Search This Blog

Sunday, July 31, 2011

Nasi Minyak

Nasi minyak bisa dikatakan udah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jambi. Terutama di kota Jambi sendiri. Waktu kecil dulu, aku suka sekali kalo Ibuku bawa aku ke acara yang ada nasi minyaknya. Aku akan bisik-bisik ke Ibuku supaya nasiku di tambah...gak heran, dari kecil aku emang gembul koq...hihihihi... Biasanya nasi minyak di sajikan di acara-acara penting, seperti akikah, sunatan hingga pernikahan. Temannya nasi minyak, paling umum adalah kari, tapi di acara-acara hajatan, tentu saja tidak sekedar di sajikan dengan kari dan sambal nenas seperti di warung, tapi ada malbi, rendang, sambal goreng kacang panjang, dan acar ketimun, komplit dah! Pendampingnya tergantung daerahnya, di kampung Papaku di Matagual, pake daging masak itam (mesti belajar nih!). Kalau datang ke acara di seberang kota Jambi, aku suka makan nasi minyak dengan tepek ikan khas daerah itu....humm...yum! yum! (masih nunggu teman yang orang seberang minta resep tepek ikan dari nyokapnya...hihihihi).

Kalau di rumahku, urusan nasi minyak selalu diserahkan ke Mudo Tarmizi (Mudo=Paman), beliau masih keluarga Papaku. Udah dari jaman aku SD, Ibuku hanya percaya dengan mudo Mizi (panggilan beliau) untuk nasi minyaknya. Tiap ada acara, mudo Mizi selalu dipanggil ke rumah. Sudah ada tungku dan panci besar yang disiapkan khusus untuk bikin nasi minyak ini. Dengan gesitnya, mudo Mizi udah belanja bahan dan menyiapkan kayu bakarnya. Begitu pula kalau keluargaku bikin acara di dusun, mudo Mizi-pun akan di bawa serta beserta peralatannya. Walaupun sejak Ibuku udah gak ada, kami mulai memakai jasa catering (kalo dulu Ibuku selalu masak sendiri, berapapun jumlah tamunya *love you Bu!*), kami hanya pesan lauk pauk saja karena untuk nasi minyak, hingga kini masih dibuat oleh mudo Mizi di samping rumahku. Nasi minyak ada beberapa versi, ada yang warnanya kuning, ada yang kemerahan dan ada yang kecoklatan. Nasi minyak buatan mudo, termasuk yang berwarna kecoklatan. Aku dan abang-abangku selalu merasa nasi minyak buatan beliau memang yang paling enak.

Di hari-hari tertentu seperti pembukaan ataupun penutupan pengajian, juga pada hari besar Islam (seperti maulid Nabi Muhammad dan Isra' Mi'raj), acara pengajian di rumah menjadi lebih panjang karena penceramahnya akan lebih dari satu orang. Hidangannya pun akan beda dari biasanya. Di hari itu, yang di sajikan yaitu nasi minyak dan lauk pauknya. Begitu pula hari Selasa lalu, karena udah mau puasa, pengajian di rumah ditutup sementara, dan akan di buka lagi setelah lebaran nanti. Mudo Mizi sudah diberi tahu jauh-jauh hari (kebetulan beliau aktif di pengajian juga) untuk membuat nasi minyak, katering juga sudah di hubungi. Aku, abang-abangku dan ipar-iparku diwanti-wanti oleh Papaku untuk bantu-bantu di hari penutupan itu. Karena seperti biasanya, tiap kali penutupan ataupun pembukaan pengajian, peserta pengajian yang hadir akan lebih banyak dari biasanya. Saat begitu, Papaku paling alergi kalau makanan kurang. Dia bisa bete berat kalo ada tamu yang tidak kebagian makanan.

Ternyata, jumlah jamaah yang datang melebihi perkiraan. Biasanya berjumlah ratusan orang, di acara penutupan Selasa lalu jauh melampaui angka seribu orang. Alhamdulillah, tentu saja ini merupakan berkah untuk keluargaku. Di tengah-tengah acara, mudo Mizi diajak kak Ika keluar untuk melihat jumlah tamu yang membludak, karena sepertinya pesediaan nasi tidak mencukupi, mudo minta tambah 3 karung beras lagi yang tinggal di jemput di toko milik keluargaku. Untuk tambahan lauknya, cukup dibeli dari beberapa rumah makan. Alhamdulillah, hingga akhir acara, baik nasi maupun lauk-pauk, cukup untuk semuanya. Salut banget sama mudo Tarmizi yang sempat masak nasi putih dari 3 karung beras (60 kg) yang selesai tepat saat waktunya makan.

Selesai acara, aku dan kak Ika ngebayangun sepertinya asik juga kalo bisa bikin sendiri. Tentu saja, bukan untuk skala besar seperti mudo Mizi (kalo itu, ya jelas gak gampang, karena teknisnya pasti beda), tapi untuk di kosumsi di rumah aja, kalo lagi kangen nasi minyak. Kita sepakat buat nanya langsung sama ahli-nya, ya mudo Tarmizi sendiri. Hari Kamis pagi, waktu aku dan kak Ika ngobrol di ruang tengah, mudo Mizi-pun muncul, ikutan ngobrol bareng. Kak Ika langsung nanya resep nasi minyak. Ternyata mudo gak pelit resep, beliau langsung nyebutin bahan-bahan dan caranya yang langsung di catat sama kak Ika. Tapi karena mudo biasa bikin dalam jumlah banyak, resepnya pun per-20 kg-an. Kita sempat ketawa geli ketika mudo bingung menjelaskan soal takaran, banyak yang sulit untuk di tebak jumlah pastinya. Misalnya, untuk garam, mudo pake ukuran genggam, tentu saja ukuran genggaman tangan mudo Mizi sendiri, dengan polosnya mudo menerangkan kalo genggamannya keatas, bukan genggam kebawah karena nanti jumlahnya akan beda...hahahahaha....

Mendengar suara kami, Papaku keluar dari kamar, ikutan duduk dan mulai bicara soal persiapan penutupan pengajian di dusun hari Jum'at lalu. Sayang banget mudo Mizi hari Jum'at itu udah di-booking buat masak di acara orang lain. Semula Papa minta aku dan kak Ika belanja bahan untuk di masak di dusun. Tapi karena jalan sedang jelek-jeleknya, biasanya ke dusun cuma 2 jam, sekarang bisa hampir 4 jam, khawatir bahan mentahnya gak akan segar lagi sampai di sana. Papa setuju lauknya di masak di rumah Jambi aja, lalu di masukkan ke termos-termos besar (Ibuku punya buanyaaaak termos gede, lihat hasil bongkar gudangku di sini). Kata mudo, Ibuku dulu juga pernah begitu, jadi keluargaku yang di dusun cuma masak nasi putih dan nyiapin piring-piring saji saja (di sana, gak pernah prasmanan, selalu di sajikan). Mudo-pun setuju untuk membantu memasak kari yang jadi salah satu lauknya, nanti akan di antarkan ke rumahku Jum'at pagi (kari made-in mudo Tarmizi enak juga lho..).

