuu...hahahaha... tapi tetap besyukur deh, jadinya aku punya 3 kompor portable di rumah. Kalo udah married nanti, si Mas gak perlu beliin aku kompor kayaknya...hahahaha...

Pulang acara, rasanya capek banget, apalagi aku malam sebelumnya gak tidur gara-gara chat sama si Corey, temanku di Amrik dulu. Mata meredup dan mulai terasa pegel, rasanya mau pulang aja. Tapi mom Elly ngajak ke markas NCC di Matraman, yo wis, lanjuuuttt... lagian pak Di lagi di bandara nganterin bang Baraq. Jadi aku sama mom Elly di anterin sama Lily Tyu ke Matraman...aseeeeekk!. Sampe matraman lanjut makan nasi goreng lagi...hahaha... nasi goreng belacan mom elly dan nasi goreng tutug oncomnya bu Fat. Uenaaak dan kenyaaaang... seru deh dengerin cerita bu Fat yang dapat pelatihan cake decorating di UK. Hebat ya! setelah jam 4 sore, baru deh di jemput pak Di. O ya, sebelum pulang, dapat magnet lucu gambar prajurit Inggris dari bu Fat! horeeeee....

O ya, ini resep nasi gorengnya...


NASI GORENG APEL

by. Camelia

Bahan :

2 piring nasi putih dingin
3 lembar smoked beef, potong kotak (bisa juga udang)
1/2 bawang bombay, potong kotak kecil
1/2 apel hijau, buang bagian tengahnya iris tipis kecil
1 sdt merica putih bubuk
3 sdm kecap asin
1 siung bawang putih, keprek
2 sdm kucai yang sudah di iris tipis
1 butir telur, kocok lepas
Garam secukupnya
Minyak sayur secukupnya
Margarine secukupnya

Caranya :

1. Panaskan minyak sayur, lalu tambahkan margarine. Masukkan bawang putih, tumis hingga layu lalu singkirkan bawang putih dari minyak.

2. Masukkan bawang bombay, tumis hingga wangi, masukkan smoked beef dan telur kocok, setelah agak matang orak arik telur hingga matang, tambahkan apel, setelah agak layu, masukkan nasi, aduk aduk dan masukkan bahan lainya. Aduk rata.

3. Cicipi, beri garam secukupnya. Sajikan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anniversary

Daisypath Anniversary tickers

Ava

Lilypie Kids Birthday tickers

Eijaz

Lilypie Fourth Birthday tickers