- Blender bumbu dengan minyak sayur hingga benar-benar halus.
- Tumis bumbu hingga aromanya keluar, masukkan daging, aduk rata, biarkan hingga air dari daging berkurang.
- Masukkan santan, daun kunyit dan sereh. Aduk rata. Gunakan api kompor sedang saja. Sesekali diaduk agar santan tidak pecah.
- Setelah bumbu dan santan menyatu dan terlihat seperti kalio, keluarkan daun kunyit dan sereh. Beri garam. Aduk, koreksi rasa. Masak dan aduk berlahan hingga rendang mengering dan berwarna coklat tua.
- Untuk mendapatkan rendang yang pekat, aduk balik berlahan lebih sering agar rendang tidak lengket dipermukaan wajan/panci. Setelah berwarna coklat tua atau kehitaman, angkat.
Search This Blog
Monday, October 1, 2018
Rendang Daging
Tuesday, October 25, 2011
Ayam Lemon

Nah, buat Chinese Food Week, aku pilih Ayam Lemon. Kebetulan semua bahannya ada di rumah. Biasaaa....punya stok lemon banyak buat diminum pake air putih setiap pagi...*mestinya*... Resepnya aku ambil dari buku Masakan Cina Populer-nya Yasaboga. Aku dapat bukunya waktu beres-beres barang-barang peninggalan Almarhum abang Sadatku dulu. Dia emang suka banget masak sendiri selama di rantau, kalo pulang ke Indonesia, ya suka beli-beli buku masakan gitu. Bukunya aku simpan karena dikasih nama sama bang Sadat. Senang deh, akhirnya datang juga kesempatan buat nyobain resep-resepnya. Apalagi rata-rata resepnya mudah buat dibikin. Alfatihah buat abangku ya...*hug*

Setelah selesai, aku cicipi ayamnya dulu...humm..enak deh, so tasty! trus aku celupin ke sausnya, pertama terasa asamnya lemon, lalu terasa manis dan segarnya... I like it!!! Kayaknya, pada dasarnya ini seperti saus asam manis, tapi karena asamnya diganti lemon, jadinya lebih segar. Untuk ayamnya, selain saus lemon kayaknya juga bisa dikasih saus macam-macam buat nambah varian lauk. Pokonya, resep ini bakalan jadi andalan aku deh kalo kepepet mesti masak.
Ini resepnya yaaa....

AYAM LEMON
Yasaboga
Bahan :
2 bh dada ayam
1 sdm kecap ikan ---> aku pake kecap asin biasa
1/4 sdt merica bubuk
1 btr putih telur, kocok
2 sdm tepung maizena
---> aku tambah 1/4 sdt bawang putih bubuk
Campur semua bahan diatas.
Saus :
3 bh jeruk lemon, ambil airnya-->aku hanya pake 2, karena lemonnya besar
1 sdt jahe muda parut
1 sdm jahe iris bentuk korek api
250 cc kaldu ayam
2 sdm gula pasir ---> aku 4 sdm
1 sdm daun bawang iris halus
1 sdm tepung maizena dicairkan dengan sedikit air
Caranya :
- Goreng irisan daging ayam satu persatu hingga kecoklatan, tiriskan.
- Campurkan air jeruk lemon, jahe parut, irisan jahe dan kaldu, didihkan. Masukkan gula dan ketalkan dengan tepung maizena, masukkan gorengan ayam dan daun bawang. Angkat dari api. Sajikan.

Sunday, July 31, 2011
Nasi Minyak

Kalau di rumahku, urusan nasi minyak selalu diserahkan ke Mudo Tarmizi (Mudo=Paman), beliau masih keluarga Papaku. Udah dari jaman aku SD, Ibuku hanya percaya dengan mudo Mizi (panggilan beliau) untuk nasi minyaknya. Tiap ada acara, mudo Mizi selalu dipanggil ke rumah. Sudah ada tungku dan panci besar yang disiapkan khusus untuk bikin nasi minyak ini. Dengan gesitnya, mudo Mizi udah belanja bahan dan menyiapkan kayu bakarnya. Begitu pula kalau keluargaku bikin acara di dusun, mudo Mizi-pun akan di bawa serta beserta peralatannya. Walaupun sejak Ibuku udah gak ada, kami mulai memakai jasa catering (kalo dulu Ibuku selalu masak sendiri, berapapun jumlah tamunya *love you Bu!*), kami hanya pesan lauk pauk saja karena untuk nasi minyak, hingga kini masih dibuat oleh mudo Mizi di samping rumahku. Nasi minyak ada beberapa versi, ada yang warnanya kuning, ada yang kemerahan dan ada yang kecoklatan. Nasi minyak buatan mudo, termasuk yang berwarna kecoklatan. Aku dan abang-abangku selalu merasa nasi minyak buatan beliau memang yang paling enak.

Ternyata, jumlah jamaah yang datang melebihi perkiraan. Biasanya berjumlah ratusan orang, di acara penutupan Selasa lalu jauh melampaui angka seribu orang. Alhamdulillah, tentu saja ini merupakan berkah untuk keluargaku. Di tengah-tengah acara, mudo Mizi diajak kak Ika keluar untuk melihat jumlah tamu yang membludak, karena sepertinya pesediaan nasi tidak mencukupi, mudo minta tambah 3 karung beras lagi yang tinggal di jemput di toko milik keluargaku. Untuk tambahan lauknya, cukup dibeli dari beberapa rumah makan. Alhamdulillah, hingga akhir acara, baik nasi maupun lauk-pauk, cukup untuk semuanya. Salut banget sama mudo Tarmizi yang sempat masak nasi putih dari 3 karung beras (60 kg) yang selesai tepat saat waktunya makan.

Mendengar suara kami, Papaku keluar dari kamar, ikutan duduk dan mulai bicara soal persiapan penutupan pengajian di dusun hari Jum'at lalu. Sayang banget mudo Mizi hari Jum'at itu udah di-booking buat masak di acara orang lain. Semula Papa minta aku dan kak Ika belanja bahan untuk di masak di dusun. Tapi karena jalan sedang jelek-jeleknya, biasanya ke dusun cuma 2 jam, sekarang bisa hampir 4 jam, khawatir bahan mentahnya gak akan segar lagi sampai di sana. Papa setuju lauknya di masak di rumah Jambi aja, lalu di masukkan ke termos-termos besar (Ibuku punya buanyaaaak termos gede, lihat hasil bongkar gudangku di sini). Kata mudo, Ibuku dulu juga pernah begitu, jadi keluargaku yang di dusun cuma masak nasi putih dan nyiapin piring-piring saji saja (di sana, gak pernah prasmanan, selalu di sajikan). Mudo-pun setuju untuk membantu memasak kari yang jadi salah satu lauknya, nanti akan di antarkan ke rumahku Jum'at pagi (kari made-in mudo Tarmizi enak juga lho..).