Hari itu juga aku, kak Ika dan mudo Tarmizi pergi belanja bahan di pasar Angso Duo. Di perjalanan mudo Tarmizi lanjut bercerita tentang pembuatan nasi minyaknya. Untuk bumbunya, mudo menyebutnya "bumbu laut'. Tinggal bilang ke tukang bumbu berapa jumlah beras yang akan dimasak, nanti di buatkan oleh yang jual. Aku sempat lesu karena kalo bumbunya di giling, hopeless dah buat tau campuran bumbunya. Ternyata kata mudo bumbunya utuh, cuma di campur saja, nanti di hancurkan sendiri. Sampai pasar, aku dan kak Ika ogah turun dari mobil. Lha di dalam mobil aja, bau pasarnya udah menyengat banget, belom lagi keliatan becek di sana sini. Pasar Angso Duo ini pasar terbesar di Jambi, tapi udah tua bangeeeet. Terkesan kotor dan baunyaaa...ampun dah. Makin lama makin gak teratur aja. Gak sabar ngeliat pasar ini pindah ke tempat yang layak (udah lama banget cerita pindahnya tapi blom pindah-pindah juga). Ibuku dulu suka belanja di pasar ini, karena apa aja ada, seperti one-stop-shoppinglah...hihihihi... Syukurlah mudo Mizi langsung menawarkan diri buat turun sendiri, jadi kita berdua nunggu di mobil aja, sementara mudo yang belanja belanji...whoa ha ha ha ha...

Mudo Tarmizi ternyata gak cuma beliin kita bumbu laut aja, tapi lengkap dengan minyak sayur, minyak samin, susu dan saos tomatnya sekalian supaya bisa langsung belajar bikin...hahahaha... abis belanja, aku dan kak Ika ke seberang kota nganter mudo Mizi pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, gak sabar aku dan kak Ika buka bungkusan "bumbu laut" yang di beli tadi. Bumbu yang di beli untuk 20 kg beras. So, rempah yang udah di campur, kita pisahkan berdasarkan jenisnya, di timbang, lalu di catat. Semua bumbu dibagi 4 (untuk ukuran 5 kg beras), termasuk jumlah minyak samin-nya. Kemarin, kak Ika datang bawa sebaskom nasi minyak buatannya. Rasanya udah mirip dengan buatan mudo Tarmizi (ya gak mungkin sama lah, kan tangannya beda). menurutku udah enak koq. Tapi karena kak Ika pake beras pulen yang ada di rumahnya, nasi minyaknya terasa agak terlalu lembut. Memang saat memberikan resep, Mudo spesifik sekali menyebutkan merk "beras anggur" untuk nasi minyaknya. Aku gak tau di luar Jambi ada apa tidak beras anggur, tapi untuk gambaran, beras anggur ini kalo di masak, gak terlalu nempel satu sama lainnya. Lembut tapi tetap bisa di hambur *bingung nyari kata yang tepat* kira-kira begitulah....

Ngeliat keberhasilan kak Ika bikin nasi minyak kemarin, aku pun jadi penasaran pengen nyoba bikin sendiri juga. Karena kak Ika bikin 5 kg, dan hasilnya banyak banget, bumbu yang sudah di hitung untuk 5 kg beras, aku takar ulang sehingga pas untuk 1 kg beras saja. Saat lagi asik-asiknya ngitung-ngitung bahan siang tadi, mudo Mizi mampir kerumah. Kebetulan taman samping sedang di perbaiki, mudo aku ajak ngeliat tukang yang sedang kerja. Mudo langsung nanya dimana tempat dia masak nasi minyak nantinya. Tukang pun menjelaskan kalau nanti akan di bikin tungku permanen yang bulat untuk panci masak mudo Tarmizi yang gedeee banget! Mendengar akan ada tungku, mudo Tarmizi menolak di buatkan tungku tertutup. Beliau minta dibuatkan tungku biasa saja. Alasannya, kalau tungku biasa, apinya bisa di atur. Saat nasi siap untuk di tanak, kayu apinya akan di tarik keluar unuk mendapatkan api yang sangat kecil. Omongan mudo ini aku ingat-ingat, sehingga pas aku nyoba bikin sore tadi, aku menggunakan api yang sangat kecil untuk menanak nasi.

Untuk proses pembuatannya, mudo cerita kalau beliau menggunakan cara pembuatan yang beda dari biasanya. Misalnya, kalau di tempat lain bumbu lautnya digiling halus dan dimasak dengan nasi, sementara kalo versi mudo Tarmizi ini, bumbunya ditumbuk kasar, di rebus hingga mendidih, ampasnya dibuang dan yang di gunakan adalah airnya saja. Di bantu kak Ika, sore tadi mulailah aku bikin nasi minyak. Proses pembuatannya sebenarnya sederhana banget, apalagi kalau gak banyak. Yang perlu di perhatikan saat beras di aron, pada tahap ini, beras harus diaduk terus menerus supaya bumbunya rata dan tidak lengket di panci. Setelah adonan di aron, tutup panci rapat-rapat, sambil sesekali diaduk-aduk hingga nasi tanak. Mulai dari menumis bumbu hingga menanak nasi, cukup menggunakan 1 buah panci saja. Saat beras mulai diaron, api nya cukup kecil saja. Menggunakan panci yang beralas tebal merupakan syarat mutlak agar matangnya rata dan tidak mentah. Setelah matang, sajikan dengan taburan bawang goreng. Sayang, aku tadi udah terlalu capek bikin nasi minyak (sambil nonton dvd rame-rame siih...hihihihi) jadi udah gak sanggup bikin kari. Bawang goreng pun juga lupa di siapin. Untung deh, ada ayam goreng dan rendang buatan si Umi untuk persiapan sahur nanti udah matang. Yummeee!!! Fotonya pun ngebut, karena udah mau berangkat tarawih bareng (Papaku, si Mas, bang Riri, Kak Ika, Dea, Tona, dan keponakannya Icha). Besok udah puasa, cihuy!

Ini resepnya ya...



