Search This Blog

Wednesday, November 27, 2024

Brownies 1

 



Minggu ini, sudah dua kali bikin brownies tanpa topping. Entah kenapa selama ini kalau bikin brownies, aku selalu pakai topping. Mulai dari choco chips, kepingan almond, potongan coklat, kadang malah pake topping M&M's. Rasanya aneh aja kalo gak ada toppingnya. Tapiii... gegara lihat brownies polosan di sosmed, aku jadi pengeeen..!! Jadilah aku langsung sat set bikin brownies tanpa diberi topping apapun... dan... ternyata aku suka banget! Selain makannya enak karena gak keganggu topping, manisnya juga jadi pas, gak kemanisan karena topping yang juga manis.

Nah...dari kemarin aku udah kebayang terus sama brownies. Pengen bikin lagi brownies tanpa topping. Aku berusaha menahan diri supaya jangan terlalu sering makan kue manis. Tapi apa daya, chocoholic didalam diriku gak bisa melupakan brownies coklat yang supper dupper nyoklat! Kalau beberapa hari lalu aku bikin pake resep brownies 2 yang cuma pakai mentega tanpa minyak (dan hasilnya enak!), kali ini aku bikin brownies pakai resep andalanku sejak lama yang aku cerita di post brownies sebelumnya. Resep ini gak pernah gagal bikin hepi, hasilnya selalu moist dan lapisan atasnya selalu "dapat". 

Truuus...kenapa sih nyobain resep brownies terus? hum...karena bikin brownies adalah senjataku kalau lagi dilanda malas baking. Bikinnya gampang dan rasanya selalu enak. Apalagi anak-anakku suka, selalu ludes. Kadang malah mereka yang minta dibikinkan brownies. Kalo permintaan mereka ini, kemungkinan besar segera aku bikinin. Kalau mereka minta macaron atau lapis legit, tunggu aku mood dulu... itupun lamaaa 🤣🤣




Anyway, aku sekarang bikin brownies lebih suka bikin pake loyang panjang ukuran 10x30cm. Bukan karena aku mau browniesnya seperti yang dijual di mal ataupun pusat oleh-oleh... Oooh tidaaak.... tapi karena aku punya kertas baking yang lebarnya 10cm, dan panjangnya unlimited. Jadi gampang kalo mau dipake. Ukurannya udah pas, tinggal potong aja. Gak perlu sibuk potong-potong baking paper tiap kali bikin. Tinggal aku lapisi loyangnya, sisakan kertasnya dikedua ujung loyang agar gampang nanti ngangkat kuemya setelah matang. Gak perlu dioles-oles mentega segala. Kalo udah matang, tinggal diangkat aja. Jadi deeh...Hum... mungkin karena faktor usia juga aku lebih sering bikin kue yang gampang aja, gak terlalu excited nyobain resep baru seperti dulu.... hehehehe... hiiks!

Kalo ditanya enakkan mana yang ini atau yang tanpa minyak?? Well... prasaan sama aja dan enak-enak aja. Bedanya kalau bikin brownies pake resep yang pakai minyak ini, aku lebih flexible pakai menteganya. Gak harus pake butter, malah lebih sering pake margarin aja (karena selalu ada dirumah) dan rasanya tetap enak. Nah, kalau resep yang tanpa minyak, lebih enak kalau pake mentega yang bagus. Menurutku karena jumlah mentega yang digunakan lebih banyak, jadi lumanyan ngaruh ke rasa keseluruhannya. Tapi itu menurut aku lho yaa... tetap aja kembali ke selera ya.

Untuk pemanggangan, dengan oven listrik mini ku, cukup di suhu 200•C panas atas bawah. Lamanya antara 25-35 menit. Tergantung seberapa moist maunya. Tapi gak lebih dari 35 menit, karena kalau terlalu kering juga gak asik.. hehehe..




Ini Resepnya :


BROWNIES

By. Erlina Lim

-

Bahan :

150 gr dark cooking chocolate

50 gr mentega

40 ml minyak masak

2 btr telur

150 gr gula (aku 120 gr)

100 gr tepung terigu

35 gr coklat bubuk

Topping sesuai selera (kali ini aku gak pake).

-

Caranya :

1. Panaskan dark cooking chocolate, mentega dan minyak sayur dengan cara di tim (au bain marie) hingga larut, sisihkan.

2. Kocok telur dan gula hingga gula larut.

3. Masukkan campuran coklat yang sudah dilarutkan.

4. Masukkan tepung terigu dan coklat bubuk, aduk lagi hingga rata. Adonan akan terasa sangat kental dan berat.

5. Masukkan kedalam loyang ukuran 20x20 cm yang telah dilapisi kertas baking.

6. Beri topping sesuai selera.

7. Panggang dalam oven suhu 150°C yang sudah dipanaskan terlebih dahulu hingga matang (aku pakai suhu 180°C selama 20 menit).

9. Keluarkan, dinginkan. Potong-potong. Sajikan.

-

Selamat mencoba! 😘

-

Saturday, November 16, 2024

Bolu Gulung Simple


Aku baru ingat punya resep bolu gulung simple yang aku dapat dari cookpad, resepnya Sukmawati_rs.  Walaupun aku punya resep bolu gulung andalan disini  yang sering banget aku bikin, tapi resep yang ini juga gak kalah enak dan sama-sama gak pake emilsifier. Trus bedanya apa? well, yang paling nyata itu pori-porinya. Kalau yang ini porinya agak besar, tapi rasanya tetap enak dan moist. 

Ini sering aku pake kalo lagi pengen bikin bolu gulung selai. Tergantung selai apa aja yang ada didapur. Kadang strawberry, kadang orange, blueberry (fav Kak Ava dan adik Eijaz) kadang pake nutella juga oke. Kemungkinan gagalnya juga kecil, apalagi penggunaan telurnya gak begitu banyak, cocok banget buat pemula yang baru bikin bolu gulung. Hasilnya juga lentur, jadi mudah digulung dan gak gampang patah. 