Mudo Tarmizi ternyata gak cuma beliin kita bumbu laut aja, tapi lengkap dengan minyak sayur, minyak samin, susu dan saos tomatnya sekalian supaya bisa langsung belajar bikin...hahahaha... abis belanja, aku dan kak Ika ke seberang kota nganter mudo Mizi pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, gak sabar aku dan kak Ika buka bungkusan "bumbu laut" yang di beli tadi. Bumbu yang di beli untuk 20 kg beras. So, rempah yang udah di campur, kita pisahkan berdasarkan jenisnya, di timbang, lalu di catat. Semua bumbu dibagi 4 (untuk ukuran 5 kg beras), termasuk jumlah minyak samin-nya. Kemarin, kak Ika datang bawa sebaskom nasi minyak buatannya. Rasanya udah mirip dengan buatan mudo Tarmizi (ya gak mungkin sama lah, kan tangannya beda). menurutku udah enak koq. Tapi karena kak Ika pake beras pulen yang ada di rumahnya, nasi minyaknya terasa agak terlalu lembut. Memang saat memberikan resep, Mudo spesifik sekali menyebutkan merk "beras anggur" untuk nasi minyaknya. Aku gak tau di luar Jambi ada apa tidak beras anggur, tapi untuk gambaran, beras anggur ini kalo di masak, gak terlalu nempel satu sama lainnya. Lembut tapi tetap bisa di hambur *bingung nyari kata yang tepat* kira-kira begitulah....

Untuk proses pembuatannya, mudo cerita kalau beliau menggunakan cara pembuatan yang beda dari biasanya. Misalnya, kalau di tempat lain bumbu lautnya digiling halus dan dimasak dengan nasi, sementara kalo versi mudo Tarmizi ini, bumbunya ditumbuk kasar, di rebus hingga mendidih, ampasnya dibuang dan yang di gunakan adalah airnya saja. Di bantu kak Ika, sore tadi mulailah aku bikin nasi minyak. Proses pembuatannya sebenarnya sederhana banget, apalagi kalau gak banyak. Yang perlu di perhatikan saat beras di aron, pada tahap ini, beras harus diaduk terus menerus supaya bumbunya rata dan tidak lengket di panci. Setelah adonan di aron, tutup panci rapat-rapat, sambil sesekali diaduk-aduk hingga nasi tanak. Mulai dari menumis bumbu hingga menanak nasi, cukup menggunakan 1 buah panci saja. Saat beras mulai diaron, api nya cukup kecil saja. Menggunakan panci yang beralas tebal merupakan syarat mutlak agar matangnya rata dan tidak mentah. Setelah matang, sajikan dengan taburan bawang goreng. Sayang, aku tadi udah terlalu capek bikin nasi minyak (sambil nonton dvd rame-rame siih...hihihihi) jadi udah gak sanggup bikin kari. Bawang goreng pun juga lupa di siapin. Untung deh, ada ayam goreng dan rendang buatan si Umi untuk persiapan sahur nanti udah matang. Yummeee!!! Fotonya pun ngebut, karena udah mau berangkat tarawih bareng (Papaku, si Mas, bang Riri, Kak Ika, Dea, Tona, dan keponakannya Icha). Besok udah puasa, cihuy!
Ini resepnya ya...

NASI MINYAK
Mudo Tarmizi-nya Camelia
Bahan :
1 kg beras (jangan gunakan beras yang pulen)
60 gr minyak samin
6 sdm minyak sayur
5 btr bawang merah, iris
5 btr bawang merah (untuk dihaluskan)
5 btr bawang putih
1 ruas jahe (lk. 3 cm)
100 gr saus tomat
1 btr tomat, iris kasar
3 btg daun bawang, iris
1/2 - 1 sdt bumbu kari bubuk (sesuai selera)
10 btr merica hitam (ini tambahan dari aku aja)
600 ml air
100 ml susu cair
1 sdm kaldu sapi bubuk
1 sdm garam (sesuaikan)
1 sdt gula (susuaikan)
Beberapa lembar daun kari
-----> giling halus bawang merah, bawang putih dan jahe
Bumbu yang di tumbuk kasar (bumbu laut) :
4 bunga lawang (pekak)
14 btr kapulaga putih
10 btr kapulaga hijau
1 biji pala
12 btr cengkeh
1 sdm adas manis
2 bunga pala kering (aku gak pake)
Caranya :
Didihkan air bersama bumbu yang dihancurkan kasar, (dan merica hitam bulat) biarkan hingga benar-benar mendidih (gunakan api sedang saja), saring, ambil airnya saja, sisihkan.
- Dalam panci yang beralas tebal, panaskan minyak sayur dan minyak samin. Masukkan bumbu halus, bumbu kari dan bawang merah iris. Masak hingga bawang kekuningan.
- Masukkan tomat, aduk. Tambahkan saus tomat dan separuh air yang sudah di bumbui tadi (agar saus tomat tidak mengering dan lengket). Aduk.
- Masukkan garam, kaldu bubuk, bumbu kari dan gula. Aduk-aduk hingga larut. Setelah mendidih, masukkan sisa air, susu daun kari dan daun bawang, aduk hingga mendidih dan tomat terlihat mulai hancur.
- Kecilkan api, masukkan beras yang telah di cuci, aduk hingga rata. Aduk terus hingga beras aron. Tutup rapat, sambil sesekali di aduk, hingga nasi matang.
PS : Jumlah air, sesuaikan dengan jenis beras. Kalau beras yang pulen, tentu airnya harus sedikit dikurangi agar nasi tidak terlalu lembek. Apabila nasi masih terasa mentah, namun nasi sudah mengering, boleh di tambahkan air sedikit-sedikit sambil diaduk. Gunakan api kecil agar nasi benar-benar tanak.
Wednesday, May 11, 2011
Zuppa Soup & Rough Puff Pastry