NASI MINYAK

Mudo Tarmizi-nya Camelia

Bahan :

1 kg beras (jangan gunakan beras yang pulen)
60 gr minyak samin
6 sdm minyak sayur
5 btr bawang merah, iris
5 btr bawang merah (untuk dihaluskan)
5 btr bawang putih
1 ruas jahe (lk. 3 cm)
100 gr saus tomat
1 btr tomat, iris kasar
3 btg daun bawang, iris
1/2 - 1 sdt bumbu kari bubuk (sesuai selera)
10 btr merica hitam (ini tambahan dari aku aja)
600 ml air
100 ml susu cair
1 sdm kaldu sapi bubuk
1 sdm garam (sesuaikan)
1 sdt gula (susuaikan)
Beberapa lembar daun kari



-----> giling halus bawang merah, bawang putih dan jahe


Bumbu yang di tumbuk kasar (bumbu laut) :

4 bunga lawang (pekak)
14 btr kapulaga putih
10 btr kapulaga hijau
1 biji pala
12 btr cengkeh
1 sdm adas manis
2 bunga pala kering (aku gak pake)

Caranya :

Didihkan air bersama bumbu yang dihancurkan kasar, (dan merica hitam bulat) biarkan hingga benar-benar mendidih (gunakan api sedang saja), saring, ambil airnya saja, sisihkan.
  • Dalam panci yang beralas tebal, panaskan minyak sayur dan minyak samin. Masukkan bumbu halus, bumbu kari dan bawang merah iris. Masak hingga bawang kekuningan.
  • Masukkan tomat, aduk. Tambahkan saus tomat dan separuh air yang sudah di bumbui tadi (agar saus tomat tidak mengering dan lengket). Aduk.
  • Masukkan garam, kaldu bubuk, bumbu kari dan gula. Aduk-aduk hingga larut. Setelah mendidih, masukkan sisa air, susu daun kari dan daun bawang, aduk hingga mendidih dan tomat terlihat mulai hancur.
  • Kecilkan api, masukkan beras yang telah di cuci, aduk hingga rata. Aduk terus hingga beras aron. Tutup rapat, sambil sesekali di aduk, hingga nasi matang.

PS : Jumlah air, sesuaikan dengan jenis beras. Kalau beras yang pulen, tentu airnya harus sedikit dikurangi agar nasi tidak terlalu lembek. Apabila nasi masih terasa mentah, namun nasi sudah mengering, boleh di tambahkan air sedikit-sedikit sambil diaduk. Gunakan api kecil agar nasi benar-benar tanak.

-SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA DI BULAN RAMADHAN-

Thursday, July 28, 2011

33

Today is my birthday. Tapi kali ini instead of baking, aku mau posting whats on my mind aja. Well, siapa tau suatu hari nanti anak cucuku bakalan baca blogku ini (mudah-mudahan di jaman itu blogger tetap exist *hehehe*). Lagi pula, nanti tiap tahunnya aku sendiri bisa mengevaluasi diri, sejauh apa perubahan pada diriku sendiri. Of course tiap saat seseorang pasti ingin menjadi lebih baik kan?

Waktu masih jaman demam buku cerita putri-putrian dulu, Ibuku pernah beliin aku buku putri tidur yang kereeeen banget, beda dengan buku cerita biasa. Di buku itu, kita memilih sendiri alur ceritanya, nanti endingnya berbeda pula. Nah, ada bagian dimana sang putri harus memilih jalan di persimpangan. ke kiri buka halaman sekian, kekanan buka halaman sekian. di dua jalan itu, salah satunya bertemu kurcaci yang membawanya ke istana, dan jalan yang satu lagi akan membawa sang putri bertemu nenek sihir yang jahat dan membawanya ke hutan belantara. Saking takutnya aku salah pilih, aku sempat ogah nerusin baca buku itu berhari-hari (hihihihi...padahal, cuma baca doang). Sampai akhirnya aku ada ide untuk baca dari belakang...di mulai dari sang putri udah di istana....hahahahahaha....

Trus apa hubungannya buku itu sama ultahku ini? gak ada. aku cuma mau kasih gambaran aja, di usia 33 tahun ini kadang aku ngerasa seperti sang putri, berada di persimpangan dan harus memilih alur cerita yang tepat. berbeda dengan buku cerita itu, kalo dalam kehidupan nyata tentu saja gak bisa dibaca dari belakang. Endingnya gak mungkin di ketahui sebelum di jalankan. Suprise! Suprise! That's life, babe!

Sesekali aku sering mikir "Gimana ya kalo dulu aku gak ambil jalur yang ini, tapi aku ambil yang itu?" endingnya pasti beda banget!! Aku pernah nonton acara Oprah yang lagi berdiskusi dengan Maria Shiver. disitu Maria cerita kalo dia dulu pernah merasakan yang sama seperti aku sekarang. Oleh Oprah, dia dikasih tau untuk ambil "U turn" alias putar balik. waktu itu aku langsung mikir, bener juga! gak perlu ambil jalur kiri atau kanan, tapi putar balik!! Yep, thats what I'm gonna do! U turn!

Anyway, sejauh 33 ini, aku juga harus kasih kredit ke diri sendiri juga donk *ehem*, banyak beberapa resolusiku tahun lalu yang berhasil aku jalankan (selain diet ya, itu sih gagal melulu!). Aku juga hepi sekali karena ada Papaku yang selalu believe in my abilities, Si Mas yang selalu sabar mendampingiku, abang-abang dan ipar-iparku yang selalu ada di belakangku. Serta keponakan-keponakanku yang lucu dan selalu bikin wajahku manis asem asin..*kadang pait*...hehehehe... yep, kehadiran mereka, jadi kado yang paling istimewa untuk aku. Thank you for being you guys!! *hug hug hug*


Jambi, 28 Juli 2011

Sunday, July 24, 2011

Semprit Tepung Larut

Sudah setahun, aku pertama kali mendengar kata "tepung larut". Waktu itu, setelah pesta pernikahan lanjutanku di Malang, aku tinggal di rumah mertuaku selama 2 minggu kalo gak salah. Sama si Mas, aku di ajak keliling silahturahmi berkenalan dengan sanak keluarganya. Sampai satu sore, si Mas mengarahkan mobil nya ke arah Lawang. Di sana kami mampir ke rumah Ibu-nya mba' Yayuk (Istri dari Mas-nya si Mas *hihihi* yang pertama, mas Bambang). Suka deh suasana rumahnya, terasa sejuk dan nyaman banget. Salah satu suguhan yang ada di meja, adalah kue semprit yang semula aku kira kue bangkit. Sekali dicicip...byaaarrr...langsung lumer di mulut. Gak terasa (akunya aja yang gak terasa, yang lihat sih terasa banget...hahahaha) aku udah makan banyak kuenya. Si Mas yang lihat aku ngunyah terus, langsung ngomong kencang "Ooh...Enak ya Lia??? suka yaaa???" sambil ketawa-ketawa....huuu sebel! malu-malu-in aja!!!