Karena bulu gulungnya simple, dan pakai isian yang juga simple, kalo bikin pake resep ini aku pake margarin aja. Hasilnya enak deh, jadi kayak bolu jadul gitu. Jadi ingat di Jambi terkenal banget sama olahan nanasnya (yang terkenal nanas dari Kumpeh, manis deh) salah satunya bolu gulung nanas. Bolunya gak moist, tapi kering, Nah, justru kering itu yang bikin enak karena diisi dengan selai nanas yang lembab. Humm... ntar deh kapan-kapan aku coba bikin. Padahal udah lama punya resepnya dikasih sodaraku dulu banget.

Anyway, ini resepnya ya!



BOLU GULUNG

by @sukmawati_rs 


Bahan : 

4 btr kuning telur

1 btr telur utuh

60 gr gula pasir

30 gr tepung terigu kunci biru

75 gr butter, cairkan


Olesan : Selai strawberry/selai nanas/buttercream. Sesuai selera.


Caranya :

- Panaskan oven 190-200•C. Olesi loyang ukuran 20x20 atau 22x22 dengan margarin, alasi kertas baking, oles lagi. Sisihkan.


- Mixer telur dan gula hingga kental berjejak. Tuang tepung, aduk rata dengan spatula atau micer kecepatan rendah. Masukkan butter cair, aduk rata (note:aduk balik berlahan) pastikan tidak ada cairan yang mengendap.


- Tuang kedalam loyang. Oven 15 menit hingga matang (sesuaikan dengan oven masing-masing). Jangan over bake agar tidak kering dan mudah patah saat digulung. Angkat, keluarkan dari loyang. (balik keatas kertas baking yang baru agar mudah digulung).


- Biarkan suhu ruang, olesi dengan filling sesuai selera. Gulung sambil dipadatkan. Potong-potong, sajikan.


Note : untuk olesan buttercream, pastikan bolu sudah benar-benar dingin sebelum dioleskan agar tidak mencair.

Selamat mencoba! 😍

Thursday, November 14, 2024

Brownies 2


Bikin brownies biasanya jadi pilihan aku kalo lagi pengen cake coklat tapi males banget bikin yang rumit dan bikin peralatan dapur yang segambreng. Alasannya sih simple, gak pake rumit dan pasti jadi aja. Anak-anak juga suka.

Biasanya kalau bikin brownies selalu pakai resep andalan yang aku baru nyadar kalo malah belum aku post. Nanti postingan resep itu nyusul aja. Atau bisa juga cek di IG aku : Mamavajaz. Kayaknya yang itu gak tergantikan karena memang sesuai harapan, brownies yang chewy dan moist. Pokoknya kedua resep brownies, ini dan yang akan aku post nantinya, jadi resep pilihanku. Tergantung sebrapa malesnya aku saat bikin aja... hahahaha... yang ini judulnya aku tambahkan angka 2 untuk membedakan sama brownies yang satunya ya!

Aku dapat resep yang satu ini di tiktok, rasanya memang rugi kalau gak nyobain. Selain bahannya simple, cara pembuatanya juga gampang banget. Cukup ke whisk aja sudah beres. Kalau untuk rasa, gak kalah enaknya sama yang satu lagi. Permukaannya pun sama-sama ada lapisan tipis. Bedanya hanya pada teksturenya saja karena resep yang lama ada penambahan minyak (yang bikin moist) yang ini tidak.

Sebagaimana biasa, dalam pembuatan brownies, kualitas bahan yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil akhirnya. Misalnya, kalau pake butter hasilnya lebih wangi dibandingkan pakai margarine. Memang susah ngurusin butter atau nyetok butter. Biasanya aku malah nyetok margarine yang khusus untuk cake & cookies, apalagi bentuknya sachet. Lebih praktis karena gak perlu disimpan di kulkas. Hasilnya lumayan enak koq.

Aku juga gak pernah lagi pakai gula halus untuk brownies yang aku bikin. Pakai gula pasir biasa aja, kalau ada ya gula pasir yang butiran halus. Yang penting saat di whisk gula dan telur, pastikan gulanya larut aja. Kalau pakai gula halus, teksturnya malah jadi padat banget, hampir kayak cake. Mungkin karena gula halus biasanya ditambah tepung dari sono-nya.. Jadi kurang sip deh browniesnya.



BROWNIES 2

by. Ellen (tiktok)


100 gr mentega

200 gr dark chocolate compound

2 btr telur

150 gr gula pasir 

100 gr tepung terigu

40 gr coklat bubuk

1 sdt garam

Tambahan topping bila suka (aku taburi choco chips)


Caranya :

- Lelehkan coklat dan mentega. Angkat dan diamkan hingga suhunya turun.

- Dalam wadah kocok telur dan gula dengan whisk hingga berbusa dan gula larut. Masukkan lelehan coklat dan mentega yang sudah tidak panas. Aduk rata dengan spatula.

- Masukan tepung dan bubuk coklat yang sudah diayak beserta garam. Aduk rata.

- Tuang dalam loyang yang telah dilapisi kertas baking. Beri taburan bila suka. Panggang selama 20-25 menit dioven.

- Angkat, dinginkan. Potong-potong dan sajikan


PS : Jangan memanggang terlalu lama agar tidak kering dan tetap moist. Keluarkan dari loyang saat sudah tidak panas lagi agar tidak mudah patah. Brownies lebih enak apabila dimakan setelah dibiarkan beberapa jam atau favoritku, simpan disuhu ruang lalu dimakan keesokan harinya.

Monday, November 11, 2024

BOLU KUKUS MEKAR SIMPLE



Ciee balik nge-blog lagi neeh. Ternyata emang lebih asik, bisa cerita panjang lebar di blog termasuk teknis-teknis resep. Kalo di sosial media lain, kalimatnya terbatas. Aku pun sadar diri, jariku terlalu gembul dan suaraku terlalu cempreng buat bikin video. Soo untuk sementara, kembali ke cinta pertama dulu, nge-blog!