Sejak lama aku pengen punya softbox rumahan seperti yang di posting sama teman milisku, Citra. Minta di bikinin sama bu Cit juga gak mungkin, gimana bawanya ke Jambi euy! gak ada pilihan lain selain bikin sendiri. Untung aja cara pembuatannya udah di posting sama bu Cit di blognya. Bahan-bahannya udah aku cicil sampe lengkap, tapi blom sempat juga di bikin (selain gak sempat, honestly, aku juga lagi malas mikir *hehe*). Padahal, abangku, si Riri dan temannya si Dayat, bela-belain nemanin aku keliling beberapa toko kelontong buat nanyain kardus gede. Tapi gak dapat juga. Asemnya, nanya beberapa orang yang kira-kira punya tv baru, jawabannya sama "Tv nya flat screen...dus-nya tipis!"...halaaaah....
Beberapa hari lalu, si Mas menawarkan diri buat bikinin. Padahal dia keliatan capek banget pulang kerja...hummm...(love you Mas! *ehem*). Kita ke lantai atas, cari kardus yang di pake buat nge-pak barang di rumah. Ketemu satu kardus kotak rokok yang lumayan gede dan kita langsung bikin. Kalo gak salah baru selesai jam 1-an malam. Besok paginya pun sebelum kerja, si Mas masih bikin-bikin. Setelah selesai, kita coba foto-foto, ternyata memang boxnya kecil, jadi susah buat foto. So, kemarin waktu jalan ke mall, sekalian beli styrofoam guedeee... tadi pagi, styrofoamnya dibikin softbox yang baru sama si Mas, lebih gedeeee dan lebih leluasa pakenya...horeeeee.... *big big hug @ si Mas*
Nah, kali ini aku mau posting zuppa soup. Selama ini aku gak kepikiran mau bikin zuppa soup karena menurutku biasa aja. Enak tapi gak sampe doyan. Kalo ada, ya aku makan, kalo gak, ya gak pa pa, gak berusaha nyari juga. Tapi, waktu resepsi pernikahan Abangku, Iqbal di Jogja, salah satu menunya ada zuppa soup. Aku benar-benar takjub ngeliat keponakanku si Abel dan Dea bolak-balik ngambil sup krim dengan tutup pastry itu. Kata kak Ari dan kak Ika, Abel n' Dea emang zuka zuppa soup, kadang ke resto cuma buat makan itu doang. Waaah...aku langsung berniat pengen nyoba bikin sendiri, supaya keponakanku bisa makan sepuasnya. Tapi, seperti biasanya, cita-citaku gak langsung terwujud. Adaaaa aja yang bikin gak jadi. Beberapa hari lalu si Dea sakit tenggorokannya dan aku janji mau bikinin cream soup....sampe si Dea sembuh, blom di bikin juga....hahahaha... Akhirnya kemarin, pas jalan sama Dea n' Abel, aku janjikan zuppa soup hari ini. Kemaren gak bisa bikin-bikin dulu karena di rumah lagi pengajian. Btw, buat teman-teman di Jambi, boleh lho ikut pengajian di rumah ortuku, tiap Selasa habis Dzuhur. Jangan lupa bawa mukena karena sholat Ashar bareng. Boleh ajak nyokap, bokap, adek, kakak...terserah, terbuka untuk umum koq.

Rencana awal, tentu saja aku sangat yakin mau bikin classic puff pastry. Keliatannya gak sulit, apalagi ada foto step-by-step nya. Tapi setelah aku baca berkali-kali, sebaiknya aku realistis aja *hihi* ngeliat prosesnya yang butuh waktu berjam-jam dan proses gilas yang gila-gilaan. Aku berubah fikiran, ku putuskan bikin rough puff pastry aja. Lagian, di buku juga ada resep pie daging yang di tutupi adonan rough puff pastry. So, dalam bayanganku akan tetap oke juga kalo di pake buat zuppa sup. Walaupun pembuatannya lebih simple, tapi tetap ada proses gilas yang bikin aku semaput. Sampe aku ngetik sekarang, jariku masih terasa cenat-cenutnya...hiiiks! padahal, pas nipisin adonan sebelum di gunakan, aku udah gak sanggup lagi, akhirnya minta tolong si Mas yang duduk nemanin aku (hihihi...apes banget ya si Mas...). Setelah itu, langsung aku potong-potong sesuai dengan ukuran mangkok.
Waktu aku coba panggang di oven, aku sempat panik karena puff pastrynya justru nyungsep kedalam supnya. Setelah 2x coba, aku baru nyadar kalo ovenku settingnya api samping *huh!*. Lalu aku coba lagi pake api atas saja, setelah ovennya benar-benar panas, baru aku masukkan sup berlapis pastry yang bagian atasnya sudah aku olesi pake eggwash (telur+susu). Alhamdulillah, berhasil. Puffnya naik keatas dan membulat (dome). Waktu aku cicipi, terasa renyah, cukup kelihatan berlapisnya dan rasanya so buttery. Gak lama, kak Ika, Dea, bang Riri dan Tona datang ke rumah buat nyobain zuppa soupku. Untuk puff pastrynya pada suka tuh. Cuma supnya aja dapat komplain dari kak Ika karena ada jagungnya. Menurutnya, rasanya jadi terasa aneh. Sedangkan si Tona, suka ada jagungnya. Lha, waktu di supermarket kemaren, emang si Tona yang pesan pake jagung. Jangungnya aja dia koq yang masukkin ke keranjang belanja ku....hahahahaha.... sayang banget si Abel lagi pulang ke kampung Mamanya, kalo gak, pasti lebih seru lagi. Tapi tadi udah di bungkusin sama kak Ika buat diantar ke rumahnya.
Senang deh karena sambutannya positif... si Dea sampe bilang "Lain kali kalo mau zuppa sup, ke tempat Bibi aja, gratis dan boleh banyak-banyak...."....huuuu...kalo dari rasa tanganku saat ini, kayaknya bakalan lama deh bikin lagi....hahahahha....

ZUPPA SOUP
by. Fatmah Bahawan
Bahan puff pastry:
Puff pastry siap beli, tipiskan, potong kotak, sesuai ukuran mangkuk. (aku pake rough puff pastry, resep di bawah)
Bahan sup ayam jamur:
100 gr jamur kaleng, cincang
150 gr ayam rebus, potong dadu
50 gr bawang bombay, cincang
1,5 lt kaldu ayam
250 ml susu evaporated
50 gr tepung terigu
100 gr mentega
½ sdt merica bubuk
2 sdt garam
1 sdt chicken powder
Cara membuat:
1. Panaskan margarin, tumis bawang bombay sampai layu, masukkan tepung terigu, aduk rata. Biarkan terigu matang, tuangi susu dan kaldu, aduk rata dan biarkan mendidih, pindahkan ke dalam panci.
2. Masukkan ayam, jamur, dan bumbu lainnya, aduk rata. Coba rasanya, bila sudah pas, matikan api.
Penyelesaian :
1. Tuang sup ke dalam mangkuk keramik tahan panas, tutup bagian atasnya dengan puff pastry. Masukkan ke dalam oven hingga pastry matang berwarna coklat kekuningan.
2. Angkat, sajikan panas.
ROUGH PUFF PASTRY
by. Michel Roux
500 gr plain flour
500 gr very cold butter, cut into small cubes
1 tsp salt
250ml ice-cold water
Put flour in a mound on the work surface and make a well. Put in the butter and salt sand work them together with the fingertips of hand, gradually drawing the flour into the centre with the other hand.
When the cubes of butter have become small pieces and the dough is grainy, gradually add the iced wated and mix until it is all incorporated, but dont overwork the dough. Roll it into al ball, wrap in cling film and refrigerate for 20 minutes.
Flour the work surface and roll out the pastry into a 40 x 20 cm rectangle. Fold it into three and give it a quarter turn. Roll the block of pastry into a 40 x 20 cm rectangle as before, and fold it into three again. These are the first 2 turns. Wrap the block in cling film and refrigerate for 30 minutes.
Give the chilled pastry another 2 turns, rolling and folding as before. This makes a total of 4 turns, and the pastry is now ready. Wrap it in cling film and refrigerate for at least 30 minutes before using.
Wednesday, March 16, 2011
Rawon