Ibu-nya mba' Yayuk cuma senyam-senyum aja, trus nyuruh anaknya yang kecil buat ambil kue lagi dari dalam untuk di bawa pulang. Karena tengsin, aku sempat nolak (dalam hati sih seneeeeng...hehehe). Aku heran ngeliat kenapa kue yang di kasihkan ke aku itu udah di pak rapi banget dan ukurannya seragam, kayak beli dimanaaa gitu. Ternyata, kue semprit itu memang dibuat sendiri untuk di titipkan ke beberapa toko. Udah lama banget mereka punya usaha semprit larut ini. Waaahh....aku tambah senang karena ketemu langsung sama ahli-nya kue semprit yang langsung jadi kesukaanku itu. Dari Ibu-nya mba' Yayuk, aku di kasih tau kalo ini namanya kue semprit tepung larut. Aku baru ngerti apaan itu tepung larut. Aku sempat ngotot kalo itu mungkin sagu tani yang biasa dijadiin semprit juga. Gak taunya, tepung larut beda dengan sagu tani karena berasal dari umbi larut/garut. Ada juga yang bilang tepung garut.

Pulang dari Lawang, sampai di rumah aku langsung nanya ke mba' Yayuk. Alhamdulillah, ternyata mba' Yayuk juga bisa bikin semprit larut (ya iyalah, kan sering bantu Ibunya). Mba' Yayuk langsung nyebutin bahan dan cara pembuatannya yang semuanya aku simpan di blackberryku. Beberapa hari setelah itu, aku sempatkan beli tepung larut di supermarket di Malang yang ternyata gak sulit-sulit amat nyarinya. Apalagi kata mba' Yayuk, di pasar tradisional juga banyak. Rencananya, aku mau ngajak mba' Yayuk bikin semprit, sekalian belajar. Sayangnya, gak sempat, aku udah keburu pulang ke Jakarta. Tepungnya aku bawa aja sekalian, buat nanti bikin sendiri. Singkat cerita, sampe beberapa bulan lalu, itu tepung udah mangkal di rumah Jakarta, sampe aku bawa ke Jambi, tetap gak di bikin juga. Akhirnya, dengan berat hati, aku buang, udah expired....hiiiks!! (udah setahun euy!).

Naaah...sebelum our first anniversary (duileee...), aku sempat kebayang mau nyobain bikin kue semprit ini. Apalagi, waktu si Mas pulang ke Malang, dititipi kue semprit ini dari mba' Yayuk dan Papa-ku ternyata suka banget, ludes waktu aku letakkan di depan TV kamarnya. Aku nanya di beberapa toko di Jambi, gak ada yang tau tepung larut. So, pas ke Jakarta, aku jalan ke Sogo food hall. Eeeh...malah ketemu tepung larut (garut). Kemasannya lebih ekslusif dan harganya juga ekslusif. Padahal kalo beli di pasar Singosari (kampungnya si Mas) harganya gak nyampe puluhan ribu tuh. Mungkin karena yang ini dari bahan organic kali yaaa. Karena udah kepepet pengen bikin, aku beli aja deh. Sampai kemarin, tepungnya cuma mangkal aja di lemari. Hingga beberapa hari lalu di milis ada yang nanya soal semprit tepung larut ini (ternyata tepung ini baik buat pencernaan, banyak khasiatnya lho!). Aku jadi keingat lagi sama resepnya mba' Yayuk. So, kemaren aku paksakan aja buat bikin. Kebetulan abis sarapan pagi di warung nasi gemuk langganan kita (kalo di Jambi, coba deh ke samping bioskop ria, nasi gemuknya unik, pake suwiran ayam berkuah...keluargaku udah makan disitu dari jaman aku SD dulu) sama si Mas, kak Ika n' Riri, kita nyambung belanja di pasar Kebun Handil. Kak Ika belanja udang, aku beli santan buat bikin semprit.

Setelah aku coba bikin, baru aku ngerti kenapa mba' Yayuk bilang, sebaiknya persiapkan santan dan tepungnya sehari sebelum di bikin. Ternyata, emang lamaaaa..... untung ada si Mas yang nemanin, udah bikinnya lama, nunggu dinginnya juga lumayan makan waktu. Pertama, memasak santannya. Aku pake api yang kecil aja (karena kata mba' Yayuk, digodog selama 1 jam-an). Setelah itu sangrai tepungnya, yang ini aku juga pake api kecil aja supaya gak lengket. Setelah semuanya betul-betul udah dingin (suhu ruang), baru bisa dipakai buat bikin-bikin. O ya, yang beda dari resep ini, pakai santan yang udah dimasak sampai kecoklatan (sampai hampir menjadi minyak). Menurutku, ini yang bikin unik dan rasanya jadi gurih dan harum banget. Dulu aku kira bintik-bintik kecoklatan di semprit buatan Ibu-nya mba' Yayuk berasal dari kelapa parut (seperti aku bikin kue bangkit jehe dulu). Ternyata, berasal dari santan yang di masak ini.

Setelah adonan jadi, gak sabar aku pengen mulai "nyemprit" adonannya sambil nyobain beberapa spuit untuk mendapatkan bentuk yang aku suka. Aku sendiri lupa bentuk semprit ala Ibu-nya mba' Yayuk itu berbentuk huruf "S" atau angka "8". Aku yang semula yakin dengan bentuknya seperti huruf "S", jadi ragu waktu si Mas bilang sepertinya angka "8". Akhirnya, tetap aja aku bikin seperti huruf "S", singkatan dari kata "Semprit"....hahahahaha...*sok nyambung*. Setelah matang, si Mas aku suruh nyicipin, rasanya mirip gak dengan semprit ala mba' Yayuk (rasanya doang, bentuknya jangan di tanya, lha punyaku ini lebih mirip konde dari pada huruf "S" ataupun angka "8"...hihihi...). Si Mas langsung kasih jempol dan bilang udah pas, gak lama ada bang Baraq yang mampir, juga bilang enak. Mantap deh ini jadi salah satu kue yang aku bikin buat lebaran nanti. Humm...mesti telpon mba' Yayuk dulu minta di kirimin tepungnya ke Jambi.

