Hari ini...sedih...
Kemarin sore, dapat kabar kalau teman ku sewaktu SD, lagi di rawat di ICU rumah sakit. Ketika aku dengar namanya, dadaku langsung berdetak, kembali ke kenangan ku waktu kecil dulu.
Doni, pernah duduk sebangku dengan aku. Anaknya kurus, jarang senyum tapi baik banget sama aku. Dia termasuk anak cowok yang gak pernah panggil aku "Ndut", dia orang yang bisa bicara dengan aku dan melihat aku sebagai teman sekelas yang tidak beda dengan lainnya. Tidak ada embel-embel Gendut ataupun ciut karena aku anak Bupati waktu itu. Doni ya Doni, teman sekelas ku.
Aku gak ingat kapan terahir kali ketemu dengan Doni, seingatku, aku sempat kaget lihat Doni yang sudah tinggi tapi tetap kurus seperti dulu. Rasanya sudah lama sekali, itu pun aku tidak ingat lagi. Yang aku ingat jelastentang Doni, hanya anak laki-laki yang sewaktu SD selalu berpakaian rapi, dan rumahnya di ujung jalan. Di samping rumahnya ada temanku, dan kalau aku main kesana, Doni hanya melihat dan menegur seadanya. Kadang-kadang, diapun ikut bermain bersama kami.
Sampai di rumah sakit, aku lihat Ibunya Doni sudah terbaring lemah, aaahh... tante yang selama ini tegar menghadapi segala cobaan, segala kejadian yang menimpa keluarga mereka, ternyata tumbang, tidak mampu melihat penantian Doni di ICU. Aku melihat Imron, abangnya Doni yang matanya berkaca-kaca juga menyimpan kesedihan yang mendalam. Dengan lemah Imron bercerita kalau serangan malaria tropica sudah sampai ke otak Doni....Ya Allah...
Pintu ruang ICU dibuka bagi siapa saja yang ingin melihat Doni, seperti menjadi petanda bahwa pihak rumah sakit memberikan kesempatan bagi kerabat dan sahabat Doni yang ingin memanfaatkan sisa waktu yang ada....tapi kakiku enggan melangkah, enggan melihat temanku yang sedang menderita...
Pagi tadi, aku kembali teringat Doni, ntah kenapa aku merasa harus ada keajaiban yang hadir menyelamatkan Doni, dia teman yang baik, aku masih bisa ingat tatapan mata Doni ketika di kelas dulu, aku masih ingat tertawanya. Harapan untuk kesembuhan tidak boleh putus...harus...
Tapi hati kecilku juga miris teringat almarhumah Ibuku dulu.... Jum'at...hari Jum'at... hari baik bagi umat Islam ini menyimpan berjuta misteri. Ibuku, menghadap Allah SWT juga pada hari Jum'at...di siang hari...Ya Allah, jangan terulang lagi, jangan Doni...
Tapi Allah berkehendak lain, satu sms yang mengabarkan kepergian Doni siang ini, sedih, haru, sudah tidak terkatakan lagi. Apakah ini yang terbaik?
"Ya Allah, terimalah Doni di sisimu, berikanlah tempat yang layak, terimalah segala amal dan kebaikannya...."
Selamat jalan Doni, semoga kau temukan kebahagiaan mu yang abadi, biarlah kenanganku akan dirimu adalah tawamu di sekolah dulu....percayalah, suatu saat, kita akan bertemu lagi...
Kemarin sore, dapat kabar kalau teman ku sewaktu SD, lagi di rawat di ICU rumah sakit. Ketika aku dengar namanya, dadaku langsung berdetak, kembali ke kenangan ku waktu kecil dulu.
Doni, pernah duduk sebangku dengan aku. Anaknya kurus, jarang senyum tapi baik banget sama aku. Dia termasuk anak cowok yang gak pernah panggil aku "Ndut", dia orang yang bisa bicara dengan aku dan melihat aku sebagai teman sekelas yang tidak beda dengan lainnya. Tidak ada embel-embel Gendut ataupun ciut karena aku anak Bupati waktu itu. Doni ya Doni, teman sekelas ku.
Aku gak ingat kapan terahir kali ketemu dengan Doni, seingatku, aku sempat kaget lihat Doni yang sudah tinggi tapi tetap kurus seperti dulu. Rasanya sudah lama sekali, itu pun aku tidak ingat lagi. Yang aku ingat jelastentang Doni, hanya anak laki-laki yang sewaktu SD selalu berpakaian rapi, dan rumahnya di ujung jalan. Di samping rumahnya ada temanku, dan kalau aku main kesana, Doni hanya melihat dan menegur seadanya. Kadang-kadang, diapun ikut bermain bersama kami.
Sampai di rumah sakit, aku lihat Ibunya Doni sudah terbaring lemah, aaahh... tante yang selama ini tegar menghadapi segala cobaan, segala kejadian yang menimpa keluarga mereka, ternyata tumbang, tidak mampu melihat penantian Doni di ICU. Aku melihat Imron, abangnya Doni yang matanya berkaca-kaca juga menyimpan kesedihan yang mendalam. Dengan lemah Imron bercerita kalau serangan malaria tropica sudah sampai ke otak Doni....Ya Allah...
Pintu ruang ICU dibuka bagi siapa saja yang ingin melihat Doni, seperti menjadi petanda bahwa pihak rumah sakit memberikan kesempatan bagi kerabat dan sahabat Doni yang ingin memanfaatkan sisa waktu yang ada....tapi kakiku enggan melangkah, enggan melihat temanku yang sedang menderita...
Pagi tadi, aku kembali teringat Doni, ntah kenapa aku merasa harus ada keajaiban yang hadir menyelamatkan Doni, dia teman yang baik, aku masih bisa ingat tatapan mata Doni ketika di kelas dulu, aku masih ingat tertawanya. Harapan untuk kesembuhan tidak boleh putus...harus...
Tapi hati kecilku juga miris teringat almarhumah Ibuku dulu.... Jum'at...hari Jum'at... hari baik bagi umat Islam ini menyimpan berjuta misteri. Ibuku, menghadap Allah SWT juga pada hari Jum'at...di siang hari...Ya Allah, jangan terulang lagi, jangan Doni...
Tapi Allah berkehendak lain, satu sms yang mengabarkan kepergian Doni siang ini, sedih, haru, sudah tidak terkatakan lagi. Apakah ini yang terbaik?
"Ya Allah, terimalah Doni di sisimu, berikanlah tempat yang layak, terimalah segala amal dan kebaikannya...."
Selamat jalan Doni, semoga kau temukan kebahagiaan mu yang abadi, biarlah kenanganku akan dirimu adalah tawamu di sekolah dulu....percayalah, suatu saat, kita akan bertemu lagi...