Anyway,
Niatku bikin rawon ini udah lama. Selain si Mas yang arek Malang (sekali-kali bikin senang suami..*giggles*), aku pun suka, keluargaku juga suka. Papaku dan Abang-abangku waktu di Malang, sibuk hunting rawon. Kalo di Jakarta pun, Papaku suka order rawon kalo di resto. Sebenarnya, kalo mau bikin rawon, banyak koq bumbu instant di supermarket. Bahkan ada istri teman Papaku, Tante Tris, yang sering bolak-balik ke Malang buat jenguk anaknya yang sekolah di sana, ngasih tau kalo di salah satu pasar di Malang (lupa namanya) ada yang jual bumbu rawon seger yang enak. Tinggal bawa ke Jambi, trus di freezer. Tapi, aku lebih suka kalo bikin sendiri bumbunya. Maklum, hasrat terpendamku pengen jago masak kayak Ibu-ku dulu. Walaupun malas masak, cita-citaku tinggi lho..hihihihi...
Akhir-akhir ini aku ngeliat si Mas makannya rada ogah-ogahan. Mungkin dia kangen masakan kampungnya kali (maklum, di rumah menunya Sumatra banget. Bosen dia..hehehehe). Kebetulan pas jalan ke supermarket, ketemu sama kluwek/kluwak. Aiih...padahal sempat persimis bisa bikin rawon sendiri, soalnya, di Jambi susah nyari kluweknya. So, aku langsung aja beli, supaya cita-cita bikin rawon buat si Mas segera terwujud. Apalagi aku baru beli buku yasaboga "Koleksi 120 Resep Masakan Sapi" waktu ke toko buku sama Papaku. Disitu ada resep rawon buntut, tapi kalo aku ganti dengan daging sapi biasa, rasanya gak masalah. Lagian, aku suka deh sama resep masakan Yasaboga, enak dan rasanya authentic banget. Dulu aku pernah nyoba bikin soto Tangkarnya...syedeeeeeppp. O ya, sekalian aku juga mau coba memanfaatkan slow cooker-ku untuk bikin rawon, siapa tau berhasil...(biasaaa..kalo lagi 'hot' sama satu barang, mau di pake teruus, sebelum bosen!).

Atas saran kak Ika, bumbu halusnya aku tumis hingga benar-benar matang. Lagian, aku gak suka banget aroma kluwek mentah. Gak enak. Tapi, setelah semua di tumis dengan bumbu lainnya, aromanya wangiiii. Dagingnya aku potong rada besar (jelas, harus ada beda dong rawon buatan ku sama beli di warung...hehehe), sekitar 2 x 2 cm lah. Trus di rebus sebentar di panci biasa supaya ada kaldunya. Kaldu daging itu aku saring dulu sebelum di gunakan, supaya bersih aja. Setelah bumbu selesai di tumis dan air kaldu selesai, semua aku campurkan kedalam slow cooker sambil di aduk rata. Perkiraanku akan memakan waktu lama, ternyata 2,5 jam aja dagingnya udah lembut. Mungkin karena di potong kecil kali ya. Aku tambahkan sedikit kaldu sapi bubuk supaya rasanya lebih nendang....wuiih uenaaakk...
Sayang, giliran aku bisa bikin rawon, Papa-ku malah baru dilarang dokter makan daging merah. Trus waktu si Mas makan siang, gak ngasih tau aku, jadi aku telat nawarin rawonnya, dia udah keburu makan yang lain....sediiiiiiihhhh banget...hiks! hiks! hiks!. Tapi senang lagi karena sorenya si Mas makan rawonnya banyak bareng kak Ika, Riri, Dea dan Tona...horeee.... Tadi rawonnya juga aku suruh si Muji (supir Bokap) nganterin ke rumah kak Ari biar bisa ngerasain juga. Alhamdulillah...komentarnya positif semua tuuuh. Gak sia-sia deh daku nanya kesana kesini cuma buat bikin rawon doank...hahahaha....

RAWON
Yasaboga
Bahan :
1 kg buntut sapi siap olah (aku pake 600 gr daging sapi, potong kotak kecil)
2 lbr daun salam
2 cm lengkuas, memarkan
1 btg serai, memarkan
4 lbr daun jeruk, sobek-sobek
1 sdm air asam yang ketal
Haluskan :
1/2 sdm ketumbar sangrai
5 bh kluwek, ambil dagingnya, rendam air panas, sisihkan air perendamnya
4 bh kemiri
4 bh bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm kunyit cincang (aku sangrai sebentar)
2 sdt garam (secukupnya)
aku tambah 1 sdm kaldu sapi bubuk
Pelengkap :
Toge pendek
Daun kemangi dan ketimun segar
Kerupuk udang
Sambal bawang merah
Cara membuat :
Rebus kembali buntut dengan 1500 ml air baru bersama 1 sdt garam, serai, daun salam, daun jeruk dan lengkuas.
Tumis bumbu halus dengan 4 sdm minyak goreng hingga harum. Aduk-aduk dan tuangkan ke kuahnya. Masak kembali hingga seluruhnya matang, cairan kaldu lk.1000 ml dan daging buntut empuk.
Kalo aku, daging di rebus sebentar, saring airnya. Sisihkan. Lalu masukkan bumbu halus yang sudah di tumis ke dalam mangkuk slow cooker, bumbu yang di memarkan dan daun-daunan. Tuang air kaldu yang sudah di saring dan dagingnya. Aduk rata. Masak dengan slow cooker suhu 'high' selama 1 jam, lalu turunkan suhu ke 'low' selama 1,5 - 2 jam. Sajikan.
Thursday, February 24, 2011
Meatloaf, Mashed Potatoes and Garlic Butter Corn