Cara pembuatannya, aku sedikit beda dari yang di terangkan mba' Yayuk, tapi it works for me. Jadi sesuaikan saja mana yang pas. Gula boleh di kurangi kalo gak suka manis, begitu juga jumlah santannya. Aku sendiri waktu santan di masak pertama (masih agak cair) aku sisihkan sekitar setengah gelas. Tujuannya, karena di-spuit satu-per-satu, dan loyangku terbatas, adonan yang menunggu mengeras sendiri sehingga sulit buat di spuit, jadi aku tambahkan aja santan yang di sisihkan tadi, sampai adonan bisa di spuit lagi.

Ini resepnya ya...



SEMPRIT TEPUNG LARUT
Mba' Yayuk-nya Camelia


Bahan :

500 gr tepung larut/garut/arrowroot
200 gr tepung kanji (gunakan yang berkualitas baik)
Campur kedua tepung tersebut, sangrai hingga warnanya terlihat buram. Dinginkan.

200 gr margarine
250 gr gula halus
4 btr kuning telur
Santan kental yang di godog sampai hampir menjadi minyak, 1 kelapa bisa untuk 2 resep (kalo aku, 450 ml santan kental, dipanaskan, saat mulai matang, aku sisihkan 1/2 cup, sisanya di masak hingga kecoklatan dan berminyak. Gunakan api kecil saja, sambil diaduk sesekali).

Caranya :

  • Kocok gula, telur dan margarine hingga kembang (lk. 5 menit).
  • Masukkan tepung dan santan, aduk rata dengan sendok kayu.
  • Semprit dan panggang hingga matang.
  • (Kalo aku setelah gula, telur dan margarine di kocok hingga kembang, aku masukkan santan dan kocok sebentar. Baru setelah itu masukkan tepung sedikit-sedikit, spuit dan panggang hingga matang).
PS : Santan yang di sisihkan tadi, digunakan saat adonan mengeras (sulit untuk di spuit), tambahkan santan sedikit demi sedikit kedalam adonan, aduk sehingga mendapatkan tekstur yang diinginkan (mudah untuk di spuit).




Tuesday, July 19, 2011

Waffles


Aduuuh...capek banget deh, mau posting tapi mataku rasanya udah mau nempel ke bantal aja. Semalam rapat, siang tadi rapat lagi, sore bantu-bantu pengajian. Tapi mesti di paksain posting, kalo gak, ya gak bakalan... ok, lets see...

Aku udah lama hunting merk waffle maker yang bagus. Ternyata di Indonesia, lumayan sulit juga nyarinya. Kalo mau yang bagus banget, ya beli cetakan waffle yang stanndar komersial (seperti buat di resto atau cafe). Sedangkan untuk penggunaan rumah tangga, rata-rata merk dan kualitasnya biasa banget. Karena aku ogah rugi *hehe*, aku nyari waffle maker yang fungsinya gak sekedar buat waffle aja, yang plate-nya bisa di gonta-ganti. Aku udah mau beli yang 3 in 1 (waffle, sandwichmaker, grill) tapi dimana-mana abis, akhirnya yaaah....aku beli yang 2 in 1 aja (cuma buat waffle dan sandwich), padahal kalo boleh milih, aku maunya waffle dan grill, soalnya aku suka sandwich yang di grill dulu. Tapi daripada gak ada, ya udah deh. Lagian udah gak sabar juga pengen nge-waffle.

Waktu ke Jakarta kemaren itu seru banget, aku belanja ke petak sembilan di glodok, ngeliat peralatan dapur yang keren-keren, trus lanjut ke mangga dua, beli waffle maker ini. Gak sampe di situ, pas mampir ke mal ambassador beli dvd titipan kak Ika, aku sempatin mampir ke toko yang jual peralatan rumah tangganya (di lantai 4 kalo gak salah, aku lupa namanya), malah beli ice cream cone maker (buat opoooooo coba! iseng banget deh!) Besoknya nyambung lagi sama Mom Elly yang sukarela nemenin aku ke toko loyang setia dipasar ikan. Lumayan, dapat loyang martabak, dan beberapa loyang kuningan yang funky...hihihihi... yang penting, gak penasaran lagi sama toko itu.

Kalo di suruh pilih antara waffle atau pancake, aku udah pasti pilih waffle. Soalnya kalo waffle, rasanya gak sepadat pancake yang cenderung berat. Gak ngebosenin. Walaupun kadang ada juga yang bikin waffle menggunakan adonan yang sama dengan pancake. Hasilnya, tetap waffle terasa lebih cruchy dan ringan dibandingkan pancake. Seperti keluarga angkatku di Minnesota dulu, cukup beli tepung siap pakai, bisa digunakan buat bikin pancake maupun waffle. Tinggal di tuang ke wajan datar, jadi pancake, di tuang ke waffle maker, ya jadi nya waffle (gak mungkin juga jadi klepon kan??? hihihihihi).

Tapi kali ini, aku bener-bener gak sabar pengen posting waffle yang aku bikin tadi pagi. Hasilnya bener-bener renyaaaahhhh....tapi tetap lembut dibagian dalamnya. Gak kalah deh sama waffle yang dimakan di resto. Bahkan menurutku, malah lebih enak. Cara pembuatannya memang agak berbeda dengan pembuatan adonan waffle biasa, tapi, percaya deh, sooooo worth it! Sekalipun dibikin dengan waffle makerku yang murah meriah, teteeeeeepppp.... apalagi kalo di makan dengan maple syrup...Oooh, yammmeeeee!!! Kak Ika yang jadi orang pertama "dipaksa" nyicip karena dia hampir ketiduran di sofa, langsung doyan. Si Mas yang lagi mindah-mindahin furnitur di ruang tamu, dipanggil buat makan waffle dulu. Syedeeeeeppp....gitu katanya! horeeeee!

Resepnya, aku dapat dari blog ini, katanya ini termasuk resep lama, karena udah pernah di publish juga di buku resepnya Better Homes and Gardens. Tapi justru karena udah lama itulah yang bikin aku tertarik (aku sukaaaa banget resep yang udah ada bertahun-tahun atau resep warisan keluarga, sooo vintage!). Udah beberapa blog yang aku baca yang nge-rekomen resep waffle yang satu ini. Legaaaaa banget ternyata memang beneran enak dan kayaknya udah paten jadi resep waffle andalanku niiih...