Akhir-akhir ini aku emang fokus ke anak-anak, Kakak Ava dan Adik Eijaz. Gak terasa aja begitu cepat berlalu. Sempat termenung mengingat tahun depan Kakak Ava sudah SMP. dan Adik Eijaz akan ke kelas 3 SD. Padahal di awal blog ini dibuat, boro-boro punya anak, nikah juga belum. Apalagi dulu aku nge-blog bikin-bikin kue untuk menghibur hati saat kangen Ibu dan bang Sadatku yang suka ke dapur, sekarang Papaku juga sudah gak ada. Ya Allah, rindu se-rindu-rindunya dengan mereka... tempatkan mereka di tempat terbaik disisiMu dan jauhkan mereka dari siksa kubur, serta berikanlah syurgaMu untuk mereka. Amiin... alfatihah.



Naah... yuk mulai bikin-bikin lagi.

Kemarin aku bikin bolu kukus pake resep yang dulu pernah aku bikin disini tapi aku penasaran kenapa gak bisa mekar seperti dulu. Mungkin karena dulu pakai kukusan klakat segi empat yang gede. Sedangkan sekarang aku terlalu malas buat ngeluarin kukusan gede, cuma pake kukusan panci biasa. Tapi itu juga mungkin. Trus aku buka lagi bolu kukus ku yang lain disini eh, ternyata sama, gak mekar-mekar amat. 



Trus iseng nyoba resep bolu kukus sejuta umat yang bertebaran dimana-mana. Bahkan banyak yang live di tiktok. Aku lupa siapa waktu itu live bikin bolu kukus, dia bilang, pake baking powder justru bolunya gak mau mekar. Lhaa... koq bisa ya. So, aku coba aja, apalagi resepnya banyak beredar di jagat sosmed.


Dengan Baking Powder

Tanpa Baking Powder

Ternyata hasilnya memuaskan sekali, merekah sempurna. Bahannya simple, mudah diingat tapi bentuknya lebih bagus dari pada yang aku bikin selama ini pakai resep yang ada baking powder dan sprite. Ini foto yang aku bikin pakai baking powder sama yang gak pake. Sorry, yang gak pake baking powder cuma tinggal satu yang pake cup yang sama. Lha aku baru nyadar nanti ada aja yang bilang bisa mekar karena cupnya beda... hehehe.. udah keburu abis aku makan sendiri. Udah la yaw, satu cukuplah, yang penting ada perbandingan ya.

Aku sudah coba resep ini pakai sprite dan pakai susu untuk cairannya. Hasilnya sama mekarnya,  hanya tekstur bolu dengan sprite lebih lembut dan ringan, dengan susu cair hasilnya lembut dan creamy.

Untuk cetakan, pakai cup cetakan bolu kukus almunium yang ada lobangnya hasilnya sedikit lebih mekar daripada yang pakai cetakan cupcake lepasan biasa. So, suka-suka aja sih. 

Ini resepnya!


BOLU KUKUS

250 gr gula pasir (kalau pake sprite, cukup 220 gr)

250 gr tepung terigu

1 sdt SP/TBM

2 btr telur

150 ml susu cair/sprite/santan

1 sdt pasta perasa sesuai selera

Caranya :

- Masukan semua bahan kedalam baskom, mikser hingga benar-benar kental berjejak (sekitar 8-12 menit). 

- Ambil semangkok adonan, beri pasta perasa yg berwarna, aduk rata.

- Lapisi cetakan bolu kukus dengan kertas. 

- Masukan adonan putih dan beri motif dengan adonan berwarna hingga penuh.

- Masukkan kedalam kukusan yang sudah panas dan beruap banyak. Kukusan jangan terlalu penuh, pastikan ada rongga untuk uap keluar dan bolu mekar. Kukus selama 10 atau 12 menit. 

- Angkat dari kukusan, tunggu agak dingin. Keluarkan dari cetakan. Biarkan suhu ruang. Sajikan.




Tuesday, March 23, 2021

Mamon Cake

             

Duluuuuu  banget, aku udah pernah bikin dan posting Mamon Cake disini. Setelah pertama bikin itu, aku lumayan sering bikin. Suka banget deh lihat cake gembul-gembul, lembut dan seratnya haluuss.... Saat itu aku masih blom nikah, jadi bikinnya buat dimakan sendiri...hehehe... tapi seingatku dulu aku sempat membayangkan kalau punya anak nanti, pasti suka sama Mamon Cake ini, karena lembut dan bentuknya lumayan lucu. Tapi ntah mengapa, sejak menikah dan punya anak, aku justru gak pernah bikin lagi. Jadi ya anak-anakku baru nyoba kemarin dan sesuai prakiraanku dulu, mereka langsung suka. Cuma Eijaz yang protes karena dia gak suka warna pink, buat Eijaz, warna pink itu untuk anak perempuan. Dia sampe ke dapur ngambil pewarna makanan yang warna biru dan ngasih ke aku sambil bilang "Besok bikinin buat Eijaz yang biru, Ma!!!"...hehehehe... 

Anyway, bikin mamon cake ini gak susah-susah amat. Kalo gak salah dulu itu aku langsung berhasil pas percobaan pertama. Kalau pernah bikin Japanese Cheese Cake (yang saat itu lagi hits banget) atau cotton cake, pillow cake...gak akan ada masalah saat bikin resep Mamon Cake ini. Cara dan metodenya hampir sama saja. Resep ini aku dapat dari bukunya Koko Hidayat yang aku punya. Jadi aku belum pernah coba resep Mamon Cake dengan metode lain. Walaupun isi bukunya mamon cake semua dengan aneka rasa, aku cuma pake yang Lemon Cheese Mamon ini saja. Karena menurutku sudah cukup dan fleksibel untuk digonta-ganti rasanya. Kemarin aku pake perasa pisang dan aku beri warna pink...(btw, aku jadi tau rasa es doger abang-abang berasal dari mana...hahahaha). 