Karena kangen berat sama meatloaf, aku pun bikin rencana bikin sendiri. Udah atur rencana dari Jambi. Pas ke Jakarta Sabtu lalu, janjian sama Muna yang nginap di rumah mau bikin meatloaf (biar ada yang ngabisin..hehehe). So, pulang acara HMFF-nya NCC (seruuuu banget!), langsung samperin mpok Muna di plasa Senayan. Hari Minggu pagi, kita ke supermarket dekat rumah buat beli bahan-bahannya. Sayang banget, resep meatloaf yang di tulis sendiri sama host Dadku ketinggalan di rumah Jambi (susah deh kalo nomaden gini!! hiiks!). Akhirnya aku pake resep dari sini. O ya, selama belanja bahan, aku ingat terus omongan host Dad ku, semua bahan mesti fresh-fresh-fresh. So, beli secukupnya aja, gak perlu nyetok bahan segala. Supaya rasanya mirip, aku bela-belain beli saus tomat merk Heinz yang selalu ada di rumah host family ku, untung di supermarket ada, pokoknya niaaaaaaaat banget! *hehe*

Untuk bikin meatloafnya sendiri, resep yang aku pake rasanya gak begitu beda sama resep host Dadku. Breadcrumbs-nya aku bikin sendiri, pake roti baguette yang aku oven sebentar dan aku blender aja. Kalo host Dad-ku pake roti putih biasa, sama aja, apa yang ada di rumah aja. Cuma aku sempat heran aja kenapa pake susu bubuk segala (bisa jadi karena resepnya harus pake produk Nestle). Tapiiii....ternyata emang bikin enak. Meatloafku terasa lebih lembut dan rasa-nya lebih menyatu. Air yang keluar dari dagingnya sewaktu di panggang, aku keluarkan dan aku bikin gravy. Gak perlu di tambah apapun, selain tepung yang akan mengentalkan kaldunya. Kalo buat aku, gravy emang makes everything taste better...hahahaha...

Hum...kangen deh sama host Dad-ku dan host Mom-ku. Betah tinggal sama mereka, berasa keluarga sendiri. Sampe sekarang, masih aja nanyain kabarku... kangen dinner bareng mereka di ruang makannya yang keren. Memang dinner bareng tiap malam itu perlu di berdayakan deh, bikin dekat satu sama lainnya. Di keluargaku sendiri memang begitu, tapi di rumah host familyku, bikin aku ngerasa bukan orang lain lho.
So, ini resepnya, resep meatloaf, aku copy dari websitenya, di sana banyak lho resep-resep asik yang layak buat di coba (aku udah nge-tag beberapa for my next project..hehehe).

Nestle
Ingredients :
- 1 large onion, chopped
- 1 1/4 cups plain dry bread crumbs
- 1 small green bell pepper, chopped
- 3/4 cup dry NESTLÉ® CARNATION® Instant Nonfat Dry Milk
- 2/3 cup water
- 1/2 cup ketchup, divided
- 2 large eggs, lightly beaten
- 1 tablespoon dried parsley
- 1 tablespoon garlic salt
- 1 teaspoon ground black pepper
- 3 pounds ground beef
Direction :
PREHEAT oven to 375° F.
COMBINE onion, bread crumbs, bell pepper, dry milk, water, 2 tablespoons ketchup, eggs, parsley, garlic salt and black pepper in large bowl. Add ground beef; mix lightly but thoroughly. Divide meat mixture in half and shape into two loaves. Place in ungreased 13 x 9-inch baking dish. Flatten loaves on top. Cover with remaining ketchup.
BAKE for 55 to 60 minutes or until no longer pink in center. Let stand for 10 to 15 minutes before serving.
MASHED POTATOES
Camelia
Bahan :
1 kg kentang, kukus
100 gr salted butter (jangan di ganti margarin ya, pokoknya the best butter)
100 - 150 ml susu segar (sesuaikan dengan tekstur yang di inginkan)
Caranya
Kupas kentang yang sudah di kukus, selagi hangat.
Lumatkan dengan pelumat kentang sambil di masukkan butter.
Tuang susu sedikit-sedikit sambil di aduk rata. Apabila rasa dan tekstur sudah cukup, sajikan.
GARLIC BUTTER CORN
Camelia
Bahan :
500 gr jagung beku, suhu ruang
50 gr salted butter
3 siung bawang putih, cincang halus
2 sdm parsley kering
merica hitam yang di hancurkan secukupnya
Caranya :
Masukkan jagung, jangan tunggu hingga bawang berubah warna.
Tambahkan parsley dan merica hitam secukupnya, aduk-aduk
Tutup sambil sesekali di aduk-aduk, masak hingga matang.
GRAVY
Camelia
Gunakan api kecil, panaskan 1 sdm butter, masukkan 1 1/2 sdm tepung terigu, tumis sebentar agar terigu matang dan gravy tidak berasa terigu. Masukkan kaldu dari panggangan meatloaf, aduk-aduk hingga rata, mengental dan halus. Angkat. Gravy siap untuk di sajikan.
Met dinner !
Friday, October 29, 2010
French Toast with Srikaya Pandan

Selai srikaya ini favorit banget deh di kampung Papaku di desa Matagual, Jambi. Biasanya, di pasangkan dengan lepat yang selalu ada kalo lebaran, atau acara-acara besar lainnya, termasuk kalo lagi ada acara kumpul-kumpul keluarga. Lepat di Jambi beda sama lepat atau lepet yang ada di Jakarta. Kalo lepat yang aku kenal, rasanya asin rada gurih. Di buat dari ketan dan santan yang di bungkus dengan daun pisang seperti lontong. Trus di rebus lama sampai matang dan kelihatan seperti lontong ketan (gak kelihatan berasnya lagi). Naaaah, nanti di potong-potong miring, dan di sajikan di piring mungil sama srikaya. Kalo pulang ke dusun, waaaaah....jangan sampe gak kebagian lepat. Kalo srikaya habis, lepat bisa langsung di cocol ke rendang...asik juga...*ngiler* tapi kalo aku gak pernah khawatir kehabisan, biasanya, maedo Zaila ku selalu menyisihkan beberapa batang lepat untuk aku, dia tau banget kalo aku suka...hehehehe...