Bikinnya keliatannya rumit, sebenarnya gak koq, mudah banget malah. Cukup sediakan dua buah wadah. Wadah pertama, masukan bahan-bahan, selain putih telur. Whisk hingga halus (gak lama koq). Lalu di wadah yang satu lagi, tinggal mikser aja putih telurnya hingga kaku. Campurkan putih telur kewadah yang pertama tadi. Aduk sebentar, jangan terlalu rata, biarin aja kalo masih terlihat putih telurnya. Naaaahhh....jadi deh. Kalo waffle makernya bagus, biasanya ada lampu indikator yang mati kalau udah matang. Kalo punyaku, kayaknya gak ada deh (well, belom di explorasi semua, baru sekali pake...hehehehe). Menurut petunjuknya tunggu selama 5 hingga 7 menit. Aku sendiri pake 7 menit di waffle maker karena aku suka hasil yang renyah.


Ini resepnya ya, siap-siap ketagihan nge-waffle kalo udah nyobain *lebay*...hihihihi....


WAFFLES
Better Homes and Gardens Cook Book


Ingredients

1 3/4 C. All Purpose flour

1 tbsp Baking Powder

1/4 tsp Salt

2 eggs yolks

1 3/4 cup milk

1/2 cup cooking oil

2 egg whites


In a medium mixing bowl stir together flour, baking powder, and salt. Make a well in the center. In another bowl beat egg yolks slightly. Stir in milk and oil. Add egg yolk mixture all at once to the dry mixture. Stir just till moistened (should be lumpy).

Now the important part. In a small bowl beat egg whites until stiff peaks form (tips stand straight up). Gently fold egg whites into flour and egg yolk mixture, leaving a few fluffs of egg white, DO NOT OVERMIX. And proceed to make your waffles, about a cup of mixture to make a waffle. Good luck

Friday, July 15, 2011

Chocolate Salted-Caramel Cupcakes


Udah nyobain fleur de sel gak? Aku blom pernah, makanya penasaran berat. Fleur de sel kalo di terjemahkan langsung, artinya "bunga garam". Itu lho, garam yang katanya lebih istimewa dari garam biasa. Karena berasal dari garam laut yang di proses sedemikian rupa secara manual untuk mendapatkan hasil terbaik. Gak heran, kalo garam tipe ini, harganya lebih tinggi dari garam biasa. Nah, di luar masalah harga, yang ribet juga nyari nya. Waktu di Jakarta, aku niatin keliling beberapa supermarket besar yang menjual barang import untuk beli fleur de sel ini. Ternyata, yang ketemu malah fleur de sel made in Indonesia...horeeee!!! suka deh kalo ada produk Indonesia yang berkualitas. Dapatnya di bagian bahan makanan organic. Sebenarnya, aku udah ketemu "Sea Salt" di beberapa supermarket, tapi aku gak yakin kalo gak ada tulisan "fleur de sel", padahal ada koq dibagian belakangnya...hehehehe...

Trus kenapa aku ngotot mesti nyoba fleur de sel? well, gara-gara kemakan cerita dibeberapa blog lain tentang kelezatan garam ini apabila bercampur dengan karamel dan coklat. Ada yang di jadikan campuran es krim, permen, cake, cookies, macaroon...pokoknya versatile banget deh!. Apalagi aku naksir resep dibuku Cupcakes-nya Martha Stewart. Disana ada cupcake coklat pake filling caramel, taburan fluer de sel dan chocolate frosting yang deskripsinya bikin ngiler abeez. Gambarnya juga bikin aku gregetan pengen nyobain *hihi*. Walaupun rasanya ntah kenapa akhir-akhir ini aku terasa agak malas baking, kemarin aku paksakan juga bikin cupcakes nya dulu. Lalu aku simpan di wadah kedap udara untuk diselesaikan hari ini.

Untuk pembuatan cakenya, sebenarnya gak rumit. Prosesnya hampir sama dengan black magic cake yang aku bikin beberapa waktu lalu. Hasilnya juga sama lembutnya. Tapi terus terang, aku lebih suka texture black magic cake, karena selain lembut, juga moist. Gak tau juga apa karena untuk cupcake memang sebaiknya gak terlalu moist. Yang pasti, kalo untuk rasa, gak kalah deh enaknya. Setelah bikin cakenya ini, masih ada lagi yang harus disiapkan, yaitu bikin filling karamel dan chocolate frostingnya. Ini nih yang bikin malas, kayaknya ribet banget. Sekalipun pembuatan karamel dan frostingnya keliatan gampang, tetap aja, pekerjaan extra tuh. Wrong choice deh buat yang lagi malas baking *sigh*. Mestinya bikin yang gampang-gampang aja supaya moodku membaik dulu. Bikin pudding misalnya....hehehehe...

Next, aku bikin karamelnya. Lancar aja, sempat kaget dengan jumlah garamnya yang lumayan banyak. Tapi, karena ini tante Martha, aku percaya *cieee*. Selanjutnya, bikin chocolate frosting. Kalo dari komposisi bahannya, aku yakin enak. Tapi rasanya gak seringan frosting yang juga aku bikin untuk black magic cake. Cuma kali ini, frostingnya terlihat lebih cantik dan shinny karena ada penambahan coklat cair. Ini akan jadi frosting pilihanku untuk cake coklat hantaran. Selain lebih nyata saat di spuit, juga lebih kokoh dibandingkan yang aku sebut tadi. Setelah karamel dan frosting selesai, aku harus menyatukan semuanya. Finally, lets wrap it up!

Pertama, melubangi bagian tengah cake. Aku pake scoop es krim kecil yang biasa aku gunakan untuk bikin cookies. Lalu aku tuang caramel di tengahnya, dan di tutup dengan chocolate frosting yang aku spuit keatasnya. Humm...udah gak sabar pengen nyicip. Ternyata, rasanya lumayan complex. Rasa pahit coklat, manis caramel, buttery frosting dan asin-nya fleur de sel saling menyatu dan seperti bersaing untuk mendominasi rasa. Humm... terasa kurang familiar buatku yang biasanya selalu membuat makanan dengan menonjolkan satu bahan aja. Akupun rasanya gak begitu sreg dengan rasa asin diantara manisnya coklat dan karamel. Walaupun, aku suka banget dengan crunchy-nya fleur de sel saat digigit.

Untuk membandingkan rasa fleur de sel-nya. Aku juga nyoba cicip rasa garam kasar yang ada di dapurnya si Umi. Hasilnya? gak begitu beda jauh tuh. Aku sendiri jadi ragu buat nyoba bikin makanan yang pake fleur de sel lagi, karena aku memang lebih suka makanan dengan rasa yang jelas. Harus lebih hati-hati memilih resep yang pas. Mungkin kalau aku ketemu dengan resep yang lebih simple, misalnya caramel dan garam saja atau coklat dengan garam aja. Karena kalo ketiganya di campur, yeah...a bit too much for me.... paling gak, sekarang aku gak penasaran lagi. Bagi yang suka cupcake dengan rasa rada funky, silahkan aja di coba. Buktinya, kak Ika suka tuh...hihihihihi...