Eh, berapa banyak sih diantara kita yang masih suka beli dan baca buku resep??? rasanya kegiatan itu udah vintage banget yaa...apalagi sampe pinjam buku resep teman segala...hihihi... Kalo dulu aku sampe bela-belain beli buku baking luar negeri sampe order lama, sekarang aku beli buku resep malah udah jarang banget, baca-baca buku resep juga gitu. Lebih sering buka hp karena lebih cepat aja. Tapi koleksi buku-buku resepku masih lumayan lengkap, kadang-kadang aja aku buka-buka, itupun biasanya buku resep yang itu-itu ajaaa....

Sooo...

Untuk membuat cake ini, karena akan di steam-bake, loyang tanpa sambungan mutlak dibutuhkan. Diresep disarankan memakai loyang mini cake dengan diameter 10 cm. Dulu aku punya, tapi loyang biasa, jadi mesti dialas almunium foil. Trus aku juga pernah pesan online loyang tanpa sambungan ukuran segitu, tapi ketinggian dan beberapa malah penyok dalam pengiriman. Jadi kemarin aku pake loyang Japanese cheesecake mini. Aku suka banget deh sama loyang JCC mini ku ini. Karena tebal dan terbuat dari stainless. Terasa kokoh setiap loyangnya. Walaupun aku makenya cuma sekali waktu bikin Japanese cheesecake dulu. Padahal pas beli menggebu-gebu banget. Gak tanggun-tanggung, langsung 30 biji! whoaaaa.... tapi aku senang banget akhirnya kemaren kepake lagi. Sempat dielus-elus sayang dulu...hihihihi... duileee segitunya sama loyang.... yoi, soalnya dulu beli loyang mesti niat, mesti hunting, rela nungguin... kalo sekarang mah, tinggal beli offline atau online sama-sama gak sulit. Nah, pake loyang mini ini, bakalan dapat sekitar 15 biji Mamon cake yang ukurannya udah pas.


Selain itu untuk alas bawahnya juga harus yang tanpa sambungan atau pastikan bebas bocor karena akan menampung airnya. Pake loyang apa saja yang lebih besar. Kalo aku kebetulan punya loyang cookies ukuran 60 x 40 yang tanpa sambungan, jadi semua bisa masuk sekalian. Untuk pemanggangan, seperti biasa tergantung oven masing-masing. Diresep dibilang 30 menit, tapi untuk standing oven ku yang hanya mengandalkan api bawah, bisa sampai 45 menit. Beberapa mamon cake ku kemarin aku beri taburan sprinkles bintang diatasnya. Gak semua aku taburi karena aku masih belum yakin sprinklesnya gak tenggelam kedalam adonan, jadi sisanya aku biarkan polos. Ternyata sprinklesnya gak tenggelam. Malah bikin cakenya jadi imut banget. Big hits buat Kakak Ava, putriku yang girly banget.

 O iya, aku juga pakai pewarna makanan bubuk merk Cross... akhir-akhir ini aku lebih suka pake pewarna bubuk dari pada gel. Maklum, aku biasanya pake pewarna hanya untuk bikin macaron. Nah, pewarna bubuk ini kalo dipake untuk macaron, warnanya nyata, dikit aja udah cukup. Karena bentuknya bubuk, juga gak menganggu adonan. Baru kali ini aku coba pake untuk cake dan ternyata setelah dipanggang warna cakenya tetap cantik.... btw, ini bukan iklan lho ya. Gak diendorse sama Cross...cuma ngasih tau aja...hehehehehe....


Pfffhhh...

Udah panjang deh ceritanya. Ini nih yang bikin kangen ngeblog, bisa cerita apa aja, walaupun yang baca mungkin udah pingsan saking bosennya...hehehehe.... ini resepnya aku share lagi dibawah. Yang perlu diperhatikan adalah saat pengadukan, arus benar-benar rata. Pengadukan pertama saat mencampur adonan mentega+tepung kedalam campuran telur+susu. Cukup diaduk berlahan (kita gak mau adonannya berbusa atau mengembang) hingga adonan smooth atau licin merata. Lalu mencampur adonan tadi dengan putih telur. Gunakan sistim aduk balik dan pastikan betul-betul tercampur semua. Pastikan tidak ada putih telur yang masih terlihat dan tidak ada adonan yang masih dibawah baskom yang belum teraduk. Terakhir, pastikan semua bahan sudah disiapkan sebelum memulai karena adonannya tipe yang tidak bisa menunggu lama. Kalau semua dilakukan, insya Allah cakenya berhasil koq.

Met nyobain yaa...



LEMON CHEESE MAMON
by Koko Hidayat

Bahan :

A.
90 gr margarine/mentega
125 gr terigu

B. 
120 ml susu cair hangat
2 btr telur
8 btr kuning telur
1 sdt essence lemon (aku ganti dengan essence pisang)
 
C. 
230 gr putih telur 
1/2 sdt cream of tartar (aku ganti air jeruk nipis)
175 gr gula pasir

D.
150 gr keju cheddar parut untuk taburan (aku ganti sprinkles)

Caranya :

  • Buat adonan A : Cairkan mentega/margarin, masukkan terigu. Aduk rata.
  • Campur semua bahan B, lalu masukkan kedalam adonan A. Aduk hingga rata.
  • Kocok bahan C dengan kecepatan sedang hingga mengembang dan kaku. Lalu masukkan kedalam campuran adonan A dan B. Aduk lagi hingga rata.
  • Siapkan 12 buah cetakan bulat diameter 10 cm yang sudah dioles margarine dan ditaburi terigu. Tuang adonan mamon, taburi atasnya dengan keju parut.
  • Siapkan loyang persegi panjang yang sudah diberi air hangat secukupnya. lalu tempatkan loyang yang berisi adonan mamon.
  • Panggang selama lk.30 menit dengan panas 180C




Monday, March 15, 2021

Mixer vs Breadmaker, pilih yang mana?