Karena gak ada lepat (mesti nunggu ke Matagual dulu, belajar sama maedo Zaila...hehehe) tadi pagi aku sarapan srikaya pake french toast aja. Kalo ke Jambi, coba deh mampir ke toko kopi "Bogor Baru", di kawasan pasar, di sana jual roti telur (bahasa Jambinya roti telok *haha*). Pada dasarnya roti yang di goreng dengan telur dan di sajikan dengan srikaya homemade yang enaaaaakkkk banget. Srikayanya kecoklatan karena gak pake pandan tapi rasanya...sooo tasty!! prasaan warung kopi itu udah lama deh, aku sering beli dari jaman SD kalo gak salah. Rotinya tebal n' empuk, tapi telurnya terasa banget dan rada berminyak (mungkin itu yang bikin enak..hehehe). Kalo french toast versi ku ini, pake roti wheat, lebih light dan hanya menggunakan sedikit minyak. Beautiful breakfast!

FRENCH TOAST WITH SRIKAYA PANDAN
Camelia
SRIKAYA PANDAN
Bahan :
1 mangkok telur
1 mangkok gula (sesuaikan manisnya)
1 mangkok santan sedang (boleh santan segar, ataupun kotak, makin kental, makin terasa)
1/2 sdt garam
air pandan aatau essence pandan
Caranya :
- Dalam wadah, whisk telur dengan santan hingga benar-benar rata, masukkan gula, dan garam, aduk rata.
- Masukkan campuran tadi ke dalam panci, masak sambil diaduk-aduk dengan api yang kecil sekali (agar tidak matang karena banyak mengandung telur) hingga bergerindil halus atau masukkan ke dalam breadmaker, tekan tombol JAM (kalo punyaku, butuh waktu 1 jam 20 menit).
- Angkat, dinginkan.
- Blender hingga halus (bila suka).
FRENCH TOAST
Bahan :
1 btr telur
100 ml susu segar
1 sdt gula
1/2 sdt vanilla extract
5 lembar roti tawar (aku suka wheat bread)
Caranya :
Dengan whisk, kocok telur, masukkan susu, gula dan vanilla extract, kocok rata. Ambil roti, celupkan kedua permukaannya dengan adonan telur (jangan sampai terendam). Panaskan di atas wajan yang sudah di olesi sedikit margarin (hanya supaya gak lengket aja), biarkan hingga kecoklatan, balik hingga ke dua sisi matang. Angkat dan sajikan.
Monday, October 25, 2010
Ayam Kretek

Pagi-pagi, aku udah nitip mba' Nur buat beliin cabe rawit hijau di pasar tradisional dekat rumah. Senang deh lihat cabe yang di beli mba' Nur seger-seger banget. Hum...bahan yang di butuhkan untuk bikin ayam kretek ini simple banget, cuma cabe rawit ijo, bawang putih dan garam. Pada dasarnya, bumbu utamanya ya cabe rawit ijo, makanya pake rawit yang segar is a must. Aku jadi ingat sama resto ayam franchise yang jual chicken peri-peri. Aku sukaaaaa banget sama ayam itu. Waktu masih di asrama di Inggris dulu, hampir tiap minggu aku cari-cari alasan buat beli. Aku juga pernah lihat di tv, cara membuat chicken peri-peri. Hampir seperti ayam kretek ini. Bedanya, ayam peri-peri itu pake cabe rawit yang berwarna, minyak zaitun, dan bubuk bawang putih. Sama simplenya. Bedanya, peri-peri di bakar di bara api, jadi rada kehitam-hitaman gitu. Kalo ayam kretek, di bungkus dengan aluminium foil dan di panggang di oven.
Kali ini, aku pake cara kombinasi antara peri-peri dan kretek...*giggles*... Semua pembuatannya aku ikut resep ayam kretek, tapi saat aluminium foilnya di buka dan ayam di panggang lagi, ayamnya aku olesi pake minyak bawang putih. Maksudnya supaya ayamnya gak kering dan kelihatan shiny n' sexy *lebay*...hihihi... Minyak bawang putih ini, aku taunya dari mba' Nadrah waktu kursus bikin aneka mie. Bikinnya gampang, bawang putih di cincang (atau di blender aja), trus goreng dengan minyak yang rada banyak hingga kekuningan. Naah, minyaknya ini enak di pakai buat numis, campuran mie ayam, soto atau dalam kasusku ini, buat olesan. Tinggal di masukkan ke wadah kaca atau mangkok dan bisa di simpan semingguan lebih di dapur.
Kalo di resepnya, rawit sama bawang putihnya di tumbuk kasar, tapi aku tadi pake blender aja, biar cepat..hehehe... trus ngelumuri ayam dan ngisi perutnya dengan campuran rawit, aku pake sarung tangan plastik. Kebayang panasnya tangan kalo gak..hehehe.. lha, pas di blender aja udah terasa pedasnya. Bagian perutnya setelah di isi, aku tutup dengan beberapa tusuk gigi supaya gak kebuka nantinya. Setelah di bungkus aluminium foil, aku letakan diatas loyang dulu, baru masuk ke oven. Lega banget aku gak langsung masuk ke oven tanpa loyang, ternyata airnya banyaak...bisa-bisa mba' Nur mesti nyikat oven lagi...hahaha... Setelah di panggang 1 jam, lapisan aluminiumnya aku buka bagian atasnya. Ini yang bikin aku ngerti kenapa ayam jadinya empuk dan tasty banget. Karena di dalam foil itu, airnya ayam keluar, jadi ayam seperti di steam dengan airnya sendiri. Selama di oven...wuiiih...wangi rawit menyebar ke penjuru rumah...hehehe...
Kesalahanku tadi, ada di time management. Ayam yang rencananya buat makan siang, terpaksa mundur buat makan malam... itu pun baru beres hampir jam 8 malam. Ini bikin aku 'terpaksa' ngancam si Mas gak boleh makan dulu dan harus nunggu sampe ayamnya matang...hahahahahaha.... Pas ayamnya jadi, si Mas udah semangat mau makan, tapi eiiits...tunggu, mau di foto dulu. Sayang fotonya terburu-buru, karena si Mas udah nungguin dan dia sempat komen "Aduuh..udah nunggu matangnya lama, mesti nunggu di foto lagi..."..hihihihihi... tapi dia suka koq ngeliatin aku foto-foto, kadang ikutan ngasih saran ini itu supaya fotonya mendingan. Cuma kali ini aku gak tega juga lama-lama, akhirnya di foto ala kadarnya aja...saking buru-burunya, sampe gak ngeliat ada potongan foil yang nempel di ayamnya...hehehehe
Hasilnya??? si Mas suka tuh...dia makan sampe keringatan kepedasan. Kalo aku, senangnya, keren banget deh pas aku motongin ayam diatas meja...berasa banget jadi Nyonya...whoa ha ha ha ha ha...