Ini resepnya, aku ketik langsung aja dari bukunya ya...



CHOCOLATE
SALTED-CARAMEL CUPCAKES

Martha Stewart

1 1/2 cup all-purpose flour
3/4 cup unsweetened Dutch-process cocoa powder
1 1/2 cup sugar
1 1/2 tsp baking soda
3/4 tsp baking powder
3/4 tsp salt
2 large eggs
3/4 cup buutermilk
3 tbsp vegetable oil
1 tsp pure vanilla extract
3/4 cup warm water

Direction :

  • Preheat oven to 350 . Line mini muffin tins with paper liners. In a mixing bowl, whisk together flour, cocoa, sugar, baking soda, baking powder and salt. Add eggs, buttermilk, oil, vanilla, and the water. With an electric mixer on low speed, beat until smooth and combined, scraping down sides of bowl as needed.
  • Divide better evenly among lined cups, filling each about two-thirds full. Bake, rotating tins halfway through, until a cake tester inserted in centers comes out clean, about 15 minutes. Transfer tins on wire racks and let cook completely. Cupcakes can be stored overnight at room temperature.
  • To finish, use a paring knife to cut a cone-shaped piece (about 1/2 inch deep) from the center of each cupcake (discard pieces). Spoon 1 to 2 teaspoon warm filling into each hollowed-out cupcake. Sprinkle pinch of sea salt over filling.
  • Fill a pastry bag fitted with a medium open-star tip with frosting. Pipe frosting onto each cupcake, swirling tip and realeasing as you pull up to form a peak. Garnish each cupcake with a pinch of sea salt. Cupcake are best eaten the day they are fulled and frosted. Store at room temperature in airtight containers (do not refrigerate) until ready to serve.

SALTED CARAMEL FILLING
Martha Stewart


2 1/2 cups sugar
2/3 water
1 tbsp light corn syrup
3/4 cup heavy cream
2 1/2 tsp sea salt, preferably fleur de sel

Direction :

Heat sugar with water and corn syrup in a heavy saucepan over high, stirring occasionally, until syrup is clear. Clip a candy thermometer to side of pan. Stop stirring, and cook until syrup comes to a boil, washing down the sides of pan with wet pastry brush as needed. Boil, gently swirling pan occasionally, until mixture is caramelized and just reaches 360F. Remove from heat, slowly pour in cream (mixture will spatter) and stir with a wooden spoon untul smooth. Stir in sea salt. Use immediately. If at any time caramel begins to harden, reheat gently until pourable.



DARK CHOCOLATE FROSTING
Martha Stewart


1/2 cup plus 1 tbsp unsweetened Dutch-process cocoa powder
1/2 cup plus 1 tbsp boiling water
2 1/4 cups (4 1/2 sticks) unsalted butter, room temperature
3/4 cups confectioners sugar, sifted
1/4 tsp salt
1 1/2 punds best-quality semi-sweet chocolate, melted and cooled


Direction :

Combine cocoa and boiling water, stirring until cocoa has dissolved. With an electric mixer on medium-high speed, beat butter, confectioners sugar, and salt until pale and fluffy. Reduce speed to low. Add melted and cooled chocolate, beating until combined and scraping down sides of bowl as needed. Beat in the cocoa mixture. If not use immediately, frosting can be refrigerated up to 5 days, or frozen up to 1 month, in an airtight continer. Before using, bring to room temperature, and beat on low speed until smooth again.


For my beloved Hubby, doaku selalu menyertai langkahmu
*big big hug*


Saturday, July 9, 2011

Our 1st Wedding Anniversary




Dirimu bukan manusia yang sempurna
Bukan manusia yang selalu bijaksana
Bukan manusia yang serba bisa
Bukan pula manusia yang luar biasa

Kau hapus sedihku dengan senyumanmu
Kau redam marahku dengan kesabaranmu
Kau gantikan sepiku dengan kehadiranmu
Kau lenyapkan takutku dengan keberanianmu

Aku bukan manusia yang sempurna
Bukan manusia yang selalu bijaksana
Bukan manusia yang serba bisa
Bukan pula manusia yang luar biasa

Kau hujani aku dengan kasihmu
Kau manjakan aku dengan kebaikan hatimu
Kau bimbing aku dengan ketulusanmu
Kau sirami hatiku dengan cintamu

Bersamamu, aku bahagia...

Jambi, 09. 07. 2011

Friday, July 1, 2011

Hersey's Black Magic Cake


Pernah gak sih ngerasa pengen banget cake coklat? cake coklat yang moist dan bener-bener nyoklat??? aiiih...kalo aku, sering banget! honestly, aku benar-benar a true chocoholic. Gak boleh makan permen, fine. Gak boleh makan nasi, no problemo. Gak boleh jajan es krim, okie dokie. Tapi kalo gak boleh makan coklat?? Aaaahhhh....mustahil!!! Kalo udah datang hasrat pengen coklat, gak akan bisa di gantikan sama yang lain. Saat udah gak tertahankan lagi, minimal secangkir minuman coklat udah cukup bikin aku puas. Kadang kalo ke supermarket, aku sering beli susu coklat kotak buat stok di kulkas dengan alasan buat si Mas yang memang suka minum susu. Padahal, aku sering ambil juga kalo lagi pengen coklat. Cuma akhir-akhir ini, aku gak ada alasan karena si Mas selalu pesan susu strawberry...Huh!

Trus kalo lagi diet gula pengen cake coklat, solusinya apa dong??? ya gak ada. Udah setengah mati aku nahan supaya gak ingat-ingat coklat cake. Tetap aja gak berhasil. Fruit cake, macaron (yang hasilnya gagal total), gak bisa menghilangkan bayangan coklat cake di kepalaku. Yep, call me super-lebay, tapi thats the truth! Dari pada aku mencari pengganti yang mungkin kadar gulanya lebih tinggi, lebih baik aku bikin aja deh. Hey, as long as everything in moderation, rasanya gak masalah..well...setidaknya, aku beharap gak masalah...ehem... So, beberapa hari lalu, mulai deh aku searching resep cake coklat yang sesuai dengan harapan ku. Paling tidak, kalo aku nanti makan cake coklat, rasanya harus benar-benar enak, sehingga kalori yang masuk gak perlu di sesali. Ogah banget kalo makan cake coklat yang gak enak tapi teteeep bikin gua ndut gak karuan aja...hihihihi...*bener kan???*