Hello semuanyaaa.... iya semuanyaaa...siapa aja deh yang masih baca blog...hehehehe

Kangen juga pengen nge-blog. Apalagi tahun ini aku mulai nyantai, sering banget bertegur sapa dengan teman-teman yang hadir melalui dunia baking, walaupun hanya via sosmed, baik melalui Facebook atau Instagram. Well, kali ini alasannya gak cuma karena jarak, toh waktu aku di Jakarta lama desember lalu aku juga gak sempat sowan ke markas NCC bertemu bu Fat tersayang. Ini semua untuk kebaikan bersama selama pandemi Covid ini. Duuh...rindu banget ya sama kehidupan yang dulu, pra-covid. Bisa bebas kemana-mana dan bertemu dengan semua. Tapi life goes on, lebih baik menyesuaikan dengan keadaan daripada malah menangung resiko yang gak tanggung-tanggung. Semoga lekas berlalu ya wabah ini dan semoga kita semua selalu sehat, bahagia dan panjang umur ya. Amiin...

Nah, karena sering bertegur sapa dan hai hai, aku jadi kangen sama blog ku. Apalagi beberapa nanya kenapa gak pernah update lagi. Koq rasanya lebih asik jaman milis dan nge-blog dulu ya. Sekarang milis yang dulu dimana aku sering nyeletuk-nyeletuk, udah berubah jadi grup facebook, lha aku malah gak begitu semangat buat aktif. Paling jadi pembaca pasif ajalah. Sambil sesekali nongol. Aku juga punya chanel youtube waktu Ava anakku lagi semangat pengen punya chanel youtube sendiri. Kita sempat bikin cookies bareng. Tetap aja didepan kamera, aku agak kesulitan menjelaskan dan ntah kenapa aku juga malas cerita panjang....nah, bukan gue donk kalo gak cerita panjang-panjang...hahahaha...

Seperti aku katakan diawal tadi, karena sekarang punya banyak waktu di rumah, sesuai janjiku pada diriku sendiri bahwa aku akan fokus kepada keluarga, terutama anak-anakku. Aku mulai santai menemani putriku sekolah online, dan aku juga jadi lebih rajin di dapur, karena alhamdulillah, kedua anakku sering order makanan buatanku, seperti macaron, cupcakes, pudding, pretzel, telur crispy, ayam goreng...dll....banyak deeeh... kadang mereka membawa makanan dari game atau youtube yang mereka lihat dan memintaku untuk membuatnya. Aku suka aja mewujudkan permintaan mereka selagi bisa. Bahagianya itu lho melihat mereka berseri-seri melihat pesanannya ada di meja. belum lagi kalo ada yang datang, mereka akan pamer sambil bilang "Ini buatan Mama"....pleeessshhh...hatiku langsung melted rasanya...huhuhuhu..

Anyway, kali ini aku akan posting yang sedikit beda. Aku akan cerita tentang kitchen gadgetku yang numpuk dilemari. Beberapa peralatan dapur yang aku punya cuma beli doank, biasanya ikut-ikutan trend aja atau terasa masuk diakal pada saat itu. Jadinya jarang pake atau malah gak pernah dipake sama sekali. Ngebetnya pas beli, akhirnya cuma mejeng doank jadi pajangan. Akhir-akhir ini aku suka nyoba satu per satu, sambil aku pertimbangkan untuk disimpan atau saatnya dihibahkan ke orang lain. Seperti panci presto Fissler yang aku coba pertama kali beberapa hari lalu setelah dibeli 4 tahun yang lalu...hehehehe... ternyata setelah di coba, aku suka. Walaupun masih perlu kenalan dan perlu mengejar ketinggalan dari mak-mak lain yang sudah ber-presto ria dari tahun jebot. Tapi itu nanti deh, karena masakannya kemarin kurang sip. 

Jadi kali ini aku mau cerita tentang Breadmaker yang pertama kali baru aku coba pagi tadi. Dulu aku pernah cerita tentang Blue Sky Breadmaker disini. Nah, kali ini aku mau cerita tentang breadmakerku yang satu lagi, tapi gak sekedar soal breadmaker aja, namun dibandingkan dengan membuat roti tanpa breadmaker. Selama mencoba kemarin, aku jadi mikir apa sih poinnya punya breadmaker dibandingkan dengan peralatan baking lain yang malah fungsinya bisa lebih banyak daripada breadmaker. Gak tau deh post yang ini masuk kategori yang mana...pokoknya postingan suka-suka bangetlaah.


Breadmaker yang satu ini merknya Palsonic Model PAB-3600. Aku dapatnya 10 tahun yang lalu waktu beres-beres gudang sama si Mas yang baru jadi suamiku. Ceritanya bisa dibaca disini. Saat itu si Mas ketemu breadmaker yang masih didalam kardusnya. Tentu saja kardusnya udah hampir hancur dimakan rayap. Sama si Mas, bread makernya dikeluarkan, dibersihkan, dan disimpat di lemari alat dapurku yang baru. Gak pernah dicoba, cuma disimpan. Jadi cuma beda lokasi penyimpanan aja...hahahaha...

Sampai hari ini, 10 tahun kemudian, aku nekat mencoba breadmaker yang paling tidak sudah berusia 25 tahun atau lebih, warnanya sampai kekuningan. Breadmaker ini oleh-oleh dari almarhum abangku, bang Sadat untuk almarhumah Ibuku saat beliau pulang libur sekolah di Australia. Alhamdulillah, buku manualnya masih tersedia online dan langsung aku print. Kalau lihat dari buku manualnya, sepertinya breadmaker ini hanya tersedia di Australia atau New Zealand. Aku bisa saja salah ya. 