AYAM KRETEK
Ny. Karnelih Hiya (Ibu mertuanya mba' Nina Herlina)
Bahan :
1 ekor ayam (tanpa ceker dan kepala)
250 gr cabe rawit hijau
8 butir bawang putih
1 1/2 sdm garam kasar
kalo aku----> tambah beberapa sendok minyak bawang putih
Caranya :
- Bersihkan ayam. Lumuri dengan jeruk lemon (untuk menghilangkan bau amis). Diamkan selama 15 menit. Lalu siram dengan air bersih.
- Tiriskan airnya dengan lap kering (kalo aku pake tissue...hehehe)
- Ulek bawang putih asal aja, lalu masukan cabe rawit, ulek kasar (Aku pake blender aja, di bikin rada kasar)
- Masukkan garam kasar, aduk rata.
- Siapkan aluminium foil, bentangkan dan letakkan ayam yang sudah di keringkan.
- Masukkan cabe rawit kedalam perut ayam, sisakan secukupnya untuk di baluri ke badan ayam. Sematkan lidi untuk mencegah campurannya keluar. (selama proses ini, jangan lupa pake sarung tangan ya...panas euy!)
- Sisa cabe di lumuri ke badan ayamnya, agar meresap. Bungkus ayam dengan aluminium foil. Lalu simpan di kulkas bagian bawah selama lk. 5 jam.
- Keluarkan dari kulkas, biarkan dalam suhu ruangan, lalu bakar ayam selama 1 jam (kalo aku sebelum masuk oven, foilnya aku tusuk2 dulu dengan pisau).
- Setelah itu buka ujung-ujung foilnya dan panggang lagi selama 30 menit hingga kecoklatan. (Kalo aku, foilnya di buka bagian atasnya, olesi dengan minyak bawang. Masukkan ke oven, sambil sesekali dioleskan minyak bawang lagi dan di siram dengan air yang ada di loyang hingga ke coklatan)
- Sajikan
Monday, May 31, 2010
Nasi Goreng Apel

Mau posting kegiatan ku kemarin aaah... kenangan gak terlupa soalnya...hihihihi...
Ceritanya, kemarin itu, ada lomba bikin nasi goreng yang di selenggarakan sama salah satu radio swasta (panitia-nya sih bilangnya lomba bikin sarapan, tapi, yang mesti di bikin nasi goreng, sarapan gak selalu nasi goreng kan? so, lomba nasi goreng aja...*maksa*...hahahaha). Jauh-jauh hari udah diumumin di milis bagi yang mau ikutan bisa daftar bareng. Lombanya sendiri semula lomba tumis-tumis, tau-tau ganti jadi lomba nasi goreng. So, aku yang semula masih mikir-mikir dulu buat ikutan (abisnya takut gak jadi ikutan, mesti ngurusin ini itu, kan gak enak), akhirnya ikutin juga setelah merasakan hangatnya komporan mom Elly di YM..hehehehe...
Hari Kamis lalu aku ke Bandung sama si Muna ngeliat foto pre-wed. Kita balik lagi ke Jakarta hari itu juga dan sepupuku si Tona dan keponakannya Mauly, aku ajak ke Jakarta sekalian. Kali ini, aku rada semangat trial n' error dulu buat bikin nasi goreng. Nah, hari Sabtu pagi, aku jalan kaki deh ke pastrad dekat rumah sama si Tona. Selain mo belanja, juga sekalian berharap, bisa membantu menurunkan berat badan ku yang gak ada kemajuan...hahahaha... Setelah belanja buat rumah, aku beli udang sama kucai, beli doank belum ada ide buat apaan. Di rumah, aku ngeliat apple granny smith sisa bikin apple crumble yang masih bengong aja di meja gak ada yang doyan. Yo wis, aku campur aja sama nasi goreng...ogah rugi...hehehhe...
Langsung deh jreng jreng di dapur, udangnya di potong kecil-kecil dan dibikin dengan bumbu seminimal mungkin. Bukannya aku sok minimalis sama bumbu, tapi aku emang parah banget kalo masak, jadi bumbu yang sedikit artinya sedikit pula kesalahanku nanti....hahahaha... anyway, setelah jadi, di cicipi sama si Tona (minus udang, doi alergi..hihihi), katanya lumayan gak malu-maluin lah....siiip. Gak malu-maluin, udah lebih dari cukup deh, aku gak berharap menang koq, asal jadi nasi goreng aja udah untuuung....hehehehe... tapi aku suka koq, apelnya bener-bener memperkaya rasa, ada asam-manisnya. Seperti menambah nenas dalam masakkan, bedanya, kalo apel ada "kriuk" nya...

Karena jam 6 sudah harus ada di depan hotel Nikko tempat acara berlangsung, jam setengah lima pagi aku sudah siap-siap. Rasa-rasanya semua udah, tinggal beli sosis aja. Sampe supermarket, ternyata mereka jual sayuran juga. Karena rasanya gak perlu, aku langsung ke tempat sosis, eeeh...ada smoked beef, kayaknya pake smoked beef lebih enak, gak jadi deh sosis, smoked beef aja. Nyampe jalan Thamrin, ternyata pada di tutup sana sini, syukurlah karena belum jam 6, mobil bisa nganterin aku sampe depan panggung acaranya. Udah hepi banget karena rasanya semua sesuai rencana, eee alaaaahhh...ternyata dompetku ketinggalan di mobil! huuu...sebel! terpaksa deh pak Di yang udah mau nyampe rumah puter balik lagi nganterin dompet. Apesnya, jalanan sudah benar-benar di tutup, jadi aku jalan kaki ke Sarinah, tempat pak Di parkir.
Selesai urusan dompet, para peserta udah boleh siap-siap di tempat masing-masing. Lumayan, uang pendaftaran 100rb dapat kompor portable mungil. Huum...padahal aku juga baru beli kompor begini, waktu itu aku bilang ke si Mas, mau diet jadi mau makan sayur yang di bikin shabu-shabu aja...baru ke pake buat bikin apple crumble doang, setelah itu, kompornya tiarap di bawah meja...boro-boro buat nyabu...hehehe...anyway, back ke acara lomba, pas nyusun-nyusun, aku baru sadar telor masih ketinggalan di kulkas...aduuuhhh...blom lagi ngeliat peserta lain bawa sayur2an buat garnish, lha, aku malah gak mikirin garnish... yaah...amatir banget deh gue! untunglah dapat tetangga masak baik hati, mba' Yanti Saleh (yang ngajarin aku bikin pempek itu lho!) ngasih telor dan mba' Yenny agogo (yang terkenal sama MBAnya) ngasih daun selada buat garnish. Jadi nasgorku gak parah-parah amat penampilannya...hihihihi...