Kali ini, aku mau bikin cake yang gak perlu bikin aku ke supermarket nyari bahan. Salah satu misi-ku, mau menghabiskan bahan kue yang aku punya. Soalnya kebayang pas lebaran nanti, pasti akan nambah bahan kue di rumah. Nah, lebih baik, segera habiskan aja yang aku punya. Prioritas pertama, ya menghabiskan coklat bubuk Valrhona yang prasaan gak habis-habis. Artinya, aku harus cari cake yang murni menggunakan coklat bubuk, bukan cooking chocolate seperti biasanya. Makin banyak coklat bubuknya di gunakan, makin baik. Biar gampang, aku tanya ke Mr. Google aja, langsung to the point "chocolate powder recipes", aku malah diantarkan ke websitenya Hershey's yang ternyata memang banyaaaakkkk banget resepnya. Diantara semua resep yang ada, pilihanku jatuh sama Black Magic Cake. Bukan karena namanya yang catchy, tapi karena cake ini termasuk yang paling banyak review-nya dan banyak banget yang muji kelezatannya di blog-blog lain. Apalagi, penggunaan coklat bubuknya juga banyak, this is exactly what I'm looking for!

Setelah aku baca resepnya, sempat gak yakin juga. Resepnya tanpa mentega (di gantikan minyak sayur), tapi pembuatannya sederhana banget. Semua tinggal campur aja dan di mikser ala-kadarnya (2 menit doank). Apa bisa enak? mana bahannya walaupun simple, ada aja yang kelupaan. Terpaksa si Topo bolak-balik ke supermarket beli cuka, trus balik lagi beli kopi instant. Koq cuka?? yep, aku bikin buttermilknya pake cuka aja. Praktis. Kalo jeruk nipis, gak selalu ada di rumah. Kecuali pohon jeruk nipis yang baru di beli tadi sore udah ditanam dan berbuah...hahahahha.... yoi, aku sama si Mas lagi suka banget nambah tanaman buah di rumah. Ada jambu, lengkeng, macam-macam jeruk dan lainnya, pokoknya banyak deh. Di rumahku lebih banyak tanaman buah dari pada bunga, biasa....aku lebih suka yang bisa dimakan dari pada dilihat aja...haahaha... bercanda dink! dulu, almarhum bang Sadatku pernah pesan ke aku supaya rumah banyak tanaman buahnya, jadi kalo cucu-cucu ortuku datang, mereka bisa ngambil buahnya, dan udaranya segar. Maklum, bang Sadat dulu alergi sama debu. Nah, waktu rumah ku selesai di renovasi, pesan bang Sadat selalu aku ingat.

Back to chocolate cake...gimana rasanya???? hanya satu kata YEAH!!!! cakenya asli enaaaaak banget!!! benar-benar lembut dan super nyoklat!!! kalo suka cake kukus yang lembab, tapi ogah pake emulsifier atau emang gak punya kukusan, coba deh bikin cake ini. Di jamin gak nyesel... rasanya, gak kalah sama cake ala bakery gitu. Tadi malam, aku potong cake-nya buat sepupuku si Tona dan si Mas. Keduanya sepakat kalo cakenya enak dan lembut banget. Akupun juga suka! suka! suka! Pagi tadi, cakenya aku lapisi frosting pake resep dari website Hershey's juga. Bikinnya juga gampang sekalee, cukup pake coklat bubuk dan susu, tanpa whipcream. Rasanya enak dan bikin addicted. Benar-benar pas sama cakenya. O0h..oh...oh...tanpa kusadari, sepotong besar cake coklat yang aku tambahkan extra frosting dari sisa frosting di mangkok langsung lenyap aku makan siang tadi. Aaahh...benar-benar guilty pleasure... mungkin ntar malam, aku rela tukar jatah makanku dengan sepotong cake lagi...we'll see....*godaan..godaan..*

Ini resepnya yang aku terjemahkan dengan bahasaku sendiri. Jangan lupa, gunakan coklat bubuk yang bagus, gelap dan enak.


BLACK MAGIC CAKE
Hershey's

Bahan :

2 cup gula pasir
1-3/4 cup tepung terigu protein sedang
3/4 cup coklat bubuk Hershey's (aku pake Valrhona)
2 sdt baking soda
1 sdt baking powder
1 sdt garam halus
2 btr telur
1 cup buttermilk/susu asam*
1 cup kopi hitam atau 2 sdt kopi bubuk instant di campur dengan 1 cup air mendidih
1/2 cup minyak sayur
1 sdt vanilla extract


Caranya :

  • Panaskan oven hingga 350 F. Olesi 2 loyang bulat ukuran 9 inci atau satu loyang ukuran 13 x 9 x 2 inchi dengan mentega dan taburi tepung.
  • Aduk gula, tepung, coklat bubuk, baking soda, baking powder dan garam dalam wadah besar. Tambahkan telur, buttermilk, kopi, minyak dan vanilla. Mikser dengan kecepatan sedang sekitar 2 menit. Adonan akan terlihat cair. Tuang dalam loyang.
  • Panggang di oven sekitar 30 - 35 menit untuk loyang bulat atau 35-40 menit untuk loyang kotak atau hingga adonan di tusuk dengan lidi tidak lengket.
  • Dinginkan selama 10 mennit, keluarkan dari loyang, dinginkan di rak kawat hingga benar-benar dingin. Olesi frosting sesuai selera.
*Untuk buttermilk, aku pake 1 cup susu, tambah 1 sdm cuka putih, aduk, diamkan sebentar hingga mengental.




"PERFECTLY CHOCOLATE"
CHOCOLATE FROSTING

Hershey's


Bahan :
1/2 cup (1 stick ) mentega atau margarin (aku pake mentega tawar)
2/3 cup Hershey's cocoa (aku pake Valrhona)
3 cups gula bubuk (aku pake 1-1/2 cup aja, udah maniiisss)
1/3 cup susu cair (sesuaikan aja)
1 sdt vanilla extract

Caranya :

Cairkan mentega. Masukkan coklat bubuk, aduk. Tambahkan gula bubuk dan susu bergantian, mikser hingga kekentalannya dapat di oles. Tambahkan susu bila dibutuhkan. Aduk vanilla. (untuk 2 cup frosting).


PS : Untuk frostingnya, karena aku suka yang buttery, menteganya gak aku cairkan lagi, tapi langsung di mikser saja bersama bahan lainnya. Jumlah susunya, bisa di tambah atau di kurangi, sesuai dengan kekentalan yang diinginkan.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Anniversary

Daisypath Anniversary tickers

Ava

Lilypie Kids Birthday tickers

Eijaz

Lilypie Fourth Birthday tickers