Aku memilih untuk membuat roti manis isi. Kebetulan aku punya stok tepung komachi. Jadi aku hanya pakai opsi "dough". Yaitu mengadon adonan dan mengembangkan tanpa memanggang. Ada 11 pilihan yang tersedia. Mulai dari roti yang berkulit terang atau gelap, roti manis, whole wheat sampai quick bread. Untuk opsi dough, aku cukup memasukkan semua bahan ke wadahnya. lalu tekan tombol. Mesin akan bekerja selama 1,5 jam. Hingga menjadi adonan yang kalis dan mengembang. Lalu aku  tinggal keluarkan, menimbang adonan, memberi isi, bulatkan, panggang di oven. Hasilnya roti yang menurutku lembut dan enak. Bisa dikatakan sukses!

Aku beruntung karena pernah membuat roti dengan breadmaker sebelumnya. Prosedur dan cara penggunaannya sama seperti breadmaker pada umumnya. Dengan menggunakan daya 500 watt, aku juga merasa itu standarlah seperti breadmaker lainnya (disatu sisi lebih rendah dari breadmaker Blue Sky yang menggunakan 600 watt). Memang bodinya sebagian besar terbuat dari plastik, tapi bentuknya lumayan banget, mirip seperti breadmaker merk terkenal. Jauh lebih baik dari Blue Sky yang keliatannya lebih mirip termos dari pada breadmaker.

Trus, lebih enak mana, bikin roti dengan breadmaker atau manual aja dengan mikser??

Terus terang buat orang yang tidak begitu menguasai dunia per-roti-an, aku suka banget pake breadmaker, apalagi buat roti yang jumlahnya gak banyak. Baru kali ini aku bikin roti namun dapurku tetap terlihat bersih. Jelas bersih karena semua bahan tinggal dimasukkan kedalam wadah. Tekan tombol lalu berjalan dengan sendirinya.  Biasanya kalau pake mikser, walaupun udah stand mikser yang besar, tetap aja tepung dimana-mana. Trus aku juga gak perlu menerka-nerka, sudah kalis atau belum, sudah window pane apa belum. Kali ini, setelah semua bahan dimasukkan dan tombol ditekan, satu-satunya yang harus aku lakukan cuma menunggu sampai mesin mengeluarkan bunyi beep 3 kali. Then I am done. Selesai deeh...

Tapi apa penting punya breadmaker?

Gak juga. Soalnya jangankan dengan stand mikser, diuleni dengan tangan saja, toh adonan tetap jadi. Roti tetap lembut dan enak. Ini hanya masalah kepraktisan saja. Selain kapasitas wadahnya terbatas, kemampuannyapun terbatas, gak bisa bikin dalam jumlah banyak dan toh tetap saja kalau mau bentuk lain harus dipanggang dengan oven biasa. Trus bisa dipertimbangkan pemanfaatan waktunya. Bayangkan saja kalau 3 jam waktu yang dihabiskan untuk membuat roti tawar atau loaf, kita hanya bisa menghasilkan 1 roti saja.


Apalagi kelebihannya?

Naah...tadi aku juga mikir begitu, buat apa pake breadmaker kalau sebenarnaya gak penting juga. Menurut manualnya (karena aku blom coba), ada opsi untuk mengatur pemanggangan dengan TIMER. Misalnya kita ingin ada roti tawar hangat jam 6 pagi besok, malam ini semua bahan bisa dimasukkan lalu kita tinggal DELAY atau menunda pemanggangan dengan menggunakan timer. Kita bisa masukkan bahan jam 8 malam dan  pasang timer selama 9 jam. Maka mesin akan mengatur pada jam 6 pagi nanti akan ada roti hangat yang sudah jadi. Seru kan? 

Bagaimana wattnya?

Sebagaimana aku katakan tadi, 500 watt termasuk sendanglah. Hampir rata-rata breadmaker kisaran segitu. Ada breadmaker yang menuliskan wattnya hanya 400-an watt, tapi setelah di cek ternyata 495 watt... gak jauh beda kan?? jadi kalau watt benar-benar jadi pertimbangan, maka saat beli, lebih baik pastikan dulu wattnya. Gak lucu juga kan kalo udah beli ternyata watt dirumah gak cukup.

Naaah...itu aja deh postinganku tetang feelingku soal breadmaker. Mudah-mudahan bisa jadi bahan pertimbangan buat yang mau beli breadmaker, merk apa saja. Tinggal sesuaikan dengan budget dan kelebihan masing-masing mesin. Misalnya, ntah karena aku belum lengkap baca manual sampai habis (mungkin aku gak baca), breadmaker Palsonic ini tidak ada tombol "Bake" yang biasanya bisa buat memanggang roti (dalam bentuk roti loaf tentu saja, seperti wadahnya). Jadi kalau punyaku ini kalau pakai opsi "dough" dan sudah jadi adonan, alat dimatikan, adonan dikeluarkan, satu-satunya pilihan adonan harus dipanggang di oven. Ada breadmaker merk lain yang bisa dimasukkan lagi kewadah setelah adonan dikeluarkan dan diberi isi, tinggal tekan "Bake" atau panggang langsung, tanpa harus mengulang lagi proses dari awal. Sekali lagi aku bisa salah, karena aku belum mencoba semua opsi yang ada dalam breadmaker ini, bisa saja aku salah karena belum lengkap baca manualnya.



Gitu deh cerita super panjangku soal Breadmaker yang sekarang jadi pilihanku untuk bikin rerotian. Tapi kalau disuruh pilih punya standmixer dulu atau breadmaker? maka aku pilih stand mixer saja. Karena bisa digunakan untuk yang lain, termasuk untuk mengadon roti. Kalau memang suka bikin roti untuk keluarga (paling banyak pake terigu sekitar 500-700 gr total), dan sudah punya stand mixer, maka silahkan beli breadmaker. Tapi kalau suka banget bikin roti, sudah punya mikser biasa dan blom cukup tabungannya buat beli stand mixer yang bagus, silahkan beli bread maker. Asalkan memang suka bikin roti ya. Harga breadmaker dipasaran macam-macam, dari yang murah sampai yang mahal. pada dasarnya fungsinya sama saja. 