Acara lanjut sama sesi bernarsis di kamera, foto-foto. Trus di kasih tau, kalo nanti ada door prize berdasarkan nomer peserta. Pas aku buka tas berisi peralatan buat nyari nomerku, terdengar pengumuman yang menyebutkan angka-angka...itu nomerku!!!! MC nya nanya ada gak orangnya? aku langsung bilang ada, tapi karena arena masak sama panggung lumayan jauh, MCnya gak dengar, padahal aku udah teriak2 ada sambil lari-lari. Eeeh...enak aja MCnya bilang, gak ada ya? hangus! huu...sebel! aku langsung berhenti gak mood. Tapi gak taunya mas Wisnu, salah satu moderator milis NCC, lari-lari minta nomerku dan lari ke panggung. Gak tau deh mas Wisnu bilang apa, akhirnya aku tetap dapat hadiah...horeeeee!!! Makasih mas!! *hepi! hepi!*... mau tau hadiahnya apa??? ya kompor lagi!! sama persis!! huuu...hahahaha... tapi tetap besyukur deh, jadinya aku punya 3 kompor portable di rumah. Kalo udah married nanti, si Mas gak perlu beliin aku kompor kayaknya...hahahaha...
Pulang acara, rasanya capek banget, apalagi aku malam sebelumnya gak tidur gara-gara chat sama si Corey, temanku di Amrik dulu. Mata meredup dan mulai terasa pegel, rasanya mau pulang aja. Tapi mom Elly ngajak ke markas NCC di Matraman, yo wis, lanjuuuttt... lagian pak Di lagi di bandara nganterin bang Baraq. Jadi aku sama mom Elly di anterin sama Lily Tyu ke Matraman...aseeeeekk!. Sampe matraman lanjut makan nasi goreng lagi...hahaha... nasi goreng belacan mom elly dan nasi goreng tutug oncomnya bu Fat. Uenaaak dan kenyaaaang... seru deh dengerin cerita bu Fat yang dapat pelatihan cake decorating di UK. Hebat ya! setelah jam 4 sore, baru deh di jemput pak Di. O ya, sebelum pulang, dapat magnet lucu gambar prajurit Inggris dari bu Fat! horeeeee....
O ya, ini resep nasi gorengnya...

NASI GORENG APEL
by. Camelia
Bahan :
2 piring nasi putih dingin
3 lembar smoked beef, potong kotak (bisa juga udang)
1/2 bawang bombay, potong kotak kecil
1/2 apel hijau, buang bagian tengahnya iris tipis kecil
1 sdt merica putih bubuk
3 sdm kecap asin
1 siung bawang putih, keprek
2 sdm kucai yang sudah di iris tipis
1 butir telur, kocok lepas
Garam secukupnya
Minyak sayur secukupnya
Margarine secukupnya
Caranya :
1. Panaskan minyak sayur, lalu tambahkan margarine. Masukkan bawang putih, tumis hingga layu lalu singkirkan bawang putih dari minyak.
2. Masukkan bawang bombay, tumis hingga wangi, masukkan smoked beef dan telur kocok, setelah agak matang orak arik telur hingga matang, tambahkan apel, setelah agak layu, masukkan nasi, aduk aduk dan masukkan bahan lainya. Aduk rata.
3. Cicipi, beri garam secukupnya. Sajikan.
Wednesday, October 21, 2009
Dendeng Balado ala Yu' Yati

Sebelum bicara soal dendeng balado. Tak kenalin dulu sama yu Yati...ehem... Ayu (baca : Ayuk) itu bahasa Jambi-nya kakak perempuan, karena dia lebih tua, maka aku manggilnya yu' Yati. Dia dari daerah Sekernan di Jambi yang banyak keluargaku juga di sana. Yep, somehow, yu Yati ini masih ada hubungan keluarga dengan ku (di Jambi, hubungan keluarga itu bisa berlapis-lapis, makanya keluarga besarku buanyaaaak...). Dia udah ikut denganku sejak aku pulang dari Amrik dan lanjut kuliah dan tinggal di Karawaci. Trus waktu aku lanjut lagi kuliah di Inggirs, dia balik ke ortuku dan tugasnya jadi petugas domestik di rumah Jakarta just in case kalo ortuku dateng. Karena sekarang aku yang nempati, so, bergabung lagi deh sama yu Yati. Berarti hampir 10 tahun dia ikut keluargaku. Seperti hubungan dengan asisten rumah tangga lainnya, pasti ada pait manisnya...begitu juga sama yu' Yati ini. Kadang bikin bete, tapi akhirnya pait-paitpun aku telan juga deh, soale dia sudah tau apa yang harus dia kerjakan dan gak perlu banyak ngomong lagi. Jadi kalo aku bete, cuek ajalah...Phewwww...

Ternyata, setelah aku lihat sendiri, memang cara yu' Yati bikin agak beda. Dagingnya di rebus dengan santan dan bumbu yang mirip bumbu empal (karena pake ketumbar). Kalo sambelnya, basic aja, yang biasa dipake dalam bumbu dasar balado lainnya. Mungkin bisa dikatakan, bumbu rebusannya inilah yang bikin beda. Bikinnya juga cepat, gak rumit dan gampang di ingat... niiih resepnya yaaa...

DENDENG BALADO ALA YU YATI
by. Yati
Bahan :
1/2 kg daging, iris tipis lk. o,5 cm, cuci bersih.
2 cm kunyit
2 cm jahe ukuran sedang
2 siung bawang putih
1 sdm ketumbar
1 gelas santan encer (kalo kurang, tambah air lagi)
10 btr bawang merah
1 bh tomat besar (gunakan 2 kalau tomatnya berukuran kecil)
25 cabe merah buang biji (kalau mau pedas , biarkan 2-3 ada bijinya)
garam dan minyak goreng secukupnya
Caranya :
- Giling halus kunyit, jahe, ketumbar, dan bawang putih, campur dengan santan, aduk rata. Masukkan kedalam panci bersama daging. Panaskan hingga santan mengering (sesekali boleh diaduk-aduk).
- Setelah mengering, angkat, pukul-pukul dengan ulekan (secukupnya saja, jangan sampai hancur). Goreng dengan minyak agak panas, kalau ingin garing, goreng lebih lama. Tapi aku lebih suka kalo dagingnya lembut dan empuk. Sisihkan.
- Giling kasar cabe, bawang merah (boleh juga diiris terpisah), tomat, garam (secukupnya dulu, nanti kalau kurang, boleh ditambah).
- Panaskan beberapa sendok makan minyak sayur di wajan, setelah panas, masukan campuran cabe, biarkan hingga cabe kelihatan merah dan mengkilap, cicipi, tambah garam bila perlu, lalu masukkan daging, aduk-aduk hingga rata. Angkat. Sajikan.
PS : Kalo suka, beri perasan jeruk nipis, aduk rata, sebelum di sajikan...