Anyway, semoga membantu yaaa....


Saturday, November 23, 2019

Chui Kao So


Hello....
Asli dah kali ini beneran ga ada alasan kenapa gak update-update blog. Selain waktu, aku juga udah memulai kegiatan baru yang menyita waktu, juga dua anak kecil, Ava dan Eijaz yang sudah mulai bisa bermain dan berantem bersama....hihihi...kadang-kadang geli melihat kelakuan mereka. Kalau dekat bawaannya berantem. Adaaaaa aja yang bikin mereka ribut. Tapi kalau berjauhan, mereka saling mencari. Baik kakak sama adik, selalu ingat satu sama lainnya. Oooh...siblings love.... menyenangkan banget kalo bisa santai sama mereka. Betul-betul menyenangkan hati...semoga anak-anakku selalu sehat dan panjang umur. Amin.

Selain itu, sekitar sebulan yang lalu Papaku juga terkena stroke ringan :-( Sediiih banget. Tapi Alhamdulillah sekarang kondisi Papa sudah jauh membaik. Tapi tentu saja kami anak-anaknya masih mengkhawatirkan kondisi kesehatan Papa. Jadi sekarang Papa istirahat saja di rumah Jakarta. Memang orang tua itu luar biasa ya. Sebentar saja tidak ada ditengah kita, rasanya dunia seperti jungkir balik. Mohon doanya ya semoga Papaku segera pulih seperti sedia kala dan selalu sehat agar bisa lebih lama bersama kami ya. Amiin....


Well, back to kue-kue...
Kali ini aku mau posting kue kering yang sempat viral (ehem...ketauan aku suka ikut-ikutan yang lagi musim aja...hehehehe). Kue Chui Kao So pake resepya mba Riyas Irmadona. Walaupun video pembuatannya sudah bertebaran di youtube, tapi tetap aku masukkan ke blogku ini untuk dokumentasi. Soanya aku suka bangeeeeeeetttt..... bikinnya simple tapi hasilnya yummy. Lumayan banget buat nambah varian kue kering lebaran. Rasanya seperti makan cookies yang mengandung kacang, tapi sebenarnya gak mengandung kacang sama sekali. Gak ada yang aku rubah dari resep mba Donna ini, karena udah oke banget. Paling aku pernah ganti taburannya. Gak ditaburin wijen, tapi aku taburin kacang tanah cincang. Rasanya enak juga. Tapi tetap, Kuenya adalah bintangnya. Adonannya udah enak banget, tanpa taburanpun oke.

Konon katanya asal kue ini dari Cina (well.. dari namanya juga udah jelas) dan sudah sering juga dibuat oleh saudara-saudara kita yang keturunan Cina di Indonesia. Gak tau deh resep aslinya seperti apa. Ada yang dicetak besar, jadi satu saja sudah cukup untuk beberapakali gigitan, ada yang dicetak kecil untuk disimpan ditoples. Ada yang bilang mestinya gak pake baking soda, ada juga yang pake. Nah di resep yang ini justru baking soda yang membuatnya beda dari kue lainnya. Kuenya jadi renyah...apalagi kalau pake gula pasir biasa, rasanya jadi krenyes-krenyes. Kalau mau kue yang teksturnya halus, bisa gunakan gula halus. Tapi saranku, kalau pertama nyoba, coba deh bikin pake gula pasir....rasanya jadi seperti sugar cookies.


Untuk mencetak, of course jiwa pemalasku memilih cara yang gampang. Tinggal dibulatkan, lalu ditekan dengan pantat gelas. Beres. Yang penting nekannya pake perasaan supaya gak gepeng banget, jadi jangan ditekan mati-matian apalagi pake tenaga dalam. Gak perlu. Namun, sebenarnya cara yang diajarkan mba Donna ini ada benarnya juga. Retak-retak dipinggirnya bikin cookies bertambah renyah. Walaupun sepertinya gak masalah juga kalau adonannya mau dicetak.....tergantung mood dan rajin apa tidaknya aja...hehehehe....

Aku juga coba panggang dengan 2 tingkat kematangan. Pertama sampai kuning keemasan dan kedua aku coba sampai kecoklatan seperti kue chui kao so pada umumnya. Ternyata aku lebih suka yang sampai kuning keemasan. Rasanya lebih creamy dan buttery. Jadi tergantung selera saja, sama enaknya koq.

Naaah....ini resepnya yaa...


CHUI KAO SO
By. Riyas Irmadona
Bahan :
200 gr terigu
75 gr gula pasir
100 ml minyak sayur
1 btr kuning telur untuk adonan
1 btr kuning telur untuk olesan
50 gr butter
1/4 sdt baking powder
1/2 sdt baking soda
Sejumput garam
1 sdm air
Wijen putih + hitam untuk taburan

Caranya :
- Larutkan 1/2 sdt baking soda kedalam 2 sdm air (nanti yang dipakai hanya 1 sdm).
- Campur gula pasir, terigu, butter, baking powder, minyak, dan 1 btr kuning telur.
- Masukkan 1 sdm air baking soda. Aduk rata adonan sampai bisa dipulung.
- Bulat-bulatkan, lalu digepengin. Lalu oles dengan kuning telur yang sudah diberi garam sedikit. Taburi wijen.
- Panggang 15 - 17 menit dengan suhu 175°C (api atas bawah).

Tuesday, March 19, 2019

Bolu Sukade




Aiiihh...rempong bener ya jadi mak-mak. Adaaaaa aja yang jalan diluar rencana atau ada aja hasil yang gak sesuai harapan. Kemarin rencana mau ngantar Kakak les renang (yang memang karena kesibukanku, Kakak kelamaan udah gak les...hiks!) malah aku mesti ke kondangan. Hari ini udah mau ngantar Kakak les di sekolah, malah mesti nungguin tamu. Mana Kakak pake acara ganti supir pulak....halaaah.... hum...tapi gimanapun bahagia deh rempongnya mak-mak daripada jaman single dulu, rempong gak jelas...(toh waktu masih single aku juga tetap jarang update blog...hehehehe). Bahagianya ngelihat si Kakak udah punya prinsip dan sudah tau apa yang dia mau. Sedihnya, Kakak tumbuh cepat banget....hiiiks....sorry curcol, dilemma Mama masih belum bisa move-on my little Princess udah mau masuk SD ajaaaa....*tears*...

Naaah...sebelum urusan kehebohan yang ribet siang ini, pagi tadi abis Kakak berangkat sekolah, aku paksain dah bikin bolu. Ntah kenapa dari kemaren kepikiran terus sama bolu sukade jadul gitu. Jadi keingat sedapnya bolu sukade jaman SD. Suka ada didalam kue gratisan kalo ada acara di sekolahan... Jaman itu blom pake kotak, kuenya cuma dimasukin kedalam plastik, diberi tisu makan diluarnya trus di staples. Sukaaaa deh..... Sayangnya bolu sukade seperti terlupakan gitu. Kalah pamor sama bolu marmer, padahal mereka satu angkatan kayaknya...hehehe... Makanya kemaren pas mampir ke supermarket, langsung beli sukade. Untung supermarketnya lumayan lengkap bahan kuenya. Sayangnya almond bubuk di Jambi lagi pada kosong (setidaknya di beberapa supermarket dan toko bahan kue yang sering aku datangi). Padahal si Kakak udah berkali-kali bilang mau macaron buatan Mama....hum... mesti cari cara nih dimana belinya almond bubuknya. Jangan-jangan mesti pesan online lagi....duuuh....




Anyway...
Alhamdulillah bolunya jadi dan memuaskan. Tadi bikinnya ditemanin Adik Eijaz yang sukses mengeluarkan semua peralatan bento si Kakak dan ditebarkan dilantai dapur. Tapi karena bolunya cantik, aku hepi aja ngeberesin sambil tetap nyinyir ngasih tau Adik jangan diulang lagi. Seperti biasa bocah yang hampir berusia 2 tahun itu cuek aja gak peduli Mamanya ngomel kayak kereta api. Eh, ada yang lupa juga tadi, gara-gara terlalu semangat sukade ku semuanya aku lumuri tepung. Jadinya yang ditaburi jadi kelihatan tepungnya...tapi jadi kelihatan rustic lho...*alasan*...hahahaha...

Tadi aku bikinnya pake loyang bolu biasa. Padahal pengen banget deh nyobain koleksi loyang nordic ku yang mejeng aja dilemari. Sebagian besar belum pernah aku pake sama sekali lho. Selaluuuu aja ada alasan yang bikin ogah pake. Rasanya males banget ngoles-ngoles bagiannya yang ribet. Mana lagi banyak cerita teman-teman yang bikin kue pada nempel diloyang. Akhirnya, aku gak mau ambil resiko, pake loyang biasa yang aku punya aja. Hum...setelah aku pikir-pikir ngapain juga dibeli terus loyang nordicnya ya kalo aku sendiri males pake-nya...hahahaha...duniaaaaa....

Seperti yang aku cerita kemarin, resep yang ini juga basic banget, gak pake emulsi maupun pengembang. Tapi rasanya gak kalah enak lho. Lembut dan berpori halus.  Ini resepnya yaaa....




BOLU SUKADE
By. Camelia

Bahan :
200 gr margarin/mentega
175 gr gula pasir
8 btr telur, pisahkan putih dan kuningnya
150 gr tepung terigu
1 sdt pasta vanilla/vanilli bubuk
60 gr sukade

·     Caranya :

·       Taburi separuh sukade dengan sedikit terigu. Sisihkan.
·       Kocok mentega, gula dan pasta vanilla hingga putih, masukkan kuning telur dalam beberapa tahap, sambil terus dikocok.
·       Turunkan kecepatan mikser ke paling rendah, masukkan tepung sedikit demi sedikit sambil dikocok hingga rata.
·       Masukkan sukade yang telah diberi tepung, aduk rata dengan spatula. Sisihkan.
·       Kocok putih telur hingga kaku. Lalu masukkan kedalam adonan mentega dalam beberapa tahap. Aduk balik berlahan hingga rata.
·       Tuang kedalam loyang tulban yang telah dioles mentega dan ditaburi tepung. Taburi atasnya dengan separuh sukade yang tidak dilumuri tepung. Panggang dalam oven suhu 200 ° C selama 25 menit (sesuaikan dengan oven masing-masing). Lakukan tes tusuk.
·       Setelah matang keluarkan dari loyang, dinginkan. Potong dan sajikan.

Tips :

v  Resep ini adalah resep dasar bolu. Boleh ditaburi apa saja seperti almond, mesis, kismis atau cherry. Prinsipnya apabila akan dicampur keadonan, buah keringnya dipotong kecil dan ditaburi tepung dulu. Kalau untuk taburan atas, tidak perlu ditaburi tepung.
v  Kalau mau dijadikan bolu coklat, tinggal kurangi jumlah tepung, ganti dengan coklat bubuk dalam jumlah yang sama.
v  Test tusuk : digunakan untuk mengetahui kematangan kue. Gunakan tusuk sate yang cukup panjang, tusuk ketengah adonan. Saat tusuk sate diangkat, apabila tidak ada adonan yang menempel artinya sudah matang. Tapi kalau masih ada yang menempel, panggang lagi hingga matang.
Saat mencampur putih telur kedalam adonan mentega, lakukan aduk balik berlahan agar adonan tidak turun. Pastikan putih telur benar-benar terkocok rata dan tidak ada cairan putih telur didasarnya
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anniversary

Daisypath Anniversary tickers

Ava

Lilypie Kids Birthday tickers

Eijaz

Lilypie Fourth Birthday